Chapter 10

8.6K 459 3
                                    

Penyesalan itu Selalu muncul pada akhirnya.

Penyesalan itu Selalu membua kita ingin mengulang segalanya.

Penyesalan itu memukulku sampai aku tergeletak tak berdaya

dan semua penyesalan ku.. Tidak ada gunanya.

"Sosoknya selalu ada untukku. Dia adalah orang yang selalu menemaniku disusah maupun dukaku. Dia memberi warna baru dikehidupanku setelah kehidupanku yang benar-benar hancur."

Aku menatap Zack. Ia tersenyum dan mengangguk. Aku menutup mataku dan menarik nafas panjang.

"Dia adalah harta berharga yang pernah diberikan Tuhan bagiku. Harta yang tidak akan pernah rela aku lepaskan. dia memberiku arti hidup yang sebenarnya. ia membawa sebuah keceriaan dihari-hariku.."

Aku menarik nafas lagi, setetes air mata telah membasahi wajahku. Nafasku menjadi sesak.

"Hari itu, ia meminta sesuatu padaku. Aku berjanji aku akan berubah dan menjadi yang lebih baik. T..tapi diakhir-akhir hidupnya, aku tidak ada bersama.."

Aku menutup mulutku dan tertunduk, bahuku terguncang hebat.

"A..Aku mencintainya dengan sepenuh hatiku, aku tidak akan melupakannya, sampai akhir nafasku.."

Aku menghapus air mataku. Suasana yang tadinya sepi, menjadi ribut karena tepuk tangan banyak orang dari bawah Altar gereja. Aku menunduk dan berjalan turun.

Aku sedang berada dipemakaman Mia. Ia meninggal dua hari yang lalu. Aku tidak lagi frustasi seperti pada saat ia sakit dulu. Kali ini aku benar-benar merelakannya.

Aku berhenti dibangku dimana Zack duduk dan aku duduk disitu. Ia memelukku. Aku menarik nafas dan mencoba untuk tidak menangis.

"Kau tidak apa-apa?"

Zack menatapku. Aku tersenyum dan mengangguk.

---------------------------------------------

Aku melangkahkan kaki ku dengan sangat bahagia menyusuri koridor penjara. Seperti biasa, Zack menjengukku. Aku masuk keruangan kecil yang sudah tidak asing itu lagi. Aku tersenyum ke arahnya, terduduk dan memakai headphoneku.

"Aku punya kabar gembira untukmu"

Aku sangat bahagia. Aku sudah menunggu saat-saat ini.

Alis Zack terangkat.

"Oh ya? Apa?"

"Aku baru saja menghadapi sidang pengadilan kemarin"

"Benarkah? Apa keputusannya?"

Aku tersenyum.

"AAAAAA!!!"

Aku berteriak sekencang mungkin sampai Zack melepas Headphonenya.

"Apa-apaan? Jangan bercanda"

"Aku tidak bercanda, kau tau hasilnya apa? Tuntutanku di cabut, dan bulan depan aku bebas!!!!"

"Apa? ini masih 3 tahun.."

"Ya aku tahu! AAAA!"

Ia terlihat sangat bahagia, begitupun denganku. Aku sangat bahagia.

"Hari bebasku itu tepat hari ulang tahunmu, aku merayakannya!"

Aku tersenyum. dan Zack juga.

"Kau tahu apa yang aku pikirkan?" tanyaku.

"Alize at Palmz!"

"7PM"

Kami tertawa. Umurku telah memasuki 20. Aku berencana akan memberikan jawaban atas perasaan Zack ke pada ku di ulang tahunnya nanti. Aku sangat bahagia.

I Am Your Sad EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang