Semua sedang berkumpul di ruang makan setelah penyambutan tersebut. Kursi kepala keluarga yang awalnya kosong, sekarang telah di isi sang pemiliknya. Faretya Alaxarka.
Arabella yang duduk bersebelahan dengan Axeous, di seberangnya duduk Isabella. Samping Axeous ada Eros berikutnya Axious. Benar benar mereka tidak ada yang ingin duduk di samping Isabella.
"Ah iya, aku lupa bekum mengenalkan mereka. Isabella ini keluarga ku... Ini Istriku Arabella, kedua putraku, Axious yang pertama dan adiknya Axeous, lalu kakak ipar ku Eros Escord" ujar Faretya memperkenalkan.
"Sa-salam kenal" ujar Isabella yang gugup karena tatapan Eros.
"Salam kenal juga" ujar Arabella dengan nada datarnya. Yah semenjak Faretya tidak pernah memberi kabar apapun, sifat Arabella berubah 180 derajat.
Sifat ceria dan sabarnya tergantikan dengan muka dingin dan nada datar.
Faretya yang melihatnya hanya bisa menatap istrinya dengan tenang. Faretya beranggapan jika Ia nanti menjelaskan semuanya, Arabella akan merubah sifatnya menjadi seorang gadis yang dikenalnya.
Berbeda dengan Faretya, Isabella, Ia benar benar panik dan merasa tidak nyaman dengan situasi disini. Apalagi tatapan Eros yabg seolah olah ingin memakan manusia.
"Sudah. Ayo kita mulai makannya" ujar Faretya sambil menatap istrinya dengan senyuman.
"Faretya kemarikan piring mu" ujar Isabella tiba-tiba.
Arabella yang ingin mengulurkan tangannya untuk mengambil piring sang suami pun langsung terhenti. Axious langsung menatap Isabella dengan tajam.
"Entah Lady Isabella belajar atau tidak. Tapi menurut buku hukum Lady urutan ke 36. Lady yang sudah menikah harus melayani sang suami termasuk di meja makan. Seingat ku, Ibuku bernama ARABELLA bukan ISABELLA. Atas dasar apa Lady Isabella melakukan hal ini?" ujar Axious. Bocah umur 8 tahun itu benar-benar pandai berbicara.
Arabella hanya diam menonton kelakuan sang putra pertamanya. Ingin menegur sendiri pun bukan cara yang baik. Jika memang maksud Isabella ingin memainkan peran, maka Arabella akan meladeninya.
"Sudahlah Axious... Kau membuat Isabella tidak nyaman... Selama ayah menjalankan misi Isabella yang mengurus Ayah" ujar Faretya.
"Pantas kau betah, dan tidak pulang pulang" ujar Eros dengan nada menyindir.
"Lalu bagaimana dengan ibu yang dari tadi tidak nyaman?" ujar Axeous dengan santai sambil memainkan rambut Ibunya. "Rambut ibu benar benar halus" lanjutnya seolah olah tak peduli dengan kalimat sebelumnya.
"Terimakasih putraku Axeous. Sudah tak perlu di permasalahkan. Ayo makan" ujar Arabella dan membiarkan Isabella mengambilkan makanan Faretya.
"Isabella mulai sekarang juga akan tinggal di sini bersama kita" ujar Faretya santai.
Semua yang mendengarnya langsung terkejut. Bagaimana bisa seseorang yang tidak ada ikatan darah atau kekerabatan dengan pemilik kediaman tinggal di rumah ini tinggal di kediaman. Apalagi takutnya membuat rumor yang tidak tidak bermunculan di luar sana. Apalagi Duke yang membawanya.
"Kepala pelayan, siapkan kamarnya" ujar Arabella. Semua yang mendengarnya pun terkejut. Semua mengira Arabella akan menolak mentah mentah.
"Baiklah aku juga akan tinggal lebih lama. Aku masih sangat merindukan adikku" ujar Eros. Eros benar benar tidak terima atas semua kelakuan Faretya hari ini.
"AKU TIDAK MAU" teriak Axious dan Axeous secara bersamaan.
"Axious, Axeous memang kenapa?" tanya Faretya.
"Sudah lanjutkan makannya, dibahas nanti saja" ujar Arabella mencoba untuk menghindari perkelahian Ayah dan kedua putranya.
Benar benar Arabella dari tadi menatap kearah Faretya dan Isabella. Entah apa yang dipikirkan. Saat matanya bertabrakan dengan Faretya. Arabella hanya memberikan senyumannya.
"Sekalinya pulang. Kau membuat ku ingin menjadi janda sesungguhnya" batin Arabella.
----+----
Selesai makan siang Arabella berjalan menuju ke ruang kerja. Banyak pelayan yang menyapa Nyonya-nya itu.
Saat sampai di ruang kerjanya, Arabella membuka dokumen perjanjian pengalihan nama Gua berisi kristal yang di penuhi mana itu. Benar benar itu bisnis miliknya. Tanpa ada campur tangan Alaxarka. Seolah Arabella sudah bersiap akan menjadi janda.
Merasakan tiba tiba ada dua orang yang duduk di sebrang meja kerjanya.
Arabella mendongakkan kepalanya."Aku ingin berbicara sesuatu" ujar Faretya.
"Ya" balas Arabella.
"Maaf aku lama tidak mengabari mu. Disana benar-benar harus diselesaikan dengan rapi. Lalu kasus disana juga ternyata lebih parah." Ujar Faretya, lalu menjelaskan segalanya kepada Arabella.
Arabella mendengarkan suaminya dengan baik. "Baiklah aku terima semua permintaan maaf mu. Mungkin aku sudah, tapi aku tidak tau bagaimana anak anak" ujar Arabella lalu melanjutkan perkerjaan-nya. "Ah... Bolehkah ruangan ini menjadi ruangan ku?... Aku sudah nyaman di sini" tambah Arabella.
"Ya... Segalanya untuk mu, sayang" ujar Faretya.
Arabella yang mendengarnya pun menegang. Seolah olah banyak kupu-kupu yang berterbangan di perutnya. Benar benar rindu panggilan itu.
"Ah... Aku juga inggin memasukkan nama Isabella ke dalam keluarga Alaxarka" ujar Faretya tiba tiba.
Arabella yang awalnya merasa di terbangkan kelangit, tiba-tiba di jatuhkan begitu saja.
Arabella menatap Faretya dengan hati hati, lalu berpindah pada Isabella.
"Apa maksudmu Faretya?" ujar Arabella. Arabella pun berdiri dan menatap sang suami. "Ah... Terserah padamu, tapi asal kau tau. Dengan kau memasukkan namanya ke dalam daftar keluarga Alaxarka, sama saja kau menjelekkan namaku. Tak menghargai ku sebagai Nyonya kediaman ini. Ah... Memang kapan aku kau anggap penting Tuan Duke Faretya Alaxarka yang terhormat" tambah Arabella, lalu pergi dari ruangan tersebut.
-----++++------
Hai hai hai....
Jangan lupa vote ya...
Kalo ada typo komen yak...
Have a nice day 🥰

KAMU SEDANG MEMBACA
Stepmother [END]
FantasíaArabella Escord, nona muda dari keluarga Marquess Escord. Gadis yang di titahkan oleh Raja untuk menikah dengan Duke Alaxarka, kabarnya Duke memiliki dua putra. Tidak ada seorang pun yang tau pernikahan awal Duke. "A child is a curse or a miracle?"...