VOTE GAEEEEEEES :)
HAPPY READING YAAA :)
30 menit yang lalu,
Seorang Pria paruh baya yang menjabat sebagai Dokter istana, kini berlarian kecil menuju suatu ruangan. Bersama orang-orang yang membantunya di bidang kedokteran, mereka berlarian kecil karena suatu hal.
"Kenapa Kalian tidak bilang sedari tadi?!" tanya Sang Dokter dengan raut kesalnya.
"Meski Kita hanya mengecek keadannya. Tapi gadis itu tamu istimewa di sini! Bahkan Raja turun tangan untuk meminta batuan ku!" gerutunya di tengah larian kecilnya.
Dua orang pelayannya hanya menunduk dan mengucapkan maaf. Hari itu mereka di sibukkan dengan penelitian dan merawat beberapa ksatria yang terluka akibat pelatihan. Karena itu juga, Dokter melupakan jadwal rutin untuk mengecek keadaan Lady Anne.
Pintu ruangan yang berisi tempat peristirahatan keluarga Raja terbuka lebar. Pengawal yang berjaga di sana segera membuka pintu ketika melihat Dokter istana berlari dengan buru-buru. Napasnya terengah meski berlari tidak seberapa jauh. Dan lebih dikejutkan lagi karena Pangeran sudah berdiri menunggunya.
Pangeran mengilangkan tangannya ke depan dan menatap tajam pada Pria yang bertugas merawat Anne.
"Jelaskan nanti tentang keterlambatan Kalian. Sekarang masuklah dan periksa Lady Anne," ucap Pangeran dengan nada dinginnya. Dokter mengangguk dan masuk lebih dulu setelah mengetuk pintu kamar Anne.
TOK TOK TOK!
"Saya Dokter istana. Saya akan masuk Lady," ucap Sang Dokter dan membuka pintunya.
CEKLEK!
Pintu terbuka perlahan bermaksud tidak ingin mengejutkan Sang Pemilik ruangan. Sang Dokter masuk kemudian mengernyit bingung. Matanya menangkap ruangan yang kosong. Ranjang yang bersih dan tidak lusuh sudah jelas belum tersentuh. Morgan pergi ke kamar mandi untuk mengecek dan mendapatkan hasil yang sama, kosong.
"Apa Lady Anne sedang ijin keluar?" tanya Sang Dokter seraya menatap Pangeran yang memasang wajah terkejut.
"Lady tidak ada di ruangan ini, Pangeran," lapor Max, salah satu ksatria yang bersamanya.
Pangeran mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ia berusaha menahan pikiran negatifnya. Anne tidak mungkin berpergian dalam keadaan sakit apalagi hujan mulai mengguyur kota mereka.
"Cari ke seluruh istana dan temukan Lady Anne secepatnya!" titah Pangeran 'tak terbantahkan. Semua orang bergerak mencari Anne yang kemungkinan berada di suatu ruangan di istana. Kabar hilangnnya Anne pun sampai di telinga Raja dan Ratu yang hendak beristirahat.
"Apa yang terjadi, Nak?" tanya Ratu dengan wajah khawatirnya.
"Anne hilang, Bu."
"Ya ampun! Bagaimana bisa? Di luar juga hujan. Apa yang terjadi sebenarnya?" kebingungan Ratu hanya dijawab kediaman Pangeran. Ia tahu Ibunya sangat khawatir tapi saat ini harus menemukan keberadaan Anne dulu.
Pangeran menyusuri koridor menuju ruang tahanan. Dua pengawal yang pernah ditemuinya di koridor yang sama kini melaporkan hal.
"Lady Anne tidak ada di ruang tahanan Yang Mulia," lapor Tuan Lyan.
Pangeran mengusap wajahnya kasar. Wajahnya memerah seakan ingin meledakkan amarahnya. Tidak mungkin ada orang yang menculiknya ketika pengawalan bertugas.
"Pangeran, sebenarnya beberapa kali Lady Anne mendatangi orang tahanan," ucap Lyan menceritakan hal yang diketahuinya.
"Apa?" Pangeran ditambah bingung dengan informasi yang baru di dengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECOND MISSION
Historical FictionHelen adalah detective muda di kantor polisi Munghai. Dia mendapat hadiah sebuah novel berlatar kerajaan dari sahabatnya, Mia. Dan Ia berjanji akan menyelesaikan bacaannya semasa liburan kerjanya karena telah menuntaskan misi. Helen mengumpat Pria t...