You're the king, baby I'm your queen!

9.5K 336 38
                                    

Pagi hari, ketika matahari belum muncul, Rama membuka matanya perlahan walaupun dia masih mengantuk. Ketika dia menoleh ke kanan, ditemukannya Biru yang masih tidur dengan lelap menghadapnya. Rama tersenyum tipis, bahkan saat tidur pun Biru terlihat cantik.

"Banguuunn" kata Rama.

"Hmmm" Biru bergumam.

"Bangun" katanya sekali lagi.

"Masih ngantuk"

Cup.

Tiba-tiba Biru merasakan bibir Rama dengan lembut mencium bibirnya. Membuatnya tersenyum tipis walaupun masih enggan untuk membuka mata.

Rama mengelus rambutnya, sambil berusaha membangunkan Biru.

"Aku tau kamu udah bangun" bisik Rama.

Biru tertawa kecil kemudian membuka matanya, dan terlihatlah pemandangan yang sudah tiga tahun ini menemaninya setiap pagi. Senyum Rama yang manis selalu menyambutnya saat dia membuka mata.

"Pagi paa" kata Biru.

"Pagi juga bun" balas Rama semangat.

Mereka pun bangun, lalu keluar dari kamar dan menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu, kemudian shalat Subuh berjamaah.

Setelah itu Biru menuju dapur untuk menyiapkan sarapan, sedangkan Rama segera mandi.

Saat sedang menyusun pancake di atas piring, tiba-tiba Rama memeluknya dari belakang. Biru yang sudah terbiasa tidak kaget lagi saat tiba-tiba Rama memeluknya.
Rama menenggelamkan kepalanya di bahu Biru, membuat Biru juga ikut bersandar padanya. Dia selalu merasa nyaman saat Rama didekatnya. Hembusan nafas Rama bisa dirasakannya, juga lengan yang memeluknya dengan hangat.

Sayangnya adegan mesra itu terganggu oleh teriakan nyaring dari kejauhan.

"Bundaaaaaaa" teriak seorang anak kecil. Lalu disusul suara tangisan.

Biru pun segera menuju sumber suara itu yang berasal dari kamar Aldrian dan Zevanno.

Sedangkan Rama tetap di dapur, sambil menunggu Biru dia mengambil piring dan gelas dari rak, serta susu dari kulkas. Ditatanya piring dan gelas itu di atas meja makan, lalu menuangkan susu ke dalam gelas, tidak lupa meletakkan sendok.

Lama kemudian, Biru kembali sambil menggendong Rian dan Zeva yang masih memakai piyamanya. Biru mendudukkan keduanya di kursi meja makan.

"Anak papa kenapa kok nangis?" tanya Rama.

"Zeva ngompol pah" sahut Rian.

Rama tertawa kecil, sedangkan Zeva cemberut. Biru segera membagikan pancake ke piring masing-masing yang sudah disusun Rama. Suasana kembali ribut karena Rian dan Zeva berebut toples Nuttela untuk topping pancake.
Rama dan Biru tertawa kecil, suasana rumah memang ramai kalau dua anaknya sudah bertengkar seperti ini. Biru segera mengambil toples itu.

"Jangan rebutan ya, sini biar bunda aja yang kasih selainya" katanya sambil membuka toples lalu mengambil pisau untuk mengoleskan Nutella di pancake mereka masing-masing. Akhirnya Rian dan Zeva pun makan dengan tenang.

Rian dan Zeva adalah anak kembar identik, mereka cenderung mirip Rama, dengan rambut yang lurus dan halus, kulit putih
, dan lesung pipi yang menurun dari neneknya, perbedaan mereka hanya warna bola matanya, mata Rian berwarna hitam pekat seperti Rama, sedangkan milik Zeva berwarna coklat muda seperti Biru.

Selesai makan, Biru membereskan piring dan gelas.

"Pa, tolong temenin anak-anak main ya" kata Biru ke Rama.

Cinta dalam diamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang