Ara baru saja menyelesaikan tes karate pertamanya dan sekarang ia sedang beristirahat mengisi energi untuk tes kedua nanti yang tentunya lebih sulit.
" Sumpah keren banget tadi Ra! " puji Merry sambil menyodorkan sebotol minuman dingin kepada Ara.
" Cowok-cowok kicep liat Lo tadi " tambah Vella menjelaskan situasi saat menonton Ara. Ara hanya mengangguk menjawab kedua temannya itu tanpa melihat temannya, Ara hanya fokus memperhatikan seseorang yang sedang bermain basket dilapang yang sedang berlari kesana-kemari berusaha menguasai bola. Sesekali Ara tersenyum melihatnya. Ya itu Zio dan ke-tiga kawan nya yang melanjutkan bermain basket.
"Suka nonton basket atau suka sama yang mainnya nih?, sambil senyum-senyum gitu liatin nya" goda Merry yang menyadari Ara senyum-senyum sendiri dari tadi.
"Suka sama yang mainnya lah Mer, gimana sih lo," ucap Vella asal
"Apaan sih?, Itu mah Lo bukan gue" jawab Ara membela dirinya. Ara sedari tadi memang memperhatikan Zio yang sedang bermain basket, namun Ara enggan menjawab jujur pertanyaan temannya itu.
"Iya gue! Pacar gue kan lagi main basket tuh, kenapa? Lo mau juga?" Sindir Vella kepada Ara yang langsung mendapat tatapan tak suka dari Ara.
"Sombong amat, putus tau rasa lo" ucap Ara yang langsung mendapat pukulan cukup keras dari vella ditangannya.
"Anjir sakit bego!" ucap Ara ngegas,
"Lo kalo ngomong jangan asal jeplak Maemunah!" kata Vella sambil menyuapi Ara dengan donat cukup besar ditangannya.
"STOPPPPP!!! " Teriak Merry menengahi perdebatan Ara dan Vella, untung saja ada Merry disana kalo tidak otw perang ke delapan tuh.
Karena teriakan Merry yang cukup menggelar, cowok-cowok yang sedang bermain basket seketika berhenti bermain hanya untuk melihat ke arah mereka.
"Woyy married Lo kenapa teriak-teriak anjir, jantungan nih gue" teriak Fabo dari arah lapangan dengan wajah yang sangat merah seperti tomat busuk. Maklum habis panas-panasan.
"Lo juga teriak-teriak bego" ujar Ken sambil melemparkan bola yang ada ditangannya ke perut Fabo,untung saja Fabo sigap menangkap bola itu, kalau tidak nangis tuh pasti.
"Capek deh gue liat dua orang nih gelud Mulu" ujar Merry mengungkapkan isi hatinya yang paling dalam. Ara dan Vella hanya nyengir sambil mengacungkan dua jarinya.
"Lanjut!" ujar Zio lalu menatap Ara singkat. Yang lain mengikuti perintah Zio dan kembali bermain basket.
"Gue mau pulang duluan aja deh, gue lelah, letih, lesu, haus, laper, bye" pamit Merry kepada Ara dan Vella.
"Jangan bosen-bosen liat gue sama nih anak gelud ya Mer hehe" ucap Ara sambil bertos ria dengan Vella.
"Serah Lo berdua deh,"
__________Karena Merry sudah pulang, disana tinggal Ara dan Vella yang sedang asik menonton permainan basket yang dimainkan oleh Zio dan kawan-kawan. Bagus deh daripada terus gelud.
"Lo habis ini tes apaan lagi Ra?"
Tanya Vella tanpa berniat melihat wajah Ara. Vella masih fokus menonton pacarnya yang sudah banjir keringat itu."Tanding sama senior" jawab Ara tanpa beban.
"What? Beneran? Sama cowok?" Kaget Vella yang kini menatap ke arah Ara,
"Iyalah sama siapa lagi," jawab Ara enteng sekali. Vella melongo melihat Ara yang santai-santai saja, padahal Vella sudah tak bisa membayangkan bagaimana jadinya Ara nanti tanding alias pukul-pukulan beneran sama seorang cowok, oh my God, semoga gak ketonjok tuh muka bak bidadari.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAZIO
Teen FictionAmanohara Auryclare panggil aja Ara, cewek tomboi tapi cantik, elegan dan menawan. Hidup di lingkungan humoris membuat hidupnya terlihat sangat indah. Namun, hidup tidak selamanya indah bukan, ada saja masalah yang datang kepada Ara. Memendam peras...