Chapter 2

23.7K 882 27
                                    

"Tuan muda Vanessa"

Suara yang sudah tidak asing lagi itu terdengar dari depan pintu kamarku yang membangunkanku. Itu adalah suara Clark, Asisten pribadiku.

Dengan posisi yang entah bagaimana bentuknya diatas kasurku yang berukuran 2,5 m x 3 m, aku berkata

"Ada apa? Ayah pulang cepat lagi? kau tahu? aku tidak peduli"

"Bukan itu tuan, Guru privat tuan sudah datang."

"Oh Guru privat."

tidak lama setelah berpikir sebentar, Mataku tiba-tiba terbuka dengan bulat.

"Kau bilang apa? Guru privat? sejak kapan aku punya guru privat?"

"Ayah tuan yang memesannya. Apa tuan tidak membaca surat di atas meja belajar tuan?"

"Surat?"

Aku melompat dari kasurku dan mengambil surat itu. Setelah penghukumanku Ayah memang selalu meninggalkan surat padaku sebelum berangkat kerja.

"Vanessa, Sesuai dengan janji Ayah, Ayah akan memesankanmu guru privat yang akan mengajarmu setiap hari. Ia akan mulai bekerja pada hari ini"

Sial! Ayah!!

Akhirnya mau tidak mau aku pun beranjak dari kasurku dan berjalan ke perpustakaan pribadi Ayahku.

Langkah ku terhenti saat aku melihat seorang laki-laki berambut lurus cokelat terang yang sudah tidak asing lagi itu duduk di meja belajarku. Ugh, Tuhan! kenapa harus laki-laki ini lagi??

"Pulanglah, Aku tidak sedang ingin belajar"

Laki-laki itu serentak melihatku dengan kaget.

"Nessa?"

"Nessa? Nessa? Nessa? Apa bisa kau berhenti menyebut namaku seperti itu setiap kali kau melihatku? kau membuatku muak."

"baiklah, duduklah. kita mulai belajar"

"Apa kau tuli? Aku sudah bilang aku tidak sedang ingin belajar"

"baiklah, Kalau kau tidak sedang ingin belajar, Ayo kita jalan"

"Tidak, pergilah. Aku juga akan pergi ke markas balapan."

"b..baiklah"

Tidak lama laki-laki itu pun menyingkir dari hadapanku.

Aku merapikan topiku dan berangkat ke markas balapan.

Sebenarnya, Markas itu bukan hanya sekedar perkumpulan untuk anak balapan, tapi untuk anak-anak street dance dan grafiti juga. Dan aku adalah salah satu dari mereka.

"Hai guys"

"Akhirnya kau datang juga nes!"

Kata salah satu sahabatku yang bernama Alice.

Musik pun diputar dan beberapa di antara kami mulai menari. Termasuk aku. Setelah beberapa jam aku ingin ke toilet dan betapa kagetnya aku saat melihat Joe dengan perempuan lain sedang berduaan.

"Joe?"

"Nessa? S..sejak kapan kau disini? ku kira kau tidak bisa datang?"

Aku berlari meninggalkan mereka dan segera naik ke mobil. Joe terlihat mengejarku tapi tidak ku hiraukan.

Diperjalanan, Air mataku terus saja keluar, Kenapa laki-laki tidak ada yang benar? sejelek apa aku sampai aku bisa di permainkan dengan laki-laki murahan seperti itu? Aku tahu aku memang freak, Aneh, mengerikan dan tidak ada gunanya. Tapi kenapa ia harus mempermainkanku seperti ini?

I Am Your Sad EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang