21 (Revisi)

4.6K 496 28
                                    

Erangan yang malas, guling yang terjatuh di bawah lantai. Selimut tersingkir menonjolkan kulit pucat berbilur dan penuh ruam merah serta biru.

"Suami... Lima menit lagi," katanya serak masih menutup mata. Menggulingkan tubuhnya hingga memunggungi seseorang dibelakang.

"Sudah waktunya untuk bangun," jawab Lan Wangji, meletakkan satu tangan di atas tangan Wei Wuxian. Wei Wuxian hanya mengintip dengan satu mata dan memakunya dengan tatapan marah.

"Lan Zhan, matahari bahkan belum terbit," dia mengerang dan menarik. Lan Wangji pergi dengan mudah, selamanya terperangkap dalam arus Wei Wuxian, dan membiarkan Wei Wuxian mengumpulkannya kembali ke dalam pelukannya. "Saya pikir kita diizinkan untuk menjadi sedikit malas."

"Ayo, Er Gege... Temani Wei Ying-mu sebentar."

"Wei Ying," tegur Lan Wangji ringan, tetapi itu tidak berpengaruh karena istrinya menatapnya dengan nakal mengernyitkan sudut matanya dan Lan Wangji hanya bisa menghela nafas dan kembali memanjakannya. Bahkan setelah tiga hari heat berakhir, Wei Wuxian semakin lengket. Bukan berarti dia tidak menyukainya.

"Kita harus bangun sekarang, sayang."

"Baiklah baiklah! Baik! Aku akan bangun. Tapi kamu harus menciumku dulu! Hanya dengan begitu aku akan memiliki energi yang cukup untuk bangun dari tempat tidur kami yang sangat hangat dan sangat nyaman." Ini sangat tidak tahu malu dan Lan Wangji harus menciumnya dengan cepat, sebelum suaminya menyadari senyum kecil yang berusaha terbentuk di sudut mulut Lan Wangji.

Dia mendorong Wei Wuxian ke punggungnya saat mereka berciuman, lambat dan mudah, dan mereka dengan cepat melewati batas lima menit Lan Wangji sebelumnya, tetapi tidak ada yang sangat cenderung untuk menyebutkannya.

Ada suara iritasi dibelakang. Serta muntahan yang dibuat-buat.

"Kalian menjijikkan. Berhenti saling menghisap." Gerutuan tak henti sampai sana. "Dan kau.... Wei Wuxian! Bangun, dasar pemalas!"

Wei Wuxian melirik ke sampint dan berkedip setelah melihat Jiang Cheng dan Kakak Wangji yang tersenyum pengertian.

"Cheng-cheng, kau datang!"

"Tentu saja," Tukasnya kesal seperti biasa. "Dan berhenti memanggilku itu."

Pipinya merah padam. Sepupunya yang sudah lama tidak dia temui masih sekeras yang dia tahu. Dia lebih dari sehat tidak seperti yang di beritakan pada televisi. Melambai dengan senyuman cerahnya.

"Xichen Ge, kau juga!"

"Mn, Apakah Adik We sudah membaik?"

"Ya. Lan Zhan merawatku dengan baik."

Lan Xichen tampak senang. Sementara Jiang Cheng mulai kembali berbicara.

"Bisakah kalian pergi dulu, ada yang ingin aku bicarakan dengannya."

"Tidak, Lan Zhaaan... Jangan pergi, Cheng-cheng pasti akan memukuliku!" Wei Wuxian berkata dengan dramatis, memegang lengan suaminya erat. Tapi Jiang Cheng hanya menyeringai dan berjalan kearahnya untuk mencubit pipi Wei Wuxian.

"Ada atau tidak ada suamimu disini, aku tetap bisa memukulimu bocah ceroboh! Berhenti membuat khawatir semua orang."

Wei Wuxian mengusap pipinya, berkaca-kaca dengan mata rusa besarnya mengadu pada suaminya yang perkasa. "Lan Zhan, lihat...lihat... Dia mencubitku."

Lan Wangji hanya tertawa lalu mencium pipinya yang baru saja di cubit. "Lihat apakah sudah sembuh?"

Giliran Wei Wuxian yang mengangguk malu-malu, "Sekarang bersiaplah sementara Jiang Cheng ada disini. Aku dan XiongZhang ada didepan."

This Is Love? [Wangxian Omegavers Pt.3] -TAMAT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang