Happy reading!
.
.Biantara Samudera: Jam 7 gue tunggu di Oasis
Sebelum magrib, Bian kembali mengingatkan. Melihat pesannya, mustahil kalau pemuda itu berniat mengajaknya berkencan.
Terakhir, mereka makan malam bersama sambil membicarakan tren bisnis terbaru. Kali ini, sepertinya makan malam mereka akan membahas topik lain. Setelah tiga bulan menumpang di salah satu kamar kos-kosan Bian, Via berjanji untuk mencari tempat tinggal baru.
Entah ke mana ia akan pindah. Yang jelas, ia masih belum siap untuk kembali tinggal bersama Ibu dan Leo. Via belum sanggup menemui ibunya secara langsung, tanpa rasa jengkel dan jengah. Dia masih butuh waktu.
Leo sendiri berulang kali menyinggung ibunya yang rindu dengan anak gadis satu-satunya. Ibunya sudah tahu kalau Via tengah menetap di Jogja selama tiga bulan terakhir. Namun beliau tidak bersikeras menemui Via, mengingat kesalahannya yang meninggalkan bekas cukup dalam di masa lalu.
Dalam waktu tiga menit, Via sudah memasuki Oasis. Ia disambut Bian, yang tengah berjaga di pos kasir. Melihat penampilannya malam ini, Via jadi berpikir yang tidak-tidak.
"Hai," sapanya lalu menarik segaris senyum. Dia menilik penampilan gadis itu, tidak jauh berbeda dari biasanya. "Kita makan malam di atas ya."
Bian lebih dulu menaiki tangga, disusul Via. Mereka menaiki satu-satunya tangga curam yang tersembunyi di balik dinding antara toilet dan dapur. Tempat yang diperuntukkan khusus untuk staf Oasis beristirahat sejenak di siang hari.
Wajah gadis itu menegang. Begitu sepenuhnya berada di lantai dua, mereka tidak hanya berdua. Di salah satu meja bundar berkaki rendah, ada dua orang lain yang duduk bersila saling berhadapan. Dua sosok yang tidak pernah Via sangka kehadirannya, mengingat keduanya cukup loyal mendukung Dimas dan Dinara di SmallHelp.
Aries dan Oji.
"Hai Vi," Aries menyambutnya dengan segaris senyum di wajah. Berbeda dengan Oji, yang tampak acuh tak acuh dengan kehadirannya.
"Hemm," gumam Via. Dia tahu cepat atau lambat akan bertemu mereka lagi setelah mendengar kabar keduanya hengkang dari SmallHelp.
"Sini Vi, gabung." Suara Bian menggerakkan Via untuk melepas sendal. Ia pun mengambil duduk di antara Aries dan Bian.
"Aku nggak mengira bakal ketemu kalian di sini," komentar gadis itu datar. "Apa yang membuat kalian datang kemari? Dimas dan Dinara membuang kalian juga?"
"Membuang?" Bukan Aries, justru Oji yang bereaksi keras. "Jangan samain kami dengan lo, Vi. Kami nggak pernah merasa dibuang sama mereka."
Mendengar itu, Via tersenyum miring. "Oya? Kalau kalian merasa nggak dibuang sama mereka, kenapa kalian ada di sini, tepat setelah berita SmallHelp diakuisisi Putera Group dan kalian dipecat oleh Dimas dan Dinara?"
"Vi," Bian berusaha menenangkan Via yang mulai emosi. Setelah tiga bulan pascahengkang dari SmallHelp, gadis itu memang tidak pernah mengungkitnya. Pemuda itu tidak mengira kalau Via sengaja menahan diri untuk meluapkannya hari ini.
Lama terdiam, Via bangkit dari duduknya dan pergi. Ia mengabaikan Bian yang berulang kali memanggil namanya. Melihat kedua mantan rekan kerjanya berada di satu tempat yang sama, momen-momen itu kembali.
Momen yang membuatnya kehilangan kepercayaan akan kemampuan dirinya.
***
Bian menghela napas. Ia membiarkan Via pergi begitu saja, selagi Aries dan Oji bergeming. Di saat yang sama, makanan yang sebelumnya sudah Bian pesan juga datang. Rafi ikut bergabung, tidak lama setelah Via meninggalkan tempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLAW(LESS)
ChickLit(Status: Completed) Livia Octavira merelakan lelaki yang mencintainya pergi karena ragu. Padahal Dimas adalah satu-satunya lelaki yang membuat hidupnya sempurna: mencintai dengan sabar, setia, dan tentunya mapan. Titik terendah hidupnya hadir saat...