Chapter 13 : Journey In Chicago

9.7K 455 22
                                    

Seluruh nafasku terasa terhembus begitu saja. Aku merasa sesak dan jantungku berhenti berdetak.

Ia pindah dan tidak pernah mengabariku? Apa sebenarnya yang dia mau? Aku tidak percaya ia melupakanku begitu saja.

Aku terdiam diruang tamu itu. Masih merenung. Suasana nyaman di ruangan itu membuatku lebih tenang sekarang.

Bibi memberikanku tissue. Dan aku menerimanya berhubung air mataku sudah mulai membasahi pipiku.

"Aku minta maaf. Zack mengatakan ia butuh waktu yang tepat untuk memberitahumu"

Apa bahkan sangat berat untuk memberitahuku bahwa kau pindah!? Hah?

Aku tidak membalas. Aku menerung sebentar.. Dan menarik nafas panjang.

"Hari sudah malam, ku rasa kami harus pulang. Dan Bibi juga pasti sangat lelah.. Bukan maksud kami untuk menunjukkan ketidak sopanan.. Tapi..-"

Aku berniat berdiri dan Bibi memegang tanganku.

"Aku mengerti. Tidak apa-apa.."

Aku tersenyum dan membantu Michelle berdiri. Kami berjabat tangan dan tersenyum.

Kami berjalan ke pintu dan tiba-tiba Bibi berkata:

"Aku mohon kamu jangan marah, dan jangan langsung pulang. Zack akan pulang nanti dan akan ku suruh dia menemuimu. Kalian harus menyelesaikan ini baik-baik"

Aku membalik, mengangguk, dan tersenyum.

Kami naik ke dalam mobil.

"Bawa kami ke hotel, pak"

Aku memalingkan wajah ke jendela. Ini benar-benar membingungkan. Ada apa dengannya hah? Dia kenapa?

Michelle memegang bahuku.

--------

Keesokan paginya, aku tidak benar-benar berniat bangun pagi. Malam ini malam natal. Tapi, tetap saja. Aku tidak akan bersemangat kemana-kemana.

Aku terbangun dari tempat tidur setelah beberapa percakapan dengan diriku sendiri lalu Aku bersiap-siap dan bergegas pergi.

Aku mengenakan pakaian hangat,kupluk,dan boots. Michelle masih tertidur, jadi aku meninggalkan pesan disebelah tempat tidurnya.

Aku hanya sedang ingin mencari udara segar pagi. Karena, jujur saja, kepalaku terasa seperti mau pecah.

Aku masuk kedalam lift dan menuju ke lobi. Suara Percakapan beberapa orang, suara monoton dari pengeras suara, suara kariawan hotel dan beberapa tamu yang bercakap-cakap tertangkap jelas oleh telingaku.

Aku berjalan dan tersenyum kepada petugas hotel yang menyapaku dan membukakan ku pintu lobi.

Aku seperti : Astaga! Apa semua orang di chicago selalu memperlakukan orang lain seperti ini? Hidup mereka jelas indah.

Aku berjalan-jalan di pinggir jalan yang cukup ramai. Sudah ku katakan, malam ini malam natal. Anak-anak berlari-larian dimana-mana.

Langkah kakiku terhenti saat melihat sosok seorang pria yang tidak lah asing lagi dimataku berdiri tepat didepanku.

"Mencari angin, hah? Atau.. Aku?"

"Zack? K..kenapa bisa.."

Aku langsung memeluknya dan ia memelukku. Butuh waktu yang lama sehingga kami berdua melepaskannya.

"Kita masih sama ya? Sama-sama suka udara pagi. Makanya aku menunggumu di lobi selama 1 jam setengah karena aku tidak boleh naik karena tidak punya kartu.."

I Am Your Sad EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang