7

10 3 1
                                    

Haloooo
Jangan lupa vote.
_______

"I-Itu si Ara?" Tanya Fabo, membuat semua teman-temannya menengok ke arah yang ditunjuk Fabo.

"I-Itu si Ara?" Tanya Fabo, membuat semua teman-temannya menengok ke arah yang ditunjuk Fabo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wah gila, gue terpesona anjir" ujar Aksel yang terus menatap ke arah Ara.

"Cute banget kayak guee" histeris Fabo, sambil mencubit-cubit pipinya sendiri.

Disaat yang lain terpesona dengan Ara, lain halnya dengan Ken yang sudah tau lebih dahulu karena diberitahu oleh Vella.

Sedangkan Zio, dia juga sama terpesonanya,bahkan lebih terpesona,dia tidak menyangka Ara akan se cantik itu dengan pakaian khas anggota karate dan rambut panjangnya yang di ikat satu di belakang.

"Cantik" puji Zio pelan, namun terdengar oleh Tere, mantan Zio yang masih mengganggunya padahal sudah Zio putusin. Dasar cewek.

"Apa? Cantikan aku ya Zio, jangan puji-puji cewek lain deh" ucap Tere sambil memegang lengan Zio,yang langsung ditepis oleh Zio.

"Terserah gue" ucap Zio dingin tanpa menatap Tere.

Zio sudah menyuruhnya pergi, namun Tere sungguh tidak tahu malu, Zio tidak menyukainya sekarang,tapi Tere tetap kekeh untuk menjalin kembali hubungan dengan Zio. Zio putus dengan Tere karena Zio sudah capek dengan sifat Tere yang manja, tidak mau kalah, posesif abis, selalu mengekang Zio, suka membully yang mendekati Zio dan 1001 alasan lagi yang tak bisa Zio ungkapkan. Tere yang sekarang berbeda dengan Tere waktu pertama Zio bertemu, sangat berbeda, Huft.

"Zio kamu belum bisa move on dari aku kan? Iya kan? Balikan ayoo!" Ujar Tere sangat memaksa dan membuat Zio risih dengannya.

"Araaaaaaa" teriak Fabo sambil berlari menghampiri Ara diikuti oleh seluruh teman-temannya, termasuk Zio yang meninggalkan Tere berdiri sendirian disana dengan wajahnya yang kesal tak tertolong.

"Lo beneran ikut karate Ra?" Tanya Ken setelah berdiri disampingnya Vella dan memeluknya dari samping. Ara hanya mengangguk menjawab pertanyaan Ken.

"Ko bisa sih Ra? Nanti tangan Lo sakit loh Ra, nanti badan Lo juga sakit-sakit loh Ra, nanti kena tonjok, kena pukul...ahh" ucap Aksel panjang lebar sambil memeragakan satu-satu yang di ucapkannya yang langsung kena toyor Ken yang ada disebelahnya.

"Iya aduhh bidadari gue jangan kena tonjok biar aa aja yang kena tonjok " ujar Fabo sambil memukul dadanya, so jadi pahlawan wkwk.

"Lebay banget sumpah, kenapa jadi kalian yang atur sih, itu kan kemauan si Ara bebas dong terserah dia" ujar Zio sedikit ngegas, entah kenapa sedikit tidak suka melihat temannya perhatian berlebih terhadap Ara.

"Eyy santai dong bro, cemburu Lo ya Si Ara banyak fans nya?" ucap Ken yang kembali teringat kejadian tadi pagi di koridor. Ken dan Vella tertawa mengingat kejadian tadi pagi.

"A-Apaan, ayo balik ke lapang, latihan sekarang " perintah Zio lalu melenggang pergi meninggalkan Ara dan yang lainnya.

"Lucu deh" kata Ara membuat Zio menghentikan langkahnya dan berbalik memastikan siapa orang yang dimaksud Ara.

"Enggak elahh biasa aja Ra" ucap Fabo malu-malu. Padahal yang Ara puji bukan Fabo, tapi orang yang sedang Ara tatap sekarang, iya Zio.

"Huhhh gr amat Zamaludin" ujar Merry sambil mengusap wajah Fabo dan langsung mengelapkan tangan bekas mengusap wajah Fabo ke baju Aksel, yang langsung membuat Fabo memperlihatkan wajah jeleknya.

"Aish" ucap Aksel yang melihat kelakuan gadis disebelahnya.

"Gak usah dijelek-jelekkin, tuh muka udah jelek" ucap Ken mulus sekali langsung menabrak hati Fabo.

" E e eh bercanda gue mah,sorry " ucap Ken karena melihat raut wajah Fabo yang berubah cemberut.

Zio yang sadar ditatap oleh Ara kembali melanjutkan langkahnya menjauh dari sana. Ara yang melihat itu hanya bisa menghela nafas kasar, keinginan di beri ucapan semangat oleh Zio sirna seketika, bahkan senyuman pun tak Zio berikan kepada Ara. Dasar cowok nyebelin, tadi pagi dekat sekarang jauh kembali.

"Samperin Zio" ujar Ken yang langsung dituruti oleh semua temannya.

Tring

08762534****
Semangat

"Nomor siapa nih" ucap Ara pelan sambil memastikan ada nama sang pengirim atau tidak.

"Kenapa Ra?" Tanya Vella yang diikuti oleh Merry, Ara menyodorkan hp nya ke Merry.

"Nomor siapa nih?" Merry pun tak tahu siapa yang mengirimkan pesan itu, sedangkan Vella mengingat-ingat seperti familiar dengan nomor itu.

"Bodo amat dehh, gue ke Dojo duluan, nanti gue kabarin" pamit Ara yang langsung pergi meninggalkan Vella dan Merry.

"Hmm semangat Ra" ucap Merry memberikan semangat dan ditambahkan dengan lambaian tangan Vella yang seakan memberikan semangat juga kepada Ara.

_______

Dilain tempat, ada seorang cowok yang diam-diam tersenyum melihat Ara dari kejauhan sambil sesekali mendribble bola ditangannya.

Dasar remaja, gengsi untuk mengungkapkan perasaannya. Padahal apa salahnya untuk memberikan ucapan semangat secara langsung seperti teman-teman nya yang lain.

"Pemanasan dulu oy" ucap Zio teringat sedari tadi mereka hanya bermain main belum melakukan pemanasan, ya meskipun mereka sudah banjir keringat.

"Badan gue udah panas Zi, bagi tim aja langsung" ujar Aksel yang memang sedari tadi sudah latihan basket duluan dengan Fabo.

"Yang Laen baru pada datang, pemanasan dulu biar barengan" ucap Zio yang memang seorang ketua tim basket yang harus menjaga dan bertanggungjawab atas tim nya, ia tidak mau ada anggota tim nya yang cedera dan menghambat performa tim nya.

Pletak, satu pukulan dari Fabo tepat di punggung Aksel.

"Jangan egois ya Aksel sayang" ucap Fabo menggoda temannya itu.

"Iya sayang" jawab Aksel, kelakuan dua bocah ini memang membuat Zio dan Ken geleng-geleng kepala.

Pemanasan pun dimulai di tengah lapangan dengan sinar matahari yang sangat terik. Mereka melakukannya dengan penuh semangat, dengan teriakan penyemangat dari Vella dan Merry di pinggir lapangan.

Di tengah lapangan mereka terlihat berbeda dari biasanya, mereka berlatih dengan serius sehingga menambah kesan most wanted sekolah kepada diri mereka.
Fabo dan Aksel yang selalu bercanda dan petakilan, di tengah lapang mereka tak memperlihatkan sisi humoris nya itu. Zio dan Ken apalagi, terlihat serius dan berwibawa dengan cucuran keringat di dahi mereka menambah kesan tampan kepada keduanya. Pantas saja menjadi anggota tim basket menjadi incaran para siswi di sekolah.

RAZIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang