13

6 1 0
                                    

Pagi hari yang cerah, sinar matahari memancarkan cahayanya yang masuk melalui jendela rumah Ara. Ara sudah siap untuk berangkat ke sekolah, dengan seragam putih abu-abu yang menempel ditubuhnya, jaket bomber yang sangat cocok dipadupadankan dengan seragamnya juga rambut panjangnya yang ia ikat satu menambah kesan cantik pada dirinya.

Seperti biasa, Ara mengobrol dengan mamahnya sembari menunggu Vella menjemputnya untuk pergi ke sekolah.

"Gimana sekolah barunya sayang?" Begitulah pertanyaan dari seorang ibu kepada anaknya. Mamah Ara belum sempat menanyakan hal-hal seperti itu kepada anaknya karena terlalu sibuk bekerja.

"Seru mah, Ara dapet temen banyak banget, Ara juga udah masuk tim karate di sekolah" Sangat antusias Ara menjawab pertanyaan dari mamah nya.

"Syukur kalau kamu suka sama sekolah barunya, apapun yang kamu lakukan asal itu baik buat kamu mamah gak akan larang kamu sayang." ucap mamah Ara merasa bangga dengan anaknya itu sembari mencium puncak kepala Ara dan memeluk Ara. Mamah Ara sangat tahu alasan mengapa anaknya mengikuti karate, ada suatu hal yang membuat Ara ingin mendalami karate dari ia sekolah dasar dulu, suatu hal yang hanya mamah dan Ara yang mengetahuinya. Maka tak heran jika saat ini Ara kembali mengikuti ekskul karate di sekolah nya.

Tinnnnn

Suara klakson mobil dari depan rumah Ara seakan memanggil Ara untuk segera keluar rumah. Ya, Vella sudah datang untuk menjemput Ara. Dengan segera Ara berpamitan kepada mamah nya, mencium mamah nya dan pergi menghampiri mobil jemputan nya.

"Pagi Raaa, udah sarapan belom?" Ucapan sambutan dari dalam mobil yang tak lain dan tak bukan yaitu dari Vella saat Ara baru saja memasuki mobil merah kesayangan Vella itu.

"Heh kesambet apaan Lo? Tiba-tiba nanya udah sarapan belom? Gak kek biasanya" ujar Ara yang memang merasa aneh dengan sikap temannya yang satu ini.

"Gue mah perhatian, di bilang kesambet gada akhlak ya lo" jawab Vella tak terima.

"Ya maaf, pagi-pagi sensi amat"

Mobil Vella mulai meninggalkan area rumah Ara, maju perlahan dengan di barengi obrolan obrolan ringan dari keduanya.

Tak terasa mereka sudah sampai di area sekolah, sudah sangat ramai karena sebentar lagi jam pelajaran akan segera dimulai. Ara dan Vella keluar dari dalam mobil dan mulai memasuki koridor sekolah.

Mereka memasuki kelas yang tentunya sudah sangat bising saat itu.

"Hai Ra, my bidadari udah datang, mimpiin aku gak semalam?" Ucap Fabo seperti biasa yang sangat suka menggoda Ara, baru saja Ara datang Fabo sudah melancarkan aksinya dan akhirnya mendapat tatapan sinis dari Vella dan tentunya tak mendapat jawaban dari Ara.

"Ape Lo liat-liat? Terpesona ya sama kegantengan gue?" Ujar Fabo dengan penuh kepercayaan dirinya kepada Vella yang lngsung mendapat cap lima jarinya Vella tepat di wajah Fabo.

"Buset, tuu tangan lebar amat kek yang punya" canda Fabo, selain suka menggoda Ara, Fabo juga sangat suka menjahili Vella. Ken yang notabene adalah pacar Vella pun tak pernah memarahi Fabo jikalau ia sedang menjahili Vella, ya karena mereka sudah tau itu hanya sebatas candaan.

Ara yang melihat itu tak bisa menyembunyikan senyumannya, Ara sudah mulai terbiasa dengan kelakuan Fabo yang menurutnya sangat menyenangkan.

"Bae-Bae boo, nanti di terkam si Vella tau rasa Lo" ucap Zio yang sedari tadi menyaksikan kegaduhan dihadapannya itu sambil duduk manis di kursi ternyaman nya yaitu kursi samping Ara.

"Aman terkendali boskyu" jawab Fabo dengan gayanya yang so cool.

Vella yang sedari tadi berdiri bersiap akan duduk di kursinya namun,

RAZIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang