"Dengar"
Aku membungkuk menatap wajahnya yang penuh dengan keputus asaan.
"Dia mungkin saja pergi. Kau harus menerimanya. Terkadang.. hidup itu tidak adil. Tapi, kau tidak benar-benar tahu bahwa di balik permasalahan yang kau hadapi sekarang, selalu ada jalan menuju ke arah yang lebih baik. Rencana Tuhan untuk mu kedepannya."
Ia menatapku dan air matanya berlinang.
"Empat tahun yang lalu, Aku kehilangan 3 orang yang sangat ku cintai. Aku sama seperti mu pada waktu itu. Aku bahkan merasa hidup ini tidak ada gunanya. Aku merasa hidupku hanyalah sebuah kutukan yang harus di akhiri. Tapi kau lihat sekarang? Kalau saja dulunya aku tidak ditinggalkan seperti ini, Aku tidak akan bisa meneguhkan hati berjuta-juta orang yang di tinggalkan. Tuhan selalu punya rencana"
Aku tersenyum.
"Lewat aku, berjuta-juta anak muda bisa sembuh dari tekanan dan frustasi akibat di tinggalkan oleh orang yang dicintainya. Dan. Lewat kau juga nantinya, akan terjadi hal yang sama"
Ia memelukku. Sangat erat.
"Terima kasih."
Aku pulang ke rumah. Hari ini aku resmi pindah ke Chicago. Aku meninggalkan Vegas.
Beberapa barangku masih berada dalam koper dan beberapa box. Ku rasa aku hanya akan merapikannya.
Aku melangkahkan kakiku ketumpukan box-box itu dan meraihnya.
"Bu, Apa aku boleh bermain diluar sebentar?"
Seorang anak laki-laki kecil datang menghampiriku dan memeluk lututku. Tinggi badannya masih sama tinggi dengan pinggangku.
"Hei. Zack kecil. Tentu saja. Tapi jangan terlalu jauh dan lama. Kau bisa menepati janjimu?"
Ia menatapku, tersenyum dan mengangguk.
Ya. Tidak perlu ku jelaskan panjang lebar. Ia adalah anakku. Zack William. Zack kecil selalu mengingatkanku pada Zack Bryant. Itulah kenapa aku menamainya Zack.
Dua tahun yang lalu, Aku memutuskan untuk menikah. Dengan seorang pengusaha kaya dan muda bernama Ben William. Hidup harus terus berlanjut dan Air mata harus segera terhapus, bukan?
Dia pria yang baik. Ia mengenal Zack sama seperti aku mengenalnya.
Tiga tahun yang lalu aku diundang untuk berbicara di seminar yang bertema 'Depressed problem" Dimana seminar itu di hadiri oleh 2000 anak muda yang terjangkit kasus narkoba, pemabuk berat, judi, perokok dan hal-hal serupa lainnya.
Mereka semua berkumpul, Karena satu alasan. Mereka merasa putus asa karena ditinggalkan. Sama seperti ku dulu.
Setelah aku berbicara, sesuatu terjadi. 2000 anak muda di ubahkan. 2000 anak muda lepas dari segala dosa yang membuat mereka rusak. 2000 anak muda merelahkan dengan tulus kepergian orang yang mereka sayangi.
Semenjak itu aku memutuskan untuk mendirikan pusat rehabilitasi bagi anak-anak muda yang depresi. Di Chicago. Sebelumnya aku hanya pulang dua minggu sekali ke Chicago dari Vegas. Tapi sekarang aku sudah tinggal disini.
Pandanganku tiba-tiba tertarik oleh sebuah Kotak besar. Kotak berwarna putih. Sepertinya sudah tidak asing lagi.
Aku berjalan mendekatinya. Ada memori diatasnya. Aku berusaha mengingat sesuatu.
Memori. Memori. Memori. Memori.
Memori! Memori handycam!
Ini kotak yang diberikan Zack padaku sebelum ia pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Your Sad Ending
RomanceDi balik dinding ini aku terjebak, Dan bayanganku telah pergi. Aku sudah keluar dari pikiranku, Duduk dan menunggumu datang. Aku mencoba untuk berteriak di dalam, Tapi tak seorangpun mendengarkan. Kau tahu apa yang kurasakan di dalam? Kau tidak tahu...