Pagi hari di kelas, seperti biasa para siswa berada di bangkunya masing-masing. Ketika bel istirahat berbunyi, semua siswa segera keluar kelas, entah menuju kantin, perpustakaan, atau ke mushalla untuk melaksanakan shalat dhuha.
Biru dan Lexie sendiri menuju kantin, disana Lexie tiba-tiba teringat sesuatu.
Setelah selesai membayar, mereka kembali ke kelas, kemudian duduk di bangku.
"Eh Bi, aku punya rahasia loh" kata Lexie membuka percakapan.
"Rahasia apa?" tanya Biru.
Lexie membuka tasnya, mengeluarkan sebuah surat, kemudian menunjukannya pada Biru.
"Ini"
Biru mengambil surat itu dan membacanya, keningnya berkerut.
Di surat itu terdapat sebuah puisi, sajak atau apalah itu namanya.
Yang membuatnya lebih bingung adalah di bagian bawah surat itu terdapat tulisan:
"Ditulis oleh
Untuk Biru"Disamping bagian "Ditulis oleh" terdapat sebuah lubang sobekan di kertas itu.
"Ini apa Lex?" tanyanya setelah selesai membaca surat itu.
"Surat cinta lah" jawab Lexie sambil membuka kemasan KitKat yang tadi dibelinya.
"Surat ini buat aku? Siapa yang bikin?"
"Kamu harus cari tau jawabannya sendiri"
"Yang bener Lex"
"Iyaaa, gini deh, kita bikin permainan"
"Permainan apa?"
"Kamu harus nebak siapa yang ngirim surat itu"
"Emang kamu tau siapa yang ngirim?"
"Tau lah, yang nyobek bagian disamping tulisan "Ditulis oleh" itu kan aku"
"Tapi..bukan kamu sendiri kan yang nulis surat itu??" tanya Biru ragu.
"Bukan Biiiiii, haduh, udah deh tebak aja" Lexie mulai gemas dengan temannya ini.
"Aku gak punya clue"
"Clue-nya ya isi surat itu"
"Oke, tapi aku gak bisa nebak buat saat ini"
"Memang, aku kasih kamu batas waktu sampai 3 bulan buat nebak"
"Hmmm" Biru hanya bergumam. Disimpannya surat itu ke dalam tasnya dengan perasaan bingung.
"Kamu nemu surat ini dimana Lex?" tanya Biru lagi.
"Pas lewat di lapangan aku nemu surat itu, kebawa angin kayaknya"
Biru mengangguk paham.
"Kalo aku berhasil nebak gimana?"
"Lihat aja apa yang akan terjadi" kata Lexie sambil tersenyum penuh arti, membuat Biru bingung.
____________________________________
Di sisi lain, Rama sedang berkeliling lapangan, mencari pesawat kertas yang dia lempar kemarin. Dia baru sadar betapa bodoh tindakannya, bagaimana kalau ada yang menemukan dan membacanya, kemudian menyebarkan surat itu ke seluruh sekolah atau memberitahu Biru.
Dia tentu akan sangat malu, atau yang lebih buruk, Biru akan menjauhinya.
Setelah menghabiskan waktu istirahat pertama dengan menyusuri lapangan. Akhirnya Rama menyerah. Dia mencoba berfikir positif, mungkin pesawat kertas itu terbawa angin kemudian ikut tersapu dan masuk ke dalam tempat sampah.
__________________________________
Malamnya, Biru berbaring di kasur kamarnya, dia tidak bisa tidur karena memikirkan surat itu.
"Siapa ya pengirimnya?" tanya Biru dalam hati.
Dia bangkit, lalu mengambil surat yang ada di atas meja belajarnya.
Biru berbaring lagi, kali ini sambil membaca surat itu, membacanya membuat perasaannya terasa hangat.
Tapi dalam hatinya dia ragu, bisa saja surat itu untuk orang lain yang memiliki nama sama dengannya. Atau ini hanya akal-akalan Lexie?
Kalaupun surat itu benar-benar untuknya, Biru bahkan masih tidak percaya. Seperti yang dikatakan surat itu,
Adakah orang yang selalu melihatnya?Adakah orang yang telah dia buat harinya lebih berwarna hanya dengan keberadaannya?
Adakah orang yang tak bisa tidur karena memikirkannya?
Adakah orang yang selalu berdebar setiap di dekatnya?
Semua pertanyaan itu terngiang di pikirannya.
Tekad Biru sudah bulat, dia akan berusaha menemukan orang itu.
Karena bagaimanapun, Biru adalah orang yang sangat penting bagi seseorang yang menulis surat itu.
Biru sibuk memikirkan rencananya untuk mencari orang itu, hingga akhirnya dia tertidur dengan senyum yang mengembang, sambil tetap menggengam surat itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dalam diam
NouvellesSaat kau sedih, jangan menunduk ke bawah Lihatlah ke sekelilingmu, kau akan temukan aku, yang dalam diamku mencintaimu.. First story, need comment and vote ☺