17

5 1 0
                                    

Ketika bel tanda istirahat tadi berbunyi dengan sangat nyaring hingga terdengar dari semua penjuru sekolah, Zio dan teman-temannya yang sedari tadi berada di lapangan basket ikut menyerbu tempat yang menurut semua siswa adalah surganya mereka, iya kantin sang pemegang tahta.

"Gas gak nih?" Ajak Aksel yang sudah dimengerti oleh Zio, Ken dan Fabo.

"Yok ngeng, saku gue udah gak tahan mau ngeluarin duit, penuh nih" ucap Fabo berlagak sombong sambil mengelus kantong baju nya itu yang terlihat tipis. Ken yang melihatnya pun hanya tersenyum menggelengkan kepalanya.

"Duluan, gue balikin bola dulu" kata Zio sembari memungut beberapa bola basket yang sempat mereka pakai bermain tadi.

"Gue bantu!" Ujar Ken

"Gak usah, nanti gue susul"

"Yaudah gue tungguin di sini aja dah"

Hanya Ken emang yang paling ngertiin Zio, dua manusia aneh yang lain sudah tak terlihat batang hidungnya disana.

Zio berjalan menyebrangi lapangan basket menuju gudang tempat menyimpan semua peralatan olahraga. Gudang itu memang tak berada di samping lapangan dan tak sering yang berlalu lalang di sekitar sana.

Setelah menyimpan bola basket ke tempat semula, Zio pergi ke toilet di seberang gudang terlebih dulu untuk mencuci  tangannya. Tak ada seorang pun di dalam toilet itu namun tiba tiba salah satu pintu bilik toilet itu terbuka dan menampilkan sesosok laki-laki jangkung dengan wajah galak khas nya. Siapa lagi kalau bukan Tora.

"Zio Zio Zio, baru putus dari Tere udah berani deketin cewek lain? Di jadiin pelampiasan? Atau simpanan? Menjijikan!"

Zio yang melihat Tora dari pantulan kaca di depan nya sontak menatap Tora dengan tatapan jengah. Tak Sudi berdebat dengan Tora, Zio hendak keluar dari toilet namun di saat itu pula Tora memutar sebuah video dari hp nya dengan volume yang cukup keras sehingga dapat terdengar jelas oleh Zio.

Brum Brum

Video itu menampilkan dirinya yang sedang berada di arena balap liar dengan sebuah Vape yang sedang ia hisap. Entah apa yang Zio pikirkan saat itu hingga melakukan itu.

Tak seorang pun mengetahui Zio melakukan itu, bahkan Ken teman yang paling dekat dengan Zio pun tak mengetahuinya apalagi keluarganya yang sering pergi keluar kota.

Belum sempat Zio keluar dari toilet, Zio berdiri menghadap ke arah Tora.

"Umm Kalo pihak sekolah tau gimana ya? Seorang kapten basket yang di kagum kagumi semua orang, di sayang guru, ikut balap liar sambil nge vape? Wahh bakal seru nih!"

"Mau Lo apa hah?" Sudah tak kuat Zio menahannya, Zio menatap Tora dengan emosi yang mulai mengelabui dirinya. Tora tersenyum merasa puas dan mematikan video itu.

"Mau gue? Apa ya?"

"Oke, Berhubung Tere sepupu gue yang tersayang, gue mau Lo balik ke Tere dan jauhi Ara! Kalau gak mau ya 10 menit dari sekarang Lo siap siap aja"

Zio menatap Tora tak percaya, selama ia menjalin hubungan dengan Tere tak sedikitpun ia mengetahui bahwa Tora adalah sepupu dari Tere. Dan yang Zio tahu, Tora adalah siswa yang sama halnya dengan dia yang juga merupakan siswa yang di kagumi oleh murid dan juga guru disekolah. Zio masih tak percaya Tora akan mengancamnya seperti ini, padahal selama ini mereka tak pernah punya masalah apapun.

Tak ada respon yang diberikan oleh Zio, Zio hanya menatap Tora dengan tatapan penuh intimidasi.

"Lama!"  tambah Tora.

"Kenapa gue harus jauhi Ara?" Tanya Zio dengan nada ketus nya, pasalnya ia tak mengerti mengapa cowok itu menyangkut pautkan masalah ini dengan Ara.

"Ya karena gue suka dia!, Gue bakal lakuin apapun buat dapetin dia, terutama jauhin Lo dari dia!. Lo suka dia juga kan?" Tak ingin berbasa basi, Tora menjelaskan dengan lantang dan penuh penekanan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAZIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang