Haiii readers!!! Mau ngucapin makasih yang udah vote dan seneng banget ada yang koment di part sebelumnya. Makasih ya!
Happy reading gaes.....
Anne mengepalkan tangannya kuat-kuat seraya menghunus tajam tatapan ke punggung Pangeran yang kini berjalan di depannya. Anne akhirnya menerima tawaran perbincangan Pangeran yang mengejutkan. Sudah dipastikan akan banyak kabar burung tentangnya.
Anne sudah merasa lega ketika perjalanan ke istana tadi. Karena firasatnya mengatakan akan aman. Tapi lihat! Kini Pria tampan itu berjalan di depannya beralibi ada perbincangan serius. Apakah Anne harus percaya?
Anne berhenti tepat pangeran memasuki labirin yang dibangun di taman istana. Sekejap lalu Anne terpesona, ini pertama kalinya Anne memasuki labirin taman yang indah. Jika bermain di sana, rasanya seperti menuntaskan misi menegangkan. Anne menggeleng membuang jauh-jauh pikiran tentang dunia Helen. Ini tidak akan sama. Biar bagaimana pun Anne masih hidup di dunia kerajaan.
"Apa yang ingin Kau bicarakan?" tanya Anne membuang jauh-jauh kesopanannya.
Pangeran memincingkan mata tidak sedap. Sikap Anne selalu menyalakan kobaran perang di antaranya. Padahal bagi Pangeran yang merasa tidak melakukan kesalahan selalu dibuat bertanya-tanya.
"Kau sangat tidak sopan, Lady Anne," tegur Pangeran dengan tatapan tajamnya. Anne tidak bergeming. Ia tidak akan goyah hanya dengan tatapan 'biasa' itu.
"Kalau tidak ada yang perlu dibicarakan Aku pergi," kata Anne ketus.
Anne hendak berbalik dan meninggalkan Pangeran yang tidak kunjung mengutarakan maksudnya. Ia tidak sudi berlama-lama dengan calom pembunuh itu. Anne terhuyung ke belakang ketika sebuah tangan menariknya. Dengan Gerakan cepat Ia memutar badan dan memelintir tangan Pangeran.
"Argh!" pekik Pangeran kesakitan. Namun siapa sangka, Pangeran bisa memutar posisinya hingga Anne kehilangan keseimbangannya.
Anne terdorong hingga menabrak dinding labirin itu.
DUK!
Suara yang cukup keras itu adalah tabrakan punggung Anne dengan dinding labirin. Anne memekik kecil karena rasa sakit di punggungnya. Namun Ia dibuat kepayah karena Pangeran mengukungnya.
Jarak di antara mereka hanya sisa sejengkal. Anne bisa melihat wajah tampan itu dengan leluasa. Manik mata emasnya yang menghipnotis, serta rahang tegasnya terlihat sempurna. Bagaimana bisa penulis cerita ini menggambarkan tokoh sesempurna dirinya?
Anne sedikit mendongak dengan wajahnya yang ditekuk kesal. Anne pun bertanya, "Kau sedang menguji ku?"
Tidak ada sepatah katapun keluar dari mulut Pangeran sebagai jawaban. Bibirnya tertutup rapat dengan mata yang terus menelisik Anne. Menyelam dalam ke mata kecoklatan Anne yang meneduhkan. Merekam baik-baik setiap detail wajah cantik Anne.
Anne membuang pandangannya ke samping. Pipinya seketika bersemu merah. Posisi kali ini tidak menguntungkan baginya terutama jantungnya. Apakah Pangeran bisa mendengar detak jantunnya?
"Aku bisa menendang asset berhargamu, Pangeran," ucap Anne dingin setelah mengatur ekspresi wajahnya. Kini Ia bisa bersikap seperti biasa, dingin terhadap Pangeran.
Pangeran mendelik kaget. Ia pun melepaskan tangannya yang mengukung Anne sedari tadi. Meski itu hanya ancaman, tapi Pangeran tetap menyayangi asetnya lebih dari apapun.
"Lady Anne ...," panggil Pangeran dengan suara indahnya.
"Terima kasih," ucap Pangeran yang membuat Anne menoleh bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECOND MISSION
Historical FictionHelen adalah detective muda di kantor polisi Munghai. Dia mendapat hadiah sebuah novel berlatar kerajaan dari sahabatnya, Mia. Dan Ia berjanji akan menyelesaikan bacaannya semasa liburan kerjanya karena telah menuntaskan misi. Helen mengumpat Pria t...