30

21.5K 2.2K 47
                                    

Hari ini hari keberangkatan Axious dan Axeous ke Akademi. Arabella sedang bersiap-siap di kamar anaknya. Menyiapkan semuanya, sambil mengomeli para pelayan agar barang anak anaknya tidak ada yang tertinggal.

"Lea kau sudah masukkan selimut yang hangat untuk Axious... Ah, jangan lupa Axeous harus membawa sapu tangan berwarna biru itu... Apa lagi yang kurang" ujar Arabella.

"Sayang... Anakmu kapan kapan bisa pulang, bahkan Mereka bisa pulang seenaknya, Mereka anak keluarga Alaxarka" ujar Faretya.

"Kau tau apa Faretya. Anak kita akan tinggal jauh dari kita"ujar Arabella.

Faretya yang merasa di omeli istrinya hanya diam sambil menatap Arabella yang heboh sendiri.

"Ibu sudah cukup, jika ada yang ketinggalan aku bisa kembali atau mengirim surat" ujar Axious.

Arabella yang menatap Faretya lalu berpindah kepada Axious dan terakhir Axeous yang tertidur. Arabella pun menghela nafas.

"Baiklah ayo berangkat sekarang" ujar Arabella.

Faretya pun menggendong Axeous lalu menuju kereta yang akan mengantar mereka menuju Akademi.

.....

Kereta keluarga Alaxarka berada di depan gedung Akademi. Semua para bangsawan yang melihat kereta milik Duke Alaxarka pun memusatkan pandangan mereka pada sang Duke yang baru saja turun, lalu di ikuti Arabella yang memegang tangan Faretya, dan di susul kedua anak mereka.

Semua menatap keluarga Duke dengan kagum. Bagaiman bisa semua anggota keluarga Duke Alaxarka seperti di berkati oleh Tuhan. Paras yang rupawan, bakat yang seperti tidak ada habisnya. Benar benar jika ada yang mendapatkan keturunan Alaxarka akan sangat beruntung.

Arabella menatap kedua putranya, lalu memeluk mereka.

"Ingat kau tidak apa jika nakal, tapi harus berprestasi. Jika kau tak berprestasi maka kau harus jadi anak penurut" ujar Arabella.

"Saran macam apa itu Sayang. Dimana mana kau harus memberi tau mereka 'kalian harus menjadi anak baik, dan belajar dengan baik' begitu" ujar Faretya tak habis pikir dengan Arabella.

"Mereka akan memasuki masa pubertas, jika semakin dilarang maka mereka akan semakin melakukan. Maka dari itu, biar mereka mencoba, tapi dalam batas tertentu. Jangan kekang mereka" ujar Arabella.

"Ya kau benar. Berbuat onarlah kalian berdua" ujar Faretya.

Mereka sekeluarga pun masuk kedalam Aula Akademi. Akademi akan menyeleksi para murid baru yang akan belajar di Akademi.

Dimana para murid akan bertarung selama 10 menit. Siapa yang tumbang atau tidak bisa mengangkat pedangnya lagi maka dia yang kan kalah.

Duke Alaxarka pun juga turut bersama tetua untuk melihat penyeleksian. Saat Axious akan bertarung semua terkejut dengan lawannya.

Axeous.

Saudaranya sendiri, kembarannya yang menjadi lawannya. Faretya pun menoleh ke arah tetua. "Aku tak mengira jika ini kebetulan. Ini adalah hal yang seru bukan?" Ujar Faretya yang membuat orang-orang yang berada di sana merinding.

Sedangkan Arabella terkejut siapa yang akan menjadi lawan putranya. Kedua putranya berhadapan sambil memegang pedang di tangannya. Tangan Arabella pun bergetar, semua pikirannya tertuju pada ucapan sang Ayah.

"Axious dan Axeous yang saling berhadapan, tubuh dan pedang mereka di penuhi dengan darah"

Axeous pun mulai mengangkat pedangnya, Axious pun ikut mengangkatnya.

"Aku tak akan mengalah kakak" ujar Axeous.

"Aku juga" balas Axious.

Axeous pun maju menyerang Axious. Axeous mengarahkan pedangnya pada lengan kanan Axious. Axious pun dengan cepat menangkis serangan Axeous.

Selama 5 menit pertarungan Axeous hanya menyerang, dan Axious menangkisnya. Axious benar benar tidak di beri jeda oleh Axeous untuk menyerang, maka dari itu Axious hanya bisa menangkisnya.

Saat detik detik terakhir Axious tak sengaja menatap iris mata kanan Axeous. Mata itu berubah menjadi hitam.

Lalu tiba tiba gambaran Axious yang memeluk Faretya dengan tubuh berlumuran darah pun terlihat di dalam pikirannya.

Hal itu membuat Axious kehilangan fokus atas pertarungannya.

Srek

Pedang Axeous berhasil melukai lengan kiri Axious. Lalu Axious terduduk memikirkan apa yang baru saja di lihatnya. Axious hanya duduk lalu menundukkan kepalanya.

Axeous pun langsung membuang pedangnya. Dia benar benar tidak menyangka jika pedangnya akan mengenai kakaknya.

"Kakak" ujar Axeous yang langsung menghampiri kakaknya.

Sedangkan Arabella yang sedang menonton pun menutup mulutnya, dia benar benar terkejut dan khawatir akan Axeous.

"Kakak" ujar Axeous sambil memegang pundak sang kakak. Lalu Axeous mengeluarkan sapu tangannya dan menahan keluarnya darah diri lengan Axious.

"Kak lakukan mantra penyembuh" ujar Axeous.

Axious pun menatap Mata Axeous. Warna matanya mereh seperti biasanya. Lalu menatap sang ibu, ibunya melihat mereka dengan tatapan khawatir.

Lalu Axious menatap sang Ayah. Ayahnya Duke Alaxarka, duduk dengan tatapan datar, menatap kedua anaknya. Lalu tangan Axious bergetar, Ia pun menatap tangannya.

Ayahnya berada di pelukannya dengan berlumuran darah.

........

Hai hai hai

Aku up

Jangan lupa vote

Tungguin kelanjutannya ya

Have a nice day

Stepmother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang