7. Love you in silence

9.5K 317 7
                                    

"Kepada kamu,

Tak taukah kamu bagaimana sengsaranya aku?
Tiap malam tak bisa tidur karna memikirkanmu
Juga memikirkan, apa yang salah denganku?
Perasaan apa ini? rasanya sesak menyiksaku

Belum lagi,
Detak jantung yang terus berdebar saat di dekatmu
Karenanya aku hanya berani melihatmu dari jauh
Saat di dekatmu, aku mendadak bisu

Dan sepertinya kutemukan jawaban atas pertanyaanku
Aku,sepertinya...sudah jatuh padamu.

Ya, kamu datang, dan mengubah segalanya
Hariku yang biasa saja,
Menjadi sempurna saat kamu ada
Sosokmu yang datang entah darimana
Mampu mengalihkan duniaku dalam sekejap mata
Aku, manusia dingin yang tak percaya cinta
Setelah mengenalmu seakan menjadi orang paling bahagia
Aku, yang biasanya tak pernah berkata-kata
Untukmu, aku bisa menjadi pujangga

Terima kasih sudah datang dalam hidupku
Berkatmu, duniaku tak lagi sunyi
Hitam putih itu kini telah menjadi pelangi
Sudut gelap di hatiku sudah menemukan cahaya
Singkatnya, pintu hati ini telah terbuka

Juga, aku berterimakasih kepada Tuhan,
karena telah mempertemukan aku dan kamu
Untuk selanjutnya, aku yang akan berjuang
Agar aku dan kamu, bisa menjadi "kita"

Ditulis oleh Rama,
Untuk Biru"

Rama pov

Begitulah isi surat yang ku tulis. Konyol memang, aku tidak bisa mengungkapkan perasaanku padanya, hanya bisa melihatnya dari jauh dan memendam perasaanku ini seorang diri.

Aku menghela nafas, sambil melihat pemandangan di bawah, dari balkon lantai dua depan ruang kelasku, tampak lapangan sekolah yang luas, aku ingat hari Jum'at minggu lalu aku bermain basket bersama teman sekelasku, yang sialnya saat aku sedang melamun, tiba-tiba Faza melemparkan bola basket padaku, bola itu memantul mengenai kepalaku. Kepalaku terasa sakit, tapi yang lebih parah, Biru melihat kejadian itu dan tertawa, aku hanya bisa menutup mukaku menahan malu.

Entah kenapa aku mengingat persainganku dengan Galang, yang dimulai sejak hari ketiga LOS. Awalnya aku kira dia akan menang, melihat Biru memasuki ekskul yang sama dengannya.

Harapan muncul ketika aku secara tidak sengaja mengantarnya pulang, dan esok harinya dia memberiku sebuah surat.

Tapi sekali lagi harapanku pupus, melihat mereka berdua di Taman Bungkul hari Sabtu.

Flashback

Aku melihatnya turun dari bus kota, aku sendiri baru memarkirkan motorku. Segera ku hampiri dia, kemudian menutup matanya dari belakang.

"Siapa hayoo?" tanyaku

"Kak Galang yaa?" jawabnya yang membuatku terkejut, aku mencoba berfikir positif, mungkin dia tidak menduga akan bertemu denganku,jadinya dia mengira aku Galang, semoga saja dia bukannya berharap yang menutup matanya adalah Galang.

Cinta dalam diamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang