- Peluk Aku Dongsaeng ( One Shoot) -

2.6K 221 71
                                    

Note : OOC⚠️ CRINGE WAHAHAHHAHA 🔇

Tolong katakan pada saya jika karakter yang saya pinjam mulai keluar dari karakter aslinya..oke? Imajinasi saya makin berkeliaran.. hmm..

Harusnya ini di pub kemarin saya lupa..

Dan Saya pikir ini One Shoot yang paling KACAU.. anda bisa melewatinya,oke?

Ringkasan

Cale marah, Kim tahu.
Cale membencinya, Kim tahu.
Cale menderita,Kim tahu.

Kim tahu segalanya tentang dongsaeng kesayangan, Cale Henituse...
Tapi ada batasan yang tak bisa di lewati Kim, dia tak bisa bebas memeluk dongsaengnya untuk sekedar menghiburnya.

Kim memiliki rantai di kedua tangannya yang mencegahnya untuk meraih Cale.

Dan Kim benci pikirannya sendiri akan meragukan kewarasannya.


***

Brak!

Prang!

"Ck! Sampah semuanya lalat menjijikkan,"

BRAG!

Seorang pemuda berambut hitam segelap malam dengan iris mata merah kecoklatan memandang kosong dinding disampingnya menulikan pendengaran dari benda benda pecahan dari luar kamarnya.

'Dia keluar..,' pikirnya mendengar suara pintu yang di banting dengan keras diiringi umpatan kasar yang masih terdengar.

Semakin lama. Suasana menjadi hening. Tidak ada lagi suara lemparan barang,tidak ada lagi umpatan kasar,tidak ada lagi yang mengendor pintunya dengan brutal.

Merasa keheningan yang mengisi.
Pemuda itu bangun dari posisi tidurnya dengan hati-hati keluar dari kamar melirik ruang tengah apartemen yang acak-acakan seperti badai tengah menerjangnya dalam sekejap.

Barang-barang keramik yang berserakan pecah di mana-mana, Bungkus makanan, botol alkohol.

"Dia masih marah?" bisiknya dengan nada lemah. Matanya terlihat lelah menatap satu persatu barang yang pecah berserakan di lantai.

Kim Henituse,pemuda berambut hitam segelap malam dengan iris mata merah kecoklatan, kulitnya putih pucat dan tubuhnya terlihat begitu rentan namun meskipun begitu Kim cukup kuat untuk membanting orang yang besar dua kali lipat dari tubuhnya sendiri (dan tak banyak orang yang percaya karena tenaganya).

Duduk di depan pintu kamarnya yang tak bisa di katakan baik, pintunya di penuhi bekas cakaran,sayatan pisau dan bekas pukulan palu yang di pukul berulang kali.

"Cale masih marah," mata merah kecoklatan terlihat mendung. Matahari yang mengintip dari balik jendela tak cukup untuk menjangkau Kim yang duduk di depan pintu kamarnya yang berada di sudut. Sinarnya tak mampu untuk meraih sosok yang lebih sering tenggelam dalam kegelapan.

Matanya melirik ke arah samping hanya berjarak 5 meter terpisah ada pintu kamar lain,itu adalah milik Cale. Adiknya, Cale Henituse yang berjarak 4 tahun lebih muda.

Apa itu happy ending?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang