14

5.1K 696 37
                                    

Ini terjadi sehari setelah kemarin mereka pulang dari mendaftar pernikahan. Pada tengah malam yang dingin di Jingshi, Lan Wangji turun dari ranjang untuk menerima telepon dari ponselnya.

Wei Wuxian pun ikut terbangun, matanya berkedip kecil untuk menyesuaikan lampu yang telah di nyalakan. Sebelum Lan Wangji mengangkat dia mengecup kening Omeganya dan pergi menerima telepon di luar. "Tidurlah lagi," katanya.

Tapi Wei Wuxian tidak bisa, karena dia sekarang sudah terbiasa dengan pelukan hangat suaminya yang melingkupi tubuhnya ketika mereka berbaring di ranjang yang sama. Jadi dia bangun dan bersandar di sandaran ranjang. Sambil menguap kecil ketika tangannya ikut mengambil ponsel dari nakas sebelah. Dari mata kelabunya dia melihat pukul 2 pagi dari layar ponsel.

Wei Wuxian menoleh ke arah pintu yang terbuka ketika mendengar suara Alphanya tampak marah, aroma Cendana yang biasa menenangkan berubah pahit dan asam karena kesal. Keningnya berkerut kecil, dia segera turun dari ranjang dan mengambil jaket suaminya yang hangat lantas berjalan keluar.

"Lan Zhan," panggilnya lembut. Suaminya menoleh ke belakang dan memintanya mendekat dengan isyarat mata. Wei Wuxian segera menurutinya sampai lengan besar Lan Wangji melingkarinya posesif.

"Merepotkan mu, Hua Cheng."

Wei Wuxian melirik ke wajah Lan Wangji yang semakin gelap. Dia kembali berbicara, "Ya. Gusu akan menyambut tim anda."

"Baik, Terimakasih." Kalimat penutupnya terdengar seperti lonceng kematian.

"Anri," panggil Lan Wangji seketika. Mengejutkannya ketika seorang Beta datang dari arah paling gelap dari halaman depan Jingshi. "Buka Gerbang untuk tamuku dan siapkan mobilku juga."

Pria itu mengangguk, "Dimengerti Er Gongzi."

Lan Wangji segera mengusirnya, dia lantas membawa istrinya lagi masuk. "Aku akan pergi," tukasnya.

"Kemana?" tanya Wei Wuxian setelah Lan Wangji memintanya duduk.

"Ibu kota," tukasnya. Ia segera mengenakan seragam resmi dengan cepat dari lemari. Wei Wuxian menelan ludah oleh intensitas dan aura luar biasa dari suaminya.

Tapi masih memberanikan diri lagi berujar, "Lagi? Kenapa?"

Merapikan seragamnya dia menoleh pada istrinya yang cemberut, menatapnya datar. "Aku tidak bisa menjelaskannya."

"Aku ikut kalau begitu!"

"Tidak kali ini."

Wajah cantiknya segera patah, sakit dan kecewa. Keningnya berkerut kecil tapi seperti sapuan angin, itu menghilang begitu saja. Omeganya merasa ketidaksukaan tapi Lan Wangji pikir ini masih lebih baik daripada memarahinya karena bertingkah manja.

Wei Wuxian terdiam. Keheningan yang membentang menjadi tidak nyaman dan menyesakkan. Omega itu merasa seperti akan demam ketika ia mulai meraba punggung lehernya, seluruh tubuhnya terbakar dari telapak kaki hingga puncak kepalanya. Yang Wei Wuxian pikir mungkin ini hanya perasaannya.

Lan Wangji bertingkah aneh, tak ada senyum dan seringai dari bibirnya yang biasa. Apakah barusan dia juga memarahinya tanpa sadar karena memintanya ikut? Ataukah karena ia tidak sadar diri akan situasi dan membuat Alphanya jengkel?

Wei Wuxian menunduk, Ah... Pasti dua-duanya.

"Aku pergi, sekarang."

"Oh, Baiklah." Wei Wuxian berbisik dan dengan pelan, dia bergumam, "Pergilah kalau begitu." Tapi Wei Wuxian tidak menahan kekesalannya, baik pergilah kalau begitu!

Lan Wangji mendekatinya, Alpha itu melihat Wei Wuxian tersentak oleh gerakannya. Pada saat ia memeluknya pun, tubuh Omeganya tegang.

Wei Wuxian bernapas dengan mantap, tenang, dan tidak bergerak. Dia menutup matanya, siap untuk tidak menjadi terlalu marah di usianya yang sudah dewasa. Dia bahkan tidak terlalu mendengar bagaimana Alphanya bertutur kata manis, Kata-kata yang begitu berat namun begitu lembut lagi karena dia terlanjur marah dan kecewa. Bergumam di rambutnya, napas hampir mencium kulitnya sebelum benar-benar pergi.

Saat merasakan kehangatan itu menghilang dan menyisakan aromanya saja, Wei Wuxian mendengar sesuatu pecah. Sebuah retakan dan itu diikuti oleh suara gemerincing yang keras.

Oh benar, itu ponselnya yang terjatuh dari tangannya yang kelu. Matanya mengikuti ke bawah, Namun tidak serta merta dia ambil, dia hanya berguling kembali ke atas ranjang.

Wei Wuxian merasa mati rasa, patah, dan lelah. Dia merasakan sesuatu yang hangat di pipinya, mengalir dan membasahi kulitnya. Dia mengangkat tangan dan menyentuh matanya.

Dia menangis, Wei Wuxian menelan ludah.

"Kenapa aku menangis?" Gumamnya rendah.

.

Range Rover putih dari tamu Lan Wangji telah datang, mereka bertiga baru saja keluar ketika dia pun baru saja keluar ke halaman Gusu bersama pengurus wanita tua yang mengekor di belakang.

"Panggil Wen Qing untukku setelah ini," ujarnya.

Wanita tua itu mengangguk pasti dan pergi, hanya ada satu pria Beta yang mengenakan pakaian resmi hitam. Tak ada ekspresi disana.

Dari pada itu semua, ketiganya yang mendengar menahan nafas ketika seseorang yang di minta datang oleh Jenderal Lan merupakan dokter super sibuk di Negara mereka, tapi Wen Qing adalah dokter pribadi keluarga Lan jadi mereka tidak terlalu terkejut dengan pemanggilan itu.

Shi Wu Dhu bergerak ke depan terlebih dahulu dan mengajaknya bersalaman. "Menganggu waktu istirahat Anda Jenderal."

Lan Wangji menjabat tangannya, "Tidak apa-apa."

Shi Wu Dhu segera memperkenalkan anggotanya, Pei Ming dan Ling Wen. Mereka semua Alpha.

Ling Wen, "Kami merepotkan Jenderal karena menganggu waktu liburannya dan selamat atas pernikahannya juga."

Lan Wangji mengangguk, mulai mengambil pemantik dan rokok,  menyelipkan di bibirnya, Ada senyum tipis di wajahnya setelah dia menyalakan rokoknya. Tapi Alpha tidak menanggapi ucapan itu.

Mereka kembali menatap penuh perhitungan karena dari auranya, Jenderal Lan masih belum ingin bergerak.

Dan seperti yang diduga, ketiganya harus menunggu sampai sepuluh menit sebelum Alpha Lan menghabiskan rokok yang sebenarnya belum habis, membuang ke bawah dan menginjaknya dengan sepatu bot hitamnya. Menjilat bibirnya ketika akhirnya dia fokus dan menyapukan mata cerahnya yang tajam kepada tiga Alpha di hadapannya.

Mereka menahan nafas tercekat, Lan Wangji menertawakan wajah mereka. "Hua Cheng pasti menasehati kalian banyak sekali sebelum bertemu denganku."

Ketiganya tidak tahu harus menanggapi bagaimana. Skeptis ketika mengangguk, Seluruh orang tahu perang besar di Negara bagian X ditaklukkan oleh Jenderal muda tapi bagian dimana kebrutalan militer yang di pimpin Lan Wangji baru saja dipastikan lagi oleh Ketua Hua mereka ketika mobil mereka menuju ke Yunshen.

Kebetulan Ketua mereka pernah berlatih bersama, gabungan antara kepolisian dan kemiliteran.

Jadi rumor itu bukan isapan belaka.

"Jangan terlalu tegang, aku hanya menghukum penghianat. Dan kalian bukan orang-orang itu."

Lan Wangji memintanya bergegas masuk ke mobil. Beta yang berdiri akhirnya meminta tuannya berhati-hati sambil membuka pintu mobilnya.

Dia masuk kearah pintu tanpa menjawab tapi berhenti untuk melirik sekali lagi kebelakang, anehnya dari mata Ling Wen itu berpendar sangat lembut.

Siapapun yang di nikahi Jenderal Lan, warga sipil yang masih menjadi misteri karena namanya belum di publikasikan sangat luar biasa karena menjinakkan binatang buas ini.























Purwakarta,
22/08/2021

Jadi, kenapa dia kesana? Ayo berikan pendapat kalian ramaikan lapak fio😂

Fyi, I'm so sorry for Mamih Wei in this chapter. 🤗

This Is Love? [Wangxian Omegavers Pt.3] -TAMAT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang