Waaahh terima kasih para readers kuuu. Dapet semangat dari kalian jadi punya ide buat lanjutin ceritanya nih. Jangan lupa Vote dan commentnya yaaa
Pangeran bangun dengan suasana hati yang indah. Cahaya pagi mengintip-intip di celah jendela. Tidak biasanya di hari liburnya terbangun cepat. Biasanya Pangeran bisa seharian bergelung di balik selmut atau pergi ke suatu tempat sendirian. Kapan lagi hari libur bagi Pangeran ketika pekerjaan menumpuk?
Pangeran menatap langit-langit kamarnya. Meletakkan kedua tangannya di bawah kepala seraya menerawang jauh tentang semalam. Pipinya bersemu merah dan bibirnya mengulum senyum malu-malu.
Pangeran segera bangkit dan membersihkan diri. Ia berniat menemui Anne karena rasa rindunya tidak bisa di tahan. Tentang pernyataan Anne yang menerima lamarannya membuat Pangeran semakin gencar menemui Anne. Pangeran memiliki alasan kuat untuk bis amenemui Anne terus menerus. Anne menerima lamarannya, tentu saja menjadi tunangan bagi Pangeran. Hanya saja perlu memberitahukan pada keluarga masing-masing sehingga nanti tidak akan ada kesalahpahaman.
"Pangeran!" pekik seorang pelayan yang terkejut melihat Pangeran sudah memakai baju dengan rapih. Ia hendak menyiapkan perlengkapan mandi untuk Pangeran seperti biasa. Tapi Pangeran sudah berdandan gagah dengan pakaian seperti biasanya.
"Bagaimana Clith? Apa Aku sudah tampan?" tanya Pangeran seraya menatap penampilannya di depan cermin.
Tuan Clith yang bekerja sebagai Pelayan mengurus Pangeran dibuat terkejut lagi. Tidak biasanya Pangeran menanyakan hal yang sudah pasti. Sejak kapan keturunan kerajaan memiliki rupa yang buruk?
"Anda tampan dan sangat bersemangat hari ini, Pangeran," jawab Tuan Clith dan membantu merapihkan pakaiannya.
"Tapi ini hari libur Anda. Tidak biasanya Anda bangun pagi," celetuk Tuan Clith berusaha menuntaskan rasa penasarannya.
"Bangun pagi itu baik untuk kesehatan Clith," balas Pangeran beralibi. Padahal Tuan Clith melihat kuluman senyum Pangeran sedari tadi. Ia mengetahui dengan jelas suasana hati Pangeran yang sedang baik.
"Oh! Anda ingin berkencan?" tanya Tuan Clith seraya melayangkan tatapan menggoda.
"Hahahaha. Tidak! Kenapa Kau berpikiran seperti itu?" tawa Pangeran meledak. Ia merasa malu karena seseorang menyadarinya.
"Bernarkah? Anda pasti akan berkencan. Dengan siapa? Aku mengenal Lady ini? Oh! Lady Anne!" tebak Clith tepat sasaran. Tawa Pangeran kembali meledak. Rasanya sangat mudah terbaca bahkan oleh pelayan yang pekerjaannya selalu di istana. Siapa sangka mulut para pelayan selalu menyebar lebih cepat di istana. Rumor secuil apapun akan terlihat menghebohkan karena Para Pelayan selalu bergosip.
"Sudahla! Terima kasih sudah membantu," ujar Pangeran dan berlalu pergi dari kamarnya meninggalkan Clith yang mengulas senyum bahagia.
Clith mengetahui bagaimana Anne menolak secara terang-terangan pada Pangeran. Di pesta, jamuan teh, dan pesta lalu yang hampir merengut nyawa Anne. Clith berpikiran mungkin saja Anne perlahan sudah membuka hatinya. Karena Pangeran terlihat sangat bahagia. Seperti mekarnya para bunga di musim semi. Apakah bisa dinamakan musim cinta tahun ini?
Pangeran menghirup dalam-dalam udara pagi di istana. Setelah menyelesaikan sarapan pagi seperti biasa, Ia berjalan-jalan mengitari istana dengan hati yang senang. Untuk pertama kalinya Pangeran dengan ramah menyapa setiap orang yang dilewatinya.
"Selamat pagi Bibi Mul! Kau terlihat sangat bahagia pagi ini," sapa Pangeran pada kepala pelayan dapur. Bibi Mul tersentak namun mengulas senyum pada akhirnya.
"Ya. Ada kabar baik dari putraku. Tentu saja Aku bahagia," balasnya.
"Oh ya. Kabar apa itu?" tanya Pangeran penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECOND MISSION
Historical FictionHelen adalah detective muda di kantor polisi Munghai. Dia mendapat hadiah sebuah novel berlatar kerajaan dari sahabatnya, Mia. Dan Ia berjanji akan menyelesaikan bacaannya semasa liburan kerjanya karena telah menuntaskan misi. Helen mengumpat Pria t...