"Lo gapapa?" Tanya cowok itu sembari membantu Ara berdiri."Eum..." Ara tak bisa berkedip melihat orang yang ada di depannya ini.
"Ada yang sakit?" Iyaa, orang yang tak sengaja melempar bola basket ke arah Ara adalah Zio, sang ketua basket, primadona sekolah.
"I..Ini" jawab Ara dengan polosnya. Tanpa di duga,Zio mengelus mengelus kepala Ara singkat,membersihkan sisa debu yang menempel di kepala Ara.
"Sorry, bukan salah gue, Lo nya aja kenapa diem disitu" elak Zio sedikit mendorong dahi Ara. Tadi saja perhatian, huh nyebelin.
"Aish untung ganteng, kalo gak gue geprek juga nih orang" bisik Ara yang tentunya masih dapat didengar oleh Zio.
"Apa?" Tanya Zio menjawab ucapan Ara.
"Enggak gue gak ngomong apa-apa ge-er banget sih Lo"
Ara pergi meninggalkan Zio namun tak lama dari itu..
"Woy, Lo gak butuh?" Teriak Zio kepada Ara yang belum pergi jauh dari hadapan Zio. Ara berhenti melangkah tanpa berbalik badan,
"Enggak, gue gak butuh nomor telepon Lo!!" teriak Ara sangat kencang dan penuh percaya diri.
"Dihh cewek gak jelas, yang gue maksud ini liat dulu!" ujar Zio sambil mengangkat selembar kertas dan membacanya sekilas. Ara berbalik untuk melihat apa yang dimaksud Zio barusan.
"Ahh formulir gue,siniin!" kesal Ara dan kembali mendekati Zio,namun ketika Ara akan mengambil kertas formulir itu, kepala Ara ditahan oleh tangan Zio sehingga Ara tak bisa mencapai kertas formulir yang diangkat sangat tinggi oleh Zio. Bayangkan, Zio tingginya aja kayak Titan sedangkan Ara hanya sebatas pundak Zio, Ara gak pendek amat sih tapi tetap saja bagaimana Ara bisa mengambil kertas formulir ditangan Zio.
"Gak mau!!...ahh gue baru inget,Lo sekelas sama gue kan?" Selidik Zio
"Enggak gada orang kayak Lo di kelas gue, sini in ihh Zioo" teriak Ara sambil terus berusaha menggapai kertas ditangan Zio.
"Lo tau nama gue?" Tanya Zio lengah dan akhirnya kertas formulir itu berhasil diambil Ara.
"Taulahh, tuh nama Lo gede banget di baju" Jawab Ara menunjuk name tag dibaju Zio dan beranjak pergi.
"Tunggu!..Ekskul buat cewek di sekolah ini banyak kali, kenapa Lo ikut karate?" Zio ternyata sudah membaca semua isi formulir itu.
"Masalah buat Lo?" Sekarang Ara benar-benar pergi meninggalkan Zio.
Senyum tipis terlihat di raut wajah rupawan Zio setelah kepergian Ara
_________Sepulang sekolah di rumah Ara.
"Seinget gue dulu Lo gak suka tonjok-tonjokan deh Ra, kenapa sekarang Lo malah ikut karate?" Vella masih bingung dengan jalan pikiran teman kecilnya itu.
Ara dan Vella memang berteman sejak mereka kecil, namun saat mereka menginjak kelas 3 SD, Ara harus ikut orangtuanya pindah ke Jakarta. Sejak itu mereka hanya bertukar kabar tanpa tahu kegiatan apa yang sedang disenangi masing-masing. Hal itulah yang membuat Vella kebingungan sekarang, menyadari karakter Ara yang ada dihadapannya saat ini dengan Ara yang ada di masa kecilnya sangat jauh berbeda.
Tak mendengar ada jawaban dari Ara, Vella menoleh ke arah Ara yang sedang melamun diatas tempat tidurnya.
"Woy gue tanya, ngelamun mulu kesambet Lo?" Kesal Vella sembari melemparkan beberapa butir kacang yang ada di genggaman tangannya.
"Aishh, gue lagi mikir..." Ara tak melanjutkan ucapannya.
"Mikirin apa? Tes karate besok?" Tanya Vella
"Y-ya iyaa gue mikirin tes karate besok" cengir Ara tak mau memberitahu Vella apa yang ada di pikirannya sekarang dan beranjak menghampiri Vella di sofa yang ada di kamarnya.
"Eum..Sebenarnya gue udah lama ikut karate, dari kelas 6 SD, makanya gue ikut karate sekarang. Gini-gini gue atlet kali, Lo kemana aja? Katanya temen dari orok gue,gitu aja kaga tau" Jawab Ara panjang lebar menjawab pertanyaan pertama Vella sekaligus mengalihkan topik tentunya.
"Ehh Maemunah, Gue bukan emak Lo yang tau segalanya tentang lo yaa " ujar Vella membela diri sambil memasukan kembali kacang kedalam mulutnya dan kembali fokus menonton film yang sedang tayang di tv itu.
"Iya elah, baper amat sih Lo" ucap Ara sembari membaringkan kepalanya diatas paha Vella dan memejamkan matanya sesaat.
"Ra, Lo sehat?" Tanya Vella tiba-tiba,
"Sehatlah, emang kenapa?" Tanya balik Ara, tak mengerti dengan pertanyaan Vella.
"Detak jantung Lo kedengaran sampe sini anjir" ujar Vella membuat Ara membelalakkan matanya.
"Hah?,Sa-salah denger kali Lo " jawab Ara gelagapan dan langsung pergi meninggalkan Vella. Ternyata Ara belum bisa mengkondisikan detak jantungnya setelah tadi memikirkan Zio.
"Aneh banget tuh orang" Vella menggelengkan kepalanya.
_________Di lain tempat, Zio dan teman-temannya sedang berkumpul di sebuah villa milik keluarga Zio, villa itu memang sudah menjadi tempat berkumpulnya Zio dan teman-temannya terutama anggota basket sejak 1 tahun yang lalu. Letak villa itu tidak jauh dari sekolah dan juga memiliki lapangan basket sendiri dibelakangnya. Mereka bahkan bisa sampai tidak pulang ke rumah hanya untuk berlatih basket disana. Villa itu sudah seperti rumah kedua bagi mereka.
"Neng Araaa.. pujaan Abang" senandung Fabo tidak didengar oleh ke 4 temannya, sembari mendribble bola basket dan memainkannya sendirian, maklum teman-temannya yang lain sedang asyik dengan dunianya masing-masing sambil duduk di teras villa menikmati angin sore.
Ketika yang lain asyik chatting an dengan sang pacar, ber-selfie merasa paling ganteng, bermain gitar sambil nyanyi didalam hati, namun lain hal nya dengan Zio, ia hanya bengong dan menatap pada satu titik tanpa berkedip sambil senyum-senyum pula. Entah apa yang dipikirkan oleh Zio.
Jrengg....
Petikan kasar dari gitar yang sedang dimainkan oleh Aksel membuat semua yang ada disitu terlonjak kaget. Terutama Zio yang sedang asyik melamun sambil tiduran diatas hammock terguling karenanya.
"Anjirr, apaan sih Lo nyet" ujar Ken sambil mengusap-usap sebelah telinganya karena tepat berada di sebelah gitar Aksel.
"Ehh sorry sorry hha" ucap Aksel menyadari kesalahannya.
"Sorry Sorry Sorry Sorry naega naega...." Senandung Ken dengan wajah julidnya. Btw itu lagu sorry sorry Super junior, iya om Siwon."Hahaha... Si Zio berguling-guling hahaha" Fabo mengusap-usap perutnya yang sakit akibat menertawakan Zio.
"Haha,, temen gak ada akhlak Lo ya" Timpal Ken yang juga menertawakan Zio sambil menonjok pelan lengan Fabo.
"Anjir Lo semua,bukannya nolongin gue ya Lo pada, sakit nih" ujar Zio sambil mengelus-elus pinggangnya.
"Salah sendiri, dari tadi bengong Mulu" kata Ken yang ternyata memperhatikan Zio sedari tadi.
"Sorry bro, gak sengaja gue tadi hhe" ucap Ake sambil mengangkat jarinya membentuk huruf V lalu nyengir memperlihatkan giginya yang tersusun rapi.
"Mikirin apaan?,sampai bengong gitu" Tanya Ken kepada Zio
"Gak ada, gue gak mikirin apa-apa" jawab Zio salah tingkah lalu beranjak masuk kedalam villa meninggalkan teman-temannya. Menurut kalian Zio mikirin apa?
"Ihh pasti kesurupan angin sore nih si Zio" ujar Fabo yang langsung kena timpuk bantal sofa dari Ken.
Bukk
"Ah..gue kutuk lo jadi batu!" Teriak Fabo sambil melempar kembali bantal tersebut ke arah Ken yang jelas sudah kabur duluan, kelakuan Fabo sungguh diluar nalar.
_______

KAMU SEDANG MEMBACA
RAZIO
Teen FictionAmanohara Auryclare panggil aja Ara, cewek tomboi tapi cantik, elegan dan menawan. Hidup di lingkungan humoris membuat hidupnya terlihat sangat indah. Namun, hidup tidak selamanya indah bukan, ada saja masalah yang datang kepada Ara. Memendam peras...