18

27.4K 2.8K 82
                                    

Arabella sedang menatap bulan dari balkon kamarnya. Memikirkan semuanya benar benar  membuat lelah. Arabella bisa memaklumi jika suaminya baru saja bisa pulang karena ada tugas dari kerajaan, tetapi mengapa harus membawa wanita lain. 

"Kau belum tidur?" 

Arabella menoleh ke arah sumber suara tersebut. Melihat kakak laki lakinya berdiri dengan membawa segelas susu di tangannya. Memang bawaan dari ibunya, sebelum tidur mereka harus minum sussu terlebih dahulu.

"Minum dulu, baru nanti tidur" ujar Eros sambil memberikan segelas susu yang ada di tangannya. Arabella pun menerima dan langsung meminumnya hingga habis. Setelah itu mereka berdua sama sama menatap langit malam yang entah mengapa terlihat cantik saat ini.

"Ingin meminta bantuan menyingkirkannya atau membunuhnya" ujar Eros dengan santai.

"Jangan macam macam kak. Faretya masih suamiku. Aku tidak ingin menjadi janda untuk sekarang" balas Arabella.

"Ya sudah lah... Mau apa lagi, aku kembali ke kamar, jangan tidur telalu larut" ujar Eros sambil mengelus rambut Arabella.

Setelah Eros pergi, keadaan menjadi hening kembali. Arabella kembali menatap langit malam, tiba tiba Arabella merasakan ada seseorang yang memeluknya dari belakang.

"Aku merindukanmu" ujar seseorang tersebut.

"Aku juga" balas Arabella.

"Maaf mengejutkan mu, tiba tiba aku pulang sambil membawa wanita lain. Benar bukan maksudku untuk menduakan mu atau apapun itu" ujar Faretya. Ya... Yang memeluk Arabella adalah Faretya, Suami Arabella.

"Maka jelaskan, siapa dia" ujar Arabella.

"Dulu aku pernah dikirim untuk berperang di daerah selatan, lalu aku masuk kedalam kelompok prajurit yang dipimpin oleh Divas Kausal. Dia adalah kakak Isabella. Aku merasa berhutang budi kepada Divas Kausal, Ia banyak mengajariku dan menolong ku saat perang tersebut. Mengetahui Divas telah tiada, dan hanya adiknya saja yang hidup, aku ingin membalas budi tersebut" ujar Faretya menjelaskan.

"Tapi ada cara lain bukan?" Ujar Arabella.

"Jika kau tidak suka dengannya. Aku bisa memisahkan dia dengan kita. Mencari rumah atau kediaman lain untuk Isabella bukan hal buruk. Bagaimana?" Ujar Faretya sambil memainkan rambut Arabella.

"Bukannya aku tidak suka padanya. Aku juga selalu menghargai keputusan mu. Tapi orang lain yang tidak mengerti situasi yang sebenarnya akan beranggapan buruk. Benar jika kita tidak usah terlalu memperdulikan opini orang lain, tapi terkadang opini orang lain bisa berguna untuk kita sendiri. Namamu hampir saja sangat jelek, karena tidak pulang selama 2 tahun lebih, lalu sekarang kau membawa seorang wanita. Coba kau pikir apa yang dipikirkan orang lain tentang keluarga kita?" Ujar Arabella.

"Apalagi aku belum memiliki anak kandung sendiri. Masyarakat sudah mengganggap ku gagal menjadi seorang wanita mungkin" ujar Arabella sambil melepaskan pelukan Faretya.

"Maafkan aku"

"Sudah tidak usah di bahas. Kau jadi memasukkan Isabella dalam keluarga Alaxarka?" Ujar Arabella sambil membaringkan tubuhnya di kasur.

"Tidak... Sepertinya kau menolak" ujar Faretya sambil mengikuti Arabella yang berbaring.

Arabella hanya diam tidak menanggapi Faretya. Arabella pun tidur memunggungi Faretya. Faretya langsung berbaring dan memeluk istrinya dari belakang.

"Aku sudah lama tidak tidur dengan memeluk dirimu. Aku benar-benar merindukanmu, aku mencintaimu" ujar Faretya sambil menciumi tengkuk leher Arabella.

Arabella yang mendengarkannya hanya diam tidka membalas perkataan Faretya. Entah apa yang dipikirkan Arabella.

----+----

Sinar matahari menerobos masuk di sela sela tirai yang menutupi jendela kamar. Seorang pria yang masih tertidur merasa terganggu dengan sinar tersebut.

"Selamat pagi" suara seorang wanita menyapa lembut di pendengaran pria tersebut.

"Pagi sayang" balas Faretya. Pria itu adalah Faretya, akhirnya setelah sekian lama Faretya dapat mendengarkan sapaan selamat pagi tersebut dari mulut Istrinya. Pagi hari yang menyenangkan.

"Bangun dan mandilah. Sebentar lagi kita akan sarapan. Aku pergi melihat anak anak dahulu" ujar Arabella yang sudah selesai bersiap.

"Huum"

Arabella pun menghampiri Suaminya. Lalu mengelus kepala Faretya, menyingkirkan rambut rambut yang menghalangi wajah tampan Faretya tersebut.

Faretya yang diperlukan seperti itu oleh istrinya membalas dengan mencium bibir istrinya sebentar tapi berkali kali.

"Sudah cepat mandi" ujar Arabella yang mulai kesal dengan sikap Suaminya, tapi tak dapat di pungkiri juga dia suka dengan sikap suaminya.

"Kau sangat cantik sayang" ujar Faretya.

"Aku tau, aku memang cantik"

"Apa seharusnya aku tidak memujimu, aku takut kau besar kepala"

"Hahahaha memang itu kenyataannya" ujar Arabella dengan percaya diri.

"Kau tak memujiku?" tanya Faretya.

"Untuk apa"

"Menyesal aku memujimu" ujar Faretya pelan.

"Kau bilang apa?"

"Tidak"

----++++

Hai semua aku up lagi

Jangan lupa vote ya...

Have a nice day 🥰

Stepmother [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang