Tekan voteeeeeeee
_____Ara sangat bahagia karena telah berhasil lolos tes karate. Semua senior juga senang karena akhirnya ada seorang cewek yang menjadi bagian dari mereka. Setelah sekian lama tak ada penyegar mata di dalam Dojo itu. Setelah kedatangan Ara tentulah Dojo itu terlihat menjadi lebih segar dan menyenangkan, karena yang berhasil masuk kesana bukan sembarang cewek, Ara bidadari woy. Senior-senior tentulah menjadi lebih giat untuk berlatih tentunya.
"Ra,pulang sama siapa?" Tanya Tora yang sedari tadi berada di sebelah Ara, mereka sedang bersiap untuk pulang karena hari sudah mulai petang. Di dalam Dojo juga sudah tak ada siapapun selain mereka.
"Gue kayaknya di jemput mamah gue deh," jawab Ara sembari berjalan keluar dari Dojo di ikuti oleh Tora.
"Bareng sama gue aja, mau gak?" Ajak Tora
"Eh enggak deh,makasih lain kali aja" Ara menolak karena tak mau merepotkan seniornya itu.
Mereka berjalan bersama di sepanjang koridor dan berpisah di area parkir, karena Tora yang harus mengambil motor nya dan Ara yang harus pergi ke halte untuk menunggu di jemput oleh mamah nya.
________
Jangan lupakan Zio yang sedari tadi membuntuti Ara dan Tora dibelakang, dengan wajah yang terlihat sangat kesal tentunya.
"Kok deket banget sih, kan baru kenalan tadi," ujar Zio kepada dirinya sendiri dengan nada sedikit ketus namun sangat lirih sehingga hanya terdengar olehnya, sambil terus menatap Ara dan Tora yang ada di depannya tanpa menyadari kehadiran Zio. Zio mengembuskan nafas kasar.
Sebelum berpisah, Ara dan Tora saling melambaikan tangan tanda berpisah dan itu terlihat jelas oleh mata Zio.
"Dih dadah-dadah, lagi fashion show kali ye " ujar Zio lagi.
"Eh kenapa gue jadi sewot gini sih, bodo amat lah dia bukan siapa siapa gue juga." Menyadari apa yang dilakukannya sudah diluar batas akhirnya Zio pergi untuk mengambil motornya.
Bodo amat katanya, lain di mulut lain di hati, biasalah.
_______Ara menelpon mamahnya untuk meminta jemput karena hari sudah petang dan tak ada angkutan umum yang lewat dekat sekolah. Namun tak ada jawaban dari mamahnya diseberang sana. Ara sudah menduga karena mamahnya pasti sedang sibuk di butiknya.
Ara berdiam seorang diri di halte, mencoba menunggu keberuntungan nya, siapa tau ada angkutan umum atau ojek yang lewat sana. Namun tak ada kendaraan satupun yang melewatinya. Bagaimana Ara akan pulang sedangkan jarak sekolah dan rumahnya lumayan jauh.
Ara mengusap wajahnya, namun tangannya tak sengaja memegang luka yang ia dapatkan saat tes tadi.
"Aww, aishh" Ara merintih merasakan lukanya yang kembali berdenyut dan perih, ia lupa membersihkan dan memberikan obat kepada lukanya. Ara mengambil handphone nya dan melihat luka di pelipis nya, Ara mencoba memegang lukanya.
Namun saat Ara akan kembali memegang lukanya ada tangan seseorang yang menahan tangan Ara.
"Jangan dipegang-pegang, tangan Lo kotor!" Ucap Zio masih menahan tangan Ara. Ara terkejut karena mendapati Zio yang ada disebelahnya. Zio melihat Ara seorang diri di halte dan menghampirinya.
"Zi-Zio kok Lo ada disini?" Tanya Ara kaget.
"Pelipis Lo kok bisa luka? Kena tonjok?" Zio balik bertanya, enggan menjawab pertanyaan Ara.
"I-iya" jawab Ara singkat, Ara masih terkejut melihat Zio yang tiba-tiba muncul. Kemudian Ara mencubit pipi Zio memastikan bahwa itu benar-benar Zio. Zio tidak bergerak, tubuhnya seketika membeku. Jantung Zio berdegup kencang, Zio tidak kuat, tolongggg.
"Ini beneran gue" ujar Zio sembari menurunkan tangan Ara dari pipinya.
"Kirain gue,tadi jin yang menyerupai Lo " ucap Ara sambil menampilkan deretan giginya, tak lama dari itu Zio menabok dahi Ara dan membuat Ara kembali meringis kesakitan.
"Awww, sakitt" sahut Ara sambil memanyunkan sedikit bibirnya sambil mengusap-usap dahinya.
"Bukan salah gue" seperti biasa jawaban Zio yang tak mau disalahkan, sambil mengeluarkan sebuah kotak dari dalam tasnya. Zio selalu membawa kotak p3k didalam tasnya. Sebagai kapten basket yang baik, ia juga harus siap sedia jika ada anggotanya yang terluka. Oleh karena itu ia selalu membawa kotak itu kemanapun.
"Deketan, gue obatin" ujar Zio sambil menarik pelan leher Ara agar sedikit mendekat. Yang ditarik hanya bisa pasrah dengan kondisi jantung yang tak baik-baik saja.
"Lain kali kalo ada yang nonjok lawan, bukannya diem, payah," ujar Zio sambil membersihkan luka Ara.
"Hah? Lo liat gue pas tanding?"
Dugaan Ara sepertinya benar, Zio berhenti mengoleskan obat merah di pelipisnya dan meniup luka Ara pelan, dan segera menempelkan plester dilukanya. Zio tak berani menatap Ara. Ara tersenyum melihat tingkah Zio yang lagi-lagi sangat menggemaskan menurutnya."Lo dijemput?" Lagi, Zio mengalihkan perbincangan sebelumnya dengan Ara.
"Heemm, gue lagi nunggu kuda lumping jemput gue," sahut Ara sedikit kesal karena Zio tak menjawab pertanyaannya tadi.
"Oh gitu, yaudah" jawab Zio lalu bersiap akan meninggalkan Ara. Namun Ara menahan tangan Zio dan menampilkan wajah dengan puppy eyes nya. Berharap Zio peka, dan menawarinya tumpangan.
"Kenapa?" Tanya Zio bingung dengan tingkah Ara sekarang, ishh Zio tidak peka.
" Mamahguegakbisajemputgakadakendaraanyanglewatjugaguemaupulangbarengboleh?" Jawab Ara,berbicara tanpa memperhatikan tanda bacanya, asal ucap dan sangat cepat. Zio menggaruk kepalanya,berusaha mencerna perkataan Ara barusan.
"Lo mau pulang bareng?" Tanya Zio memastikan, yang dibalas anggukan oleh Ara.
"Yaudah ayok!" ujar Zio, Ara kegirangan mendengar ajakan dari Zio. Akhirnya Ara tak harus berjalan sangat jauh untuk pulang ke rumah.
Saat Ara akan naik ke motor Zio, tiba-tiba,
"Lo ngapain?" Zio kembali bertanya,
"Gue mau pulang bareng kan udah bilang sama Lo tadi," jawab Ara, memang benar sih, Zio menyetujui untuk pulang bareng dengan Ara.
"Dorong!" ujar Zio, satu kata namun berhasil membuat mata Ara hampir keluar.
"Do-dorong? "
"Iya, motor gue mogok, Lo mau pulang bareng gue kan? Yaudah bantuin gue dorong " ujar Zio tersenyum kemenangan melihat wajah Ara yang kembali berubah cemberut. Pasalnya ia benar-benar harus berjalan sangat jauh untuk bisa sampai ke rumahnya.
"Astoge, kenapa gak bilang sih, nyesel banget" Ucap Ara sambil menghembuskan nafas nya sangat kasar.
Ara sebenarnya senang bisa berduaan dengan Zio lama, namun hari ini Ara sangat capek karena tes karate yang mengeluarkan banyak energi. Harusnya hari ini menjadi hari yang sangat-sangat istimewa bagi Ara, karena berhasil lolos menjadi anggota karate. Nasib-nasib. Mau tak mau akhirnya Ara membantu Zio mendorong motornya itu.
"Tadinya gue mau bilang motor lo bagus, tapi karena mogok gak jadi gue puji deh " ujar Ara sambil mendorong bagian belakang motor Zio dengan susah payah. Zio tersenyum, Ara saat ini sangat menggemaskan, dengan pakaian khas anggota karate yang belum sempat Ara ganti lalu sekarang mendorong motornya.
"Eh Ra,lo.."
______
KAMU SEDANG MEMBACA
RAZIO
Teen FictionAmanohara Auryclare panggil aja Ara, cewek tomboi tapi cantik, elegan dan menawan. Hidup di lingkungan humoris membuat hidupnya terlihat sangat indah. Namun, hidup tidak selamanya indah bukan, ada saja masalah yang datang kepada Ara. Memendam peras...