8

7 3 0
                                    

Ara bersiap untuk mengikuti tes karate pertamanya. Ucapan Merry dan Vella saat itu benar adanya, disana hanya ada cowok dan hanya Ara satu-satunya cewek yang masuk ke ruangan itu.

Saat masuk Ara membungkukkan badannya memberi salam kepada guru karatenya dan para senior tentunya. Terlihat para senior yang memang semua cowok terpesona dengan kedatangan Ara.

"Wah sejarah baru perkaratean SMA Pekerti nih" Ujar salah satu senior yang sedari tadi memperhatikan Ara. Ara tersenyum menanggapi perkataannya.

"Ini calon anggota baru kita, hari ini dia akan melakukan tes untuk bisa masuk menjadi anggota karate SMA Pekerti. Silahkan perkenalan diri." Ucap Pak Yuta dengan nada sedikit tegas.

"Halo, namaku Amanohara panggil aja Ara. Mohon bantuan dan bimbingannya. Terimakasih," ujar Ara dibarengi tepuk tangan dari para seniornya.

"Aku siap membimbing mu sampai kau jadi ibu dari anak-anakku" ucap salah satu senior bernama Dep yang nampaknya paling akhlakles seperti si Zamaludin.

"Kambuh nih anak" ucap cowok di sebelah Dep yang langsung menyenggol lengan Dep lumayan keras.

"Sudah sudah, Ara silahkan duduk"

Ara mengangguk dan duduk tepat disebelah cowok yang sedari tadi hanya menatapnya tajam seperti benci akan kedatangan Ara, sepertinya cowok itu salah satu senior yang paling diandalkan terlihat dari sabuk yang dia gunakan sudah berwarna hitam sama seperti Ara.

"Gue Tora, semangat tes nya" kata cowok yang duduk disebelah Ara dan menatap Ara sambil tersenyum manis sekarang. Ternyata dugaan Ara salah cowok  itu ramah setelah berada di dekatnya.

"Thanks" jawab Ara dan membalas senyuman Tora.

Setengah jam berlalu, namun Ara masih belum melakukan tes nya karena sekarang Ara sedang menonton para seniornya menunjukan jurus-jurus yang mereka kuasai.

Ara fokus melihat para seniornya dengan sesekali ngobrol dan bercanda bersama dengan Tora.
__________

Dilain tempat, Zio yang sedang berlatih basket melihat kedekatan Ara dengan Tora gereget dibuatnya. Entah kenapa padahal Zio belum sedekat itu untuk cemburu kepada Ara, Zio juga tidak memiliki perasaan lebih kepada Ara selain menanggap Ara sebagai teman sekelas dan teman sebangkunya. Namun setelah mengenal Ara, Zio merasa ada yang berubah dari dirinya. Ruang Dojo memang tepat berada di samping lapang basket, ruangan yang sedikit terbuka membuat Zio dapat dengan mudah melihat keberadaan Ara.

"Liatin apaan? fokus amat " tanya Ken yang tiba-tiba datang dan merangkul Zio, Ken melihat ke arah yang di tatap Zio.

"Kalo emang suka ya bilang aja kali" ujar Ken yang dibalas tatapan tak suka dari Zio, menganggu saja katanya. Ken mengetahui sejak tadi zio memperhatikan Ara dari kejauhan.

"Ken" teriak Vella dari tepi lapangan sembari sesekali mengocok minuman yang ada ditangannya. Ken

"Kalo punya pacar yang perhatian kan enak, gak kayak mantan Lo yang maunya diperhatiin tapi gak pengertian sama pacarnya, capek deh" ujar Ken yang langsung berlari meninggalkan Zio takut kena amuk sang bintang lapangan.
_______

Sekarang saatnya Ara yang menunjukan kebolehannya, Ara sesekali menarik nafas untuk mengurangi kegugupannya. Sudah lama semenjak pindah ke Bandung, Ara tidak pernah berlatih namun sedari kemarin Ara sudah mempersiapkan jurus-jurusnya untuk tes hari ini.

Semua yang ada di sana menatap Ara termasuk Zio dan kawan kawan ditambah Vella dan Merry, yang juga ikut menonton Ara dari pinggir lapangan basket, tidak terlalu jelas namun mereka tetap menonton untuk memberi semangat kepada Ara. Latihan basket Zio sudah selesai karena mereka hanya bermain satu babak saja untuk melatih kemampuan mereka agar tidak kaku saat bermain.

"Wah si Ara keren banget sumpah" ujar Aksel di sela-sela kesunyian diantara mereka.

"Cewek gue tuh" sahut Fabo yang langsung mendapatkan tatapan tak suka dari Zio dan juga kena tampar Aksel.

"Sadar diri anjir" kata Aksel yang diacungi jempol oleh Vella dan Merry.

Mereka kembali fokus kepada Ara yang sudah memulai tes nya sedari tadi.

Ara memulai tes karate dari gerakan dasar sampai yang paling sulit, Ara juga melakukan jurus-jurus lainnya yang membuat semua orang tak bisa berkedip melihat Ara yang bergerak lincah di hadapan mereka.

Tepuk tangan pun bergema di seisi ruangan setelah Ara menyelesaikan tesnya. Ara senang karena puas dengan apa yang dilakukannya. Ara sangat percaya diri melakukannya.

Ara menengok ke lapangan karena dilapangkan basket sangat ramai meneriaki namanya. Dan yang membuat Ara salah fokus adalah senyuman Zio yang terpampang sangat tipis namun mampu terlihat oleh Ara dan matanya yang tajam tampak menatapnya.

Sepertinya Ara mulai menyukai Zio saat pertama melihat Zio, Zio masuk kedalam kriteria cowok idaman Ara. Namun Ara belum mau mengungkapkannya entah itu kepada Vella ataupun kepada Zio. Ara belum mengetahui sifat-sifat Zio, Ara juga masih terlalu baru untuk bisa dekat dengan Zio, Zio juga baru putus dengan Tere itulah alasan kenapa Ara masih merahasiakannya.

Lain halnya dengan Zio, pertama bertemu dengan Ara, Zio nampak tak peduli, namun setelah kejadian bola nyasar kepada Ara, Zio menyadari bahwa Ara sangat berbeda dari cewek-cewek lain yang suka cari perhatian terhadapnya. Terlebih Ara yang mengikuti ekstrakurikuler yang jarang sekali diikuti oleh perempuan. Itulah mengapa Zio sedikit penasaran dengan Ara, dan mulai mendekati Ara, secara perlahan. Zio mungkin hanya sebatas penasaran kepada Ara, belum suka. Masih proses mungkin, proses move on dari Tere maksudku hhaa.
_______

Tepuk tangan juga tak kalah meriah didalam Dojo tempat Ara tes, mereka tak menyangka Ara dapat melakukannya dengan sempurna.

"Wahh keren Ra, Lo pasti lulus Ra, pak Yuta gak akan menyia-nyiakan cewek kek Lo" ujar Dep, sangat terpesona dengan apa yang telah Ara lakukan tadi.

Dilain tempat, pak Yuta dengan beberapa anak didiknya termasuk Tora sedang mendiskusikan mengenai hasil yang akan diterima oleh Ara. Ara yakin dan percaya diri bahwa dirinya bisa diterima masuk kedalam tim karate SMA Pekerti ini.

"Selamat Ra, Pak Yuta suka sama kemampuan Lo, Lo lulus masuk tim kita" ucap Tora yang memang tangan kanan pak Yuta.

"Eh, beneran? Gue lulus? Beneran?Aaaa" begitu bahagianya Ara karena sekarang dia bisa melanjutkan hobinya itu.

"Makasih kak" ucap Ara sambil menjabat tangan Tora.

"Selamat ya Ra, nanti gue kabarin mengenai hal yang lain nya lewat WhatsApp aja kali ya?" kata Tora meminta persetujuan Ara.

"Oh iya boleh kak, ini" jawab Ara sambil memberikan kartu nama Ara yang sudah tertera nomor hp nya disana.

"Sekali lagi makasih ya kak" berhubung pak Yuta sudah pergi dari Dojo tersebut maka Ara hanya menyampaikan rasa terima kasih nya kepada Tora saja.

"Oh iya Ra, berhubung Lo udah lulus masuk tim kita, setelah ini ada sesi dimana Lo harus tanding lawan temen yang lain, sebagai salam perkenalan biar lebih akrab, itu udah jadi tradisi di tim kita" ucap Tora memberitahu Ara mengenai hal yang tak kalah penting nya bagi Ara.

"O-oh oke" Ara tampak ragu untuk melakukan hal tersebut, karena Ara tahu lawan nya adalah senior seniornya yang mana lebih jago dari Ara tentunya.

Tora tertawa melihat raut wajah Ara yang sedikit menampakan kekhawatiran nya.
"Lo tenang aja Ra, aman kok" ucap Tora meyakinkan Ara.

Oke Ara harus bersiap untuk kegiatan selanjutnya, semangat untuk Ara.

RAZIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang