39

2.2K 460 41
                                    

Happy reading!

.
.

If you really look closely, most overnight successes took a long time.

Steve Jobs benar. Via akui, untuk sampai ke titik ini, ia butuh waktu yang tidak sebentar. Lebih dari sepuluh tahun untuk mencari jati dirinya dalam berbisnis. Begitu menemukan bisnis yang nyaman untuk dijalani, butuh penyempurnaan secara sistem maupun produk secara terus-menerus, tanpa henti. 

Setelah bereksperimen dalam banyak bidang, Via kembali menggeluti bidang yang sama. Bisnis konsultasi dan akselerasi usaha kecil menengah. Bersama Rafi dan Sasi, mantan bawahannya di SmallHelp, mereka mengembangkan aplikasi penjualan. Sebenarnya, bisnis semacam ini sudah dikembangkan oleh banyak perusahaan rintisan. Yang membedakan, perusahaan Via, Victory Capital, juga menyediakan jasa konsultasi bagi para pengguna untuk berkeluh kesah mengenai keberlangsungan bisnisnya.

Tiga bulan setelah mundur dari Q&A Corps, Via fokus membangun perusahaannya yang mulai dikenal. Titel CEO bukan singkatan dari Chief of Executive Organization, melainkan Chief of Everything Organize (by herself). Meski dibantu Rafi dan Sasi serta beberapa staf pilihan, Via masih menginisiasi banyak hal. Terutama dari segi pemasaran, yang menjadi keahlian dalam beberapa tahun terakhir.

"Jadi Mbak Via, apa yang menjadi turning point hidup Mbak?"

Pertanyaan itu datang dari pewarta media khusus bisnis. Hari ini, tepat tujuh tahun setelah memperkenalkan Victory Capital pada khalayak ramai, Via melayani salah satu undangan wawancara untuk mengisi rubrik tokoh muda berprestasi. Beberapa waktu lalu, Via masuk dalam daftar tokoh Indonesia yang berpengaruh di bidang entrepreneurship.

Selama dua jam, Via menceritakan sepenggal kisah hidupnya. Mulai dari kehidupan SMA, masa kerja di SmallHelp, sampai momen ia membangun Victory Capital.

Tidak semua kisah yang ia ceritakan pada pewarta itu. Namun, ia tidak segan menceritakan kegagalan hubungannya dengan Dimas Putera, salah satu direksi Putera Group yang tengah diberitakan banyak media perihal skandal perselingkuhannya dengan model papan atas.

Dalam wawancaranya, Via menegaskan hubungannya dengan Dimas murni hubungan bisnis. Pasalnya, banyak orang yang mengaitkan skandal tersebut dengan masa lalunya bersama Dimas. Terus terang, skandal tersebut membuatnya kesal. Tujuan Via menerima wawancara ini untuk meluruskan posisinya atas skandal tersebut.

"Mbak?" Wanita pewarta itu kembali menegurnya. "Kira-kira, turning point hidup Mbak sebelum membentuk Victory Capital itu kapan? Ketika Mbak keluar dari SmallHelp? Break di Jogja? Ketika bergabung dengan Q&A Corps?" Ia menjabarkan beberapa kemungkinan dari kisah Via.

Jarinya mengetuk punggung tangannya dengan cepat. Kepalanya menggeleng. "Bukan ketiganya."

"Lalu kapan?"

Via mengulas senyum pedih. Sebenarnya, topik ini berat untuk dia bahas. Sudah bertahun-tahun ia tidak pernah menyebut peristiwa yang mengubah pandangannya terhadap kehadiran keluarga.

***

"Jadi, Mbak Via udah resmi mundur nih dari Q&A?"

Rafi membuka percakapan setibanya Via di ruang kerja mereka. Tidak hanya mereka, Sasi dan beberapa staf juga menghentikan pekerjaan sejenak untuk menyambut kehadiran Via, yang baru datang setelah waktu zuhur.

"Kelihatannya?" Via meletakkan ranselnya di salah satu kursi kosong. "Kalau saya masih kerja di sana, hari ini nggak akan datang buat mimpin rapat hari ini secara langsung."

Hanya Rafi dan Sasi yang terlihat tegang. Mereka tahu tabiat Via jika mengadakan rapat secara langsung. Reaksi mereka tidak seperti para staf muda, yang antusias dengan jawaban Via.

FLAW(LESS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang