Absen yuk, siapa yang menantikan Via hari ini?
Happy Reading :)
.
.
.Bian menolak.
Sebelum Via menuntaskan kalimatnya, Bian tidak ragu untuk menolak salah satu posisi tertinggi di SmallHelp Enterprise, yang membuatnya berada tepat dibawah posisi Dimas sebagai CEO.
Kalimat berikutnya, Bian membuat Via terhenyak.
"Aku sudah berulang kali bilang ke Dimas dan Aries. Aku sama sekali tidak tertarik untuk mengambil posisi CIO." Bian melengos, "Kalian kenapa bebal sekali sih? Kan bisa saja mencari orang lain. Kalau aku sudah menolak, ya sudah." keluhnya jengkel.
Via terlena. Bian tahu kalau kedatangan Via kemari untuk membujuknya? "Aku sama sekali nggak tahu kalau mereka sudah ngomong sama kamu sebelum ini," gumam Via.
Bian mendengus, "Berkali-kali. Mereka mengusahakan semua cara untuk menghubungiku, sampai mendatangiku saat liburan. Aku sampai bosan mendengar penjelasan mereka berdua. Kini ditambah kamu," Bian menggelengkan kepala sambil berdecak, "Serius deh. Kalian tuh bisa mendapatkan orang yang lebih kompeten dari aku. What do you guys expect from me, who only own few of businesses? Aku hanya membuka dan menjalankan usaha skala mikro-kecil. Aku bukan orang yang bisa bekerja dibawah tekanan orang lain." gerutunya.
"Tapi kalau Dimas dan Aries sampai berkali-kali meminta, berarti kamu memang satu-satunya yang bisa mereka andalkan," gumam Via. Dia tahu kalau dua orang itu sama-sama gigih kalau menginginkan sesuatu.
"Bahkan kamu bisa menjadi CIO mereka. Kamu lebih layak dari aku." lanjutnya lagi, menunjuk Via.
Kini giliran Via yang mendengus. "Kamu tahu dari mana kalau aku lebih kompeten dan layak untuk posisi itu?"
"Kamu pikir aku nggak tahu peran kamu di SmallHelp? Bukan sebagai salah satu investor, team leader consulting team, atau CMO." Bian menyebutkan beberapa posisi yang pernah dan sedang dilakoni Via di SmallHelp.
Dahinya mengernyit. Hampir semua orang tahu tiga hal itu. Via adalah orang penting di SmallHelp, tapi tidak semua tahu kalau dia adalah-
"Kamu yang menjadi penggerak Dimas dan Aries untuk membuat SmallHelp berkembang sejauh ini, Livia. Kalau bukan karena kamu yang desak Dimas menginvestasikan semua hadiah uang dari business case competition untuk memulai bisnis ini, SmallHelp mungkin tidak akan pernah ada. Kalaupun ada," Bian menghela napas, "tidak mungkin sebesar hari ini. Pasti masih berusaha untuk berkembang." tambahnya.
Via bengong sejadi-jadinya mendengar Bian. Dia menyebutkan hal yang semua orang lupakan. Sejarah berdirinya SmallHelp yang hanya diketahui segelintir orang dan nyaris dilupakan.
"Kamu... kok bisa tahu sejauh itu?" gumam Via tanpa sadar. "Kamu tahu dari mana kalau aku..." Dia tidak melanjutkan kalimat itu. Helaan napas mengaburkan kalimat yang harusnya dia tuntaskan.
Bian mengangkat bahu. Dengan santai, dia melanjutkan tanpa menjawab pertanyaan Via. "Kamu kan sudah bersama Dimas dari zaman kuliah. Setidaknya sampai hari ini, kamu sama Dimas nyaris nggak terpisah, dong. Aku cuman menebak saja, ternyata memang benar kamu yang jadi penggerak mereka."
Ternyata, cuma menebak. Tebakannya sungguh tepat sasaran. Gumam Via dalam hati.
Bian tidak berhenti sampai di situ. Dia kembali menambahkan, "Dengan kepribadian natural-born leader, kamu punya inisiatif tinggi dan ambisi yang kuat dalam mewujudkan sesuatu. Dalam pertemanan, kamu juga pemimpin di antara-" Bian berhenti sejenak setelah menyadari Via sudah menatapnya lekat. "Kenapa?"
Via buru-buru menggeleng. "Aneh aja. Aku baru kenal kamu hari ini lewat CV dan chat Aries. Tapi kamu mengenalku seperti sudah lama," Dia menggaruk kepalanya, "sampai tahu gimana aku sama teman-temanku." gumamnya seorang diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLAW(LESS)
ChickLit(Status: Completed) Livia Octavira merelakan lelaki yang mencintainya pergi karena ragu. Padahal Dimas adalah satu-satunya lelaki yang membuat hidupnya sempurna: mencintai dengan sabar, setia, dan tentunya mapan. Titik terendah hidupnya hadir saat...