Chapter 3

16.4K 694 16
                                    

Aku sedang terduduk di sebuah Ranjang untuk bersantai di pinggir kolam berenang rumahku. Seperti biasa, Rumahku sangat sepih. Aku hanya melihat beberapa pelayan yang sedang bekerja. Aku menatap bayangan wajahku yang bergerak-bergerak semu di atas permukaan air kolamku. 

Sepertinya aku butuh teman. Mungkin kesendirian inilah yang membuatku cuek. Tiba-tiba saja aku mendapat ide. Aku mengambil Ponselku, menyentuhnya dan mengirim sms ke Zack. Ini adalah ponsel ku yang tidak berhubungan dengan Zack, jadi dia tidak tahu kalau ini aku.

"Hai, Apa ini Zack Bryan?"

Aku tersenyum sendiri dan menunggu balasan dari Zack. Apa dia akan tahu? semoga saja tidak. Aku mau menerornya, ini pasti akan menyenangkan.

"Ya, ini siapa?"

"Aku Audy Fhont. Aku bersekolah disekolah yang lain denganmu. Kemarin aku melihatmu dengan seorang gadis di The Venetian. Apa itu pacarmu?"

"Oh, dari mana kau dapat nomor ku?"

"Itu tidak penting, jawab pertanyaanku. Bisa?"

"Bukan, dia hanya sahabatku."

Hatiku terasa berbunga-bunga. Apa? ia menganggap aku sahabat? Aku tersenyum-senyum sendiri dan mengganti posisi dudukku berhubung dengan posisi ku sudah mulai tidak nyaman.

"Oh. Dia cantik. Benar, kan?"

"Ya, Dia memang cantik."

Hatiku bertambah berbunga-bunga. Aku kira selama ini dia hanya menggodaku dengan mengatakan aku cantik. Tapi ternyata dia jujur. Dia memang baik.

"Kita lanjutkan sebentar, aku harus pergi sekarang"

"Baiklah, dah"

"Aku siap!"

Suara yang tidak asing itu memecahkan keheningan disekitarku. Aku menoleh ke tempat laki-laki itu berada. Ia memegang sebotol bir yang biasa ku minum. Seulas senyuman tersungging di bibirku.

"Kau membawanya?"

"Ya pasti, Aku itu jantan. Bukan pengecut seperti Joe"

"Terserahlah. Eh, kau bawa gelasnya? ayo minum sekarang"

"Ok"

Zack tampak menuang sebotol bir itu kedalam sebuah gelas kecil. Ia mendekatkan gelas itu ke mulutnya dan dengan muka tidak yakinnya, Aku menatapnya dan Akhirnya ia meminumnya. Betapa lucunya raut wajahnya setelah meminum bir itu.

"Uekk.. Aku tidak mengerti, Apa yang kau sukai dari minuman ini"

"Tidak usah banyak bicara, Masih ada segelas lagi"

 Setelah beberapa menit memperhatikan gelas yang berada di tangannya, akhirnya ia meminum gelas kedua itu. Dengan diminum dua gelas kecil tentu saja bir itu belum habis. Kurasa aku butuh segelas.

"Kau puas?" 

"Ya..ya..ya kita bicarakan nanti, ok? berikan padaku. Sekarang giliranku"

"Eitts.. kau ingat perjanjian kita? kau tidak boleh minum seminggu, dan itu dimulai dari hari ini. Mengerti?"

"Ayolahh.. kau jahat sekali, Segelas saja"

"Tidak, kau pikir kau tidak jahat menyuruhku minum zat berbahaya itu?"

"Ini tidak adil"

"Baiklah, sekarang kita beralih ke peraturan selanjutnya"

"Apa lagi?"

I Am Your Sad EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang