5

57K 6K 42
                                    

Flashback

Keluarga Duke Alaxarka tengah berduka. Saat kelahiran Faretya tiba tiba kediaman Duke di serang oleh sekelompok. Seharusnya di hari itu adalah kabar bahagia, karena lahirnya penerus dari Keluarga Duke.

Owe... Owe...

Tangis bayi memenuhi ruangan. Sang ibu yang sedang memeluk bayinya yang baru saja di lahirkannya.

Brak

Suara pintu di buka paksa. Duke Gerald Alaxarka terburu buru menuju ke arah Istrinya. "Lari lha... Kau akan di arah kan ke jalan rahasia oleh kepala pelayan, ada kereta yang menunggumu. Lalu pergi menuju kediaman Marquess Escord. Minta tolong lha padanya. Dia akan menolong mu" ucap Duke.

"Bagaiman dengan.. hisk... mu, lagi pula... Hiks... dimana... Hiks... semua kesatria... Hiks... kediaman... Hiks... hiks" ucap Duchess Diana Alaxarka.

"Aku rasa ini ada campur tangan dengan penyihir hitam"

Duchess Diana yang mendengarnya pun kaget. Karena kerajaan menentang keras adanya ilmu hitam. Konon katanya penyihir hitam terakhir sudah dikalahkan oleh Raja ke IV. Bagaimana bisa ada penyihir hitam lagi.

Duchess Diana pun berlari sambil membawa bayinya. Kepala pelayan pun menuntun sang Duchess melewati lorong lorong bawah tanah.

Saat akan mencapai gerbang tiba tiba Duchess Diana merasakan jantungnya di tekan sangan keras. Duchess Diana pun merasakan sesak nafas.

"Ba.. wa.. anak... Ini.. na..ma.. Fa.. Faretya" ucap Duchess Diana ter putus putus, sambil menyerahkan bayi itu ke pada kepala pelayan.

Kepala pelayan pun menggendong tuan mudanya dan langsung berlari. Saat dia sudah sampai ke kediaman Marquess. Kesatria kediaman Marquess Escord yang melihatnya pun terkejut dan langsung menolongnya. Mereka tau jika itu adalah kepala pelayan kediaman Duke Alaxarka.

Marquess dan Marchioness Escord pun langsung turun saat mendapat laporan jika kepala pelayan kediaman Duke datang dengan baju yang dipenuhi bercak darah.

"Ada apa kenapa kau datang dengan seperti ini" ucap Marquess. Marchioness pun yang melihatnya pun langsung mengambil alih bayi dari tangan kepala pelayan dan langsung menenangkannya.

"Ke-kedia-man Duke di-se-serang, na-ma tu-tuan mu-muda Faretya" ucap Kepala pelayan Duke, yang langsung jatuh dan menghembuskan nafas terakhir nya.

Sang Marquess yang mendengarnya pun langsung menyuruh komandan kesatria kediaman dan beberapa kesatria untuk menuju kediaman Duke Alaxarka.

Saat sang Marquess sudah di depan gerbang kediaman Duke Alaxarka. Dia pun merasakan bahwa kekuatannya di tekan.

"Penyihir hitam" ucap Komandan kesatria.

"Bagaimana bisa" ucap kesatria lain.

"Prioritas kita adalah mencari Duke dan Duchess, kalian mengerti?" Ucap Marquess.

"Baik Tuan" ucap semua kesatria.

Mereka semua pun langsung masuk ke dalam kediaman. Marquess Escord pun langsung menuju ke arah dimana kamar sang Duke dan Duchess. Tidak menemukan siapa pun, Marquess pun berlari menuju ruang kerja.

Marquess pun kaget dan merasa dirinya seperti di timpa batu besar. Temannya tergeletak tidak bernyawa sambil memegang pedang dan tangannya memegang lukisan sang Duchess Diana yang jatuh.

"Tuan kami menemukan sang Duchess". Ucap Komandan kesatria sambil mengangkat mayat sang Duchess Diana.

Marquess pun mengambil alih mayat sang Duchess Diana, menggendongnya lalu berjalan menuju ke arah kamar Duke dan Duchess. Lalu turun kembali dan mengangkat mayat Duke dan menaruhnya di samping Duchess.

Kedua temannya meninggalkannya secara bersamaan. Duke Gerald Alaxarka dan istrinya Duchess Diana, teman dari kecilnya. Padahal kemarin baru saja dia dan istrinya mengunjungi kediaman Duke.

"Kenapa kalian meninggalkan anak kalian, bangun kalian... Heh kau Gerald bangun dan urus anakmu, jangan merepoti istriku yang sedang mengandung... Jangan mau enaknya saja kau bajingan" ucap Marquess Escord. "Diana kau juga bangun, ingat janjimu jika kau ingin mengajarkan cara melukis pada istriku, jika istriku marah... Tidak ada ampun lho".

Semua yang mendengar segala ocehan sang Marquess pun ikut prihatin. Mereka tau jika Duke Alaxarka, Duchess Alaxarka dan Marquess Escord berteman baik dari kecil. Tentunya kehilangan seseorang yang sangat di sayangi adalah pukulan yang sangat mendalam.

Marchioness yang menyusul pun terkejut melihat kedua sahabat suaminya terbaring tidak bernyawa. Marchioness langsung memeluk mayat sang Duchess. Menumpahkan semua tangisannya.

"Hei... Putramu sangat tampan.. kau tidak ingin melihatnya, dari tadi dia menangis sepertinya ia ingin di gendong oleh mu, ayo bangun gendong Faretya kecil". Ucap Marchioness Escord. Marquess Escord pun langsung memeluk sang istri.

------------

Hai hai hai...

Part ini full flashback... Mungkin part selanjutnya juga.

Maaf ya kalo gk dapet fell nya.

Oke

Have a nice day everyone,🥰

Stepmother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang