HALOOOOO KALAU MAU BACA PART INI, BACA DULU YANG PART SEBELUMNYA YA... KARENA PART SEBELUMNYA FULL REVISI DAN CERITANYA SEDIKIT NYAMBUNG SAMA PART INI JADIIIIIIII MONGGO BACA ULANG YA GAEEESSS
TERIMA KASIIIIIH :)))
Anne kembali lagi sesuai janjinya. Menemui pelaku yang menyerangnya di insiden lalu. Bersama dua pengawal yang sama seperti kemarin malam, Anne berjalan dengan sedikit lebih baik. Mereka bertiga bergerak secara diam-diam dan membungkam mulut para pengawal lainnya.
"Lady Anne, Saya tidak tahu apa yang membuat Anda bertindak seperti ini. Tapi, Saya katakan ini hari terakhir Anda bisa melakukan hal seperti ini," kata Tuan Lyan, pengawan berambut hitam legam itu.
"Aku tahu. Terima kasih sudah mau bekerja sama," jawab Anne percaya diri. Ia harus mendapat jawabannya malam ini dan langkah selanjutnya akan Ia urus sendiri.
Anne berbelok ke koridor di sebelah kanannya. Melangkah dengan kaki cepatnya menuju ruang jeruji. Dua pengawal itu berhenti di depan ruangan dan membiarkan Anne masuk.
Mata Anne langsung tertuju pada Pria semalam. Tuan Scot namanya. Ia mendapatkan info dari Tuan Lyan. Anne melangkah mendekat ke Pria yang kini menunggunya. Tapi tidak hanya itu, tiga pelaku kini sadarkan diri dan menatapnya penuh selidik.
"Kau sudah lebih baik?" tanya salah satu dari mereka. Anne mengangguk sebagai jawaban dan ikut berjongkok menyamakan tinggi mereka.
Anne memajukan badannya mendekat ke mereka dengan tatapan seriusnya. Menatap satu persatu pelaku yang sempat menyerangnya.
"Sepertinya Mereka menepati janji. Perlukah Aku mengucapkan terima kasih secara langsung ke Mereka karena meringankan hukuman hari ini?," ucap Anne membuka percakapan.
Tuan Scot membelalak terkejut. Ia tidak menyangka Lady di depannya sampai melakukan hal itu meski hanya mendapat keringanan hukuman.
"Lady ...," gumam Tuan Scot dengan mata berkaca-kaca.
"Aku senang Kalian memiliki tenaga hari ini. Tapi Aku tidak punya banyak waktu," ucap Anne membuang wajah pedulinya.
"Katakan padaku apapun yang Kalian tahu tentang mereka," pinta Anne tanpa basa-basi.
Tuan Scot dan lainnya terdiam. Anne bisa melihat keraguan di mata mereka. Anne menyentuh jeruji besi itu sampai menimbulkan suara berkarat sedikit.
"Aku tahu Kalian ragu. Karena apapun keputusan yang diambil akan beresiko nyawa kalian," ucap Anne dengan mata membara.
"Tapi, keputusan kalian hari ini akan berdampak besar di hari-hari selanjutnya. Tolong putuskan yang terbaik," pinta Anne berusaha membujuk.
Tuan Scot menatap lekat manik mata Anne. Berusaha meyakinkan diri untuk membuka mulut atau tidak. Ia melihat penampilan Anne yang sedikit lebih baik meski kepalanya masih terperban, jalannya masih terlihat kesusahan. Ia sangat tahu serangan itu tidaklah menimbulkan luka kecil. Tapi sudah termasuk hebat bisa melawan tiga Pria dan selamat.
"Kami 'tak pernah melihatnya ataupun mengenal salah satu dari mereka. Kami hanya di perintahkan dan mendapat bayaran tinggi untuk itu," jawab Tuan Scot sedikit ragu. Tetapi mulutnya berbicara dengan lancar mengatakan apa yang diketahuinya itu.
Anne mengernyit bingung mencerna perkatan Tuan Scot.
"Jadi maksudnya. Kalian hanya diperintah melalui pengawal di bawah tangannya?" tanya Anne memastikan.
"Ya. Kami hanya melihat pengawal yang membawa Kami mengambil keputusan ini," jawabnya.
"Lanjutkan," pinta Anne.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECOND MISSION
Historical FictionHelen adalah detective muda di kantor polisi Munghai. Dia mendapat hadiah sebuah novel berlatar kerajaan dari sahabatnya, Mia. Dan Ia berjanji akan menyelesaikan bacaannya semasa liburan kerjanya karena telah menuntaskan misi. Helen mengumpat Pria t...