1.1 Rumah baru

2.6K 409 83
                                    

"Uang adalah segalanya untuk hidup."

-Cale Henituse

***

Cahaya menyilaukan menusuk matanya tepat ketika Cale membuka mata. Ini lebih menyilaukan dari sebelumnya membuat Cale harus beradaptasi dengan lingkungan sekitar setelah beberapa menit barulah Cale dapat melihat dengan jelas.

Ruangan kecil yang bahkan sangat kecil tak setara dengan kamarnya di wilayah Henituse atau di Villa Super Rock bahkan setengah atau seperempat nya saja tak akan sampai. Tempat ini begitu kecil tapi cukup untuk menampung satu tempat tidur yang pas untuk satu orang dewasa,meja kecil yang di atasnya terdapat tumpukan baju lusuh,dapur kecil,dan kamar mandi.

Cale berkedip. Matanya menatap lurus ke arah jendela yang terbuka menampilkan matahari yang bersinar cerah. Tanpa sadar Cale menghela nafasnya lega, dirinya kembali merasa hidup setelah melihat warna selain hitam.

Namun, meskipun matahari menyambutnya dengan sinar hangatnya Cale merasa malas untuk bangun, meskipun kasur yang ia tempati tak selembut miliknya di rumah ini sudah cukup untuk membuat Cale kembali menutup matanya dan memilih tidur.

Rasanya dirinya baru saja berlari mengelilingi Villa Super Rock yang besar. Tubuhnya kelelahan dan berat jadi mari tidur untuk saat ini.

Dan mari cari tau nanti.

Setidaknya hanya satu yang pasti di benak Cale,bahwa dirinya hidup.

Kehidupan pemalas I'm coming!.
.

.

.

.

Cale menggosok matanya untuk kesekian kali,matanya menatap tak percaya apa yang di lihat dengan matanya sekarang.

"He~Sebenarnya apa ini?" Cale bergumam pada dirinya sendiri menatap takjub beberapa pohon apel yang tumbuh dengan baik bahkan buah yang merah tampak begitu menggoda untuk di coba,bidang kotak kecil tertanam pohon tomat,wortel dan lobak putih semua tertata rapih di sebelah rumah kecil yang Cale yakini sebagai rumahnya sekarang.

- Oh itu, ekhem..itu anggap saja...ekhem..sebagai hadiah kecil dariku.

Suara dewa kematian bergema di kepalanya.
Cale tanpa sadar cemberut.
"Hadiah kecil? Ya,ini sangat kecil bahkan aku tak menyangka dewa kematian bisa bercocok tanam kupikir tanamannya akan mati karena kau yang menanam."

-......

Dewa kematian tak mengatakan apapun dirinya merasa ter khianati akan ucapan Cale. Heh! Apa karena namanya itu adalah dewa 'kematian'.

- Yah..Berkat kau juga dewa tersegel tak kembali kedunia dan White star musnah.

"Jika kau ingin memberikan hadiah, sepertinya emas lebih baik oh atau uang juga," ujar Cale terang terangan. Hm, seperti biasa.

- Hah,aku tak menyangka pahlawan muda perisai perak rakus akan uang dan harta.

Suara dewa kematian mengucapkan seolah-olah kaget dengan pernyataan tanpa filter dari Cale. Cale sendiri hanya mengidikkan bahunya acuh.

"Kau tak bisa hidup tanpa uang," ucap Cale cuek dirinya menjongkokkan badannya menarik salah satu wortel iris merah kecoklatan nya berbinar melihat wortel yang sehat dan segar.

Apa itu happy ending?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang