Sekadar mengingatkan, FLAW(LESS) update setiap Senin dan Rabu ya.
Jangan lupa dukung #BidadariSeries yang lain ya 😊
Happy reading!
.
."Para penumpang yang kami hormati, selamat datang di Stasiun Bandung."
Kereta sudah berhenti sempurna dan hampir sebagian besar penumpang dari Jakarta turun di Stasiun Bandung. Waktu pemberhentian tidak lama. Usai penumpang turun, kereta harus menunggu penumpang yang hendak naik dari Stasiun Bandung. Kira-kira, kereta menunggu sekitar dua puluh menit sejak berhenti di salah satu jalur yang tersedia.
Mendengar alunan musik Sunda dari pengeras suara dan merasakan dinginnya Bandung setelah hujan turun membuat Via rindu akan kota tempatnya tinggal hingga lulus kuliah beberapa tahun silam.
Setelah menaruh barang di bangkunya yang letaknya di gerbong eksekutif, Via berniat untuk keluar sejenak dari rangkaian gerbong sambil melepas penat setelah menuntaskan pekerjaan.
Sambil merenggang tubuh, Via merasa gawai pintarnya bergetar. Dia mengira kalau Sasi atau Haifa kembali menghubungi. Ternyata Azle yang menelepon.
Untuk pertama kalinya sejak mereka kembali berteman, Via mengabaikan panggilan masuk itu. Tidak lama setelah panggilan masuk itu, Azle mengirim pesan melalui obrolan di ruang pribadi.
Azle Ishaq: R u ok?
Via menduga, lelaki itu pasti sudah mengetahui kabar terbarunya. Sengaja, dia tidak memberitahu pada teman-temannya kalau dia tidak bisa ditemui, setidaknya dalam tiga bulan ke depan. Dia hanya sempat memberitahu Angga, salah satu sahabatnya yang kini tengah berkuliah di Jakarta berkat rekomendasinya. Siapa tahu Angga akan mencarinya nanti.
Azle Ishaq: gue tau dari Dimas
Azle Ishaq: pick up ur phone. Pls.Telepon dari Azle kembali tidak diangkatnya. Begitu juga telepon dari Dimas, yang menyusul setelahnya. Via sama sekali tidak ada minat untuk mendengar suara mereka berdua. Yang satu, mungkin mempertanyakan kepergiannya ke Jogja yang terkesan mendadak. Yang satu, mungkin meminta maaf karena telah membuatnya pergi ke Jogja tanpa bisa menahannya.
Dimas Putera: I'm trully sorry, Vi.
Dimas Putera: Cuma kamu yg bs aku andalkan, Vi.Via hanya menghela nafas usai membaca pesan singkat Dimas. Dia langsung mengaktifkan mode pesawat pada perangkatnya dan kembali masuk ke dalam rangkaian gerbong.
Dua orang itu tahu persis mengapa dia tidak ingin ke sana.
Tapi salah satu dari mereka tetap mengirim Via ke sana. Demi keuntungan.
***
"Via, tolong jangan benci kami karena ini."
Aries mengantar hingga stasiun Gambir. Selepas dari kantor, Via langsung mendapat kode booking dari Aries yang dititip Dinara untuknya. Via sempat tidak percaya kalau kode booking kereta yang diberikan Dinara ini untuk kereta yang berangkat pukul 17.10 dari Stasiun Gambir. Begitu menukar kode booking menjadi tiket boarding, barulah Via percaya dengan ucapan Aries.
Via mendesah. Kesal, tapi tidak bisa meluapkan kemarahan. Pertanyaannya: untuk apa dia marah? Untuk siapa?
Dimas?
Dinara?
Atau Aries yang baik hati mengantarnya dari kantor sejak pagi menjelang siang sampai ke stasiun di sore hari? Dia bahkan mengajak Via untuk ngopi sambil menunggu jadwal keberangkatan Via di kedai kopi franchise, kompetitor kedai kopi franchise favorit Via.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLAW(LESS)
ChickLit(Status: Completed) Livia Octavira merelakan lelaki yang mencintainya pergi karena ragu. Padahal Dimas adalah satu-satunya lelaki yang membuat hidupnya sempurna: mencintai dengan sabar, setia, dan tentunya mapan. Titik terendah hidupnya hadir saat...