┇ douze

695 90 76
                                    

DALAM waktu kurang dari sepuluh menit, semua anggota SENA sudah berkerumun dengan divisi masing-masing. Termasuk Changmin yang rela menyeret Hyunjae agar bergabung dengan divisi Neraca Keadilan dan tidak mengganggu divisinya, Penyerang Pertama.

Hyunjae menghela nafas panjang memperhatikan anak-anak divisi Penyerang Pertama saat ini sedang melaksanakan ritual mereka. Berbagi cerita dan melakukan hal konyol bersama. Ketuanya juga terlihat sangat hidup dan banyak tertawa ketika berkumpul dengan divisinya.

Hyunjae bisa melihat para anak-anak divisi Penyerang Pertama melakukan budaya mereka setelah rapat besar, menarikan lagu dari boygroup atau girlgroup yang saat itu sedang terkenal di Korea Selatan.

Dalam pandangannya, Hyunjae melihat Changmin menarikan gerakan dance dari penyanyi HyunA lalu ketika anak itu berhenti dan lupa koreonya, Jay akan menjadi provokator dan berteriak paling kencang. Sehingga beberapa anggota langsung maju dan memukul-mukul punggung serta pantat Changmin.

Beda divisi, beda pula permainan dan ritual yang dilakukan. Hyunjae menolehkan kepalanya melihat divisi Penyerang Kedua Kevin, yang lebih suka bernyanyi sambil memainkan gitar akustik. Keadaan disana lebih tenang dan tidak seberisik divisi Penyerang Pertama. Dimana teriakan heboh Jay dan pekikan ultrasonik Changmin mendominasi.

Hyungnim yang sedang mengobrol dengan kekasihnya juga tak lepas dari tangkapan mata Hyunjae. Mereka terlihat kaku dan tidak semesra itu. Pikir Hyunjae, mungkin sahabat masa kecilnya itu tidak begitu ahli dalam menangani seorang gadis.

Tak jauh dari mereka ada divisi Guardian Eric yang merupakan divisi paling absurd. Tingkah orang-orangnya tidak jelas. Terutama Eric yang saat ini dilihat Hyunjae. Lelaki pendek itu menendang sebuah skateboard sehingga benda tersebut meluncur bebas dan menjauhi sang empu. Lalu dengan gerakan cepat, Eric dan beberapa anak buahnya mengejar skateboard itu.

"Isinya divisi Guardian tuh orang gila semua apa ya?" celetuk Hyunjae tak habis pikir.

Juyeon yang duduk di sampingnya, memeluk lutut hanya menoleh sedikit. Sebisa mungkin lelaki itu tidak mau pergi dari sisi Hyunjae. Antisipasinya besar, pokoknya Hyunjae tidak boleh dekat-dekat Younghoon selaku ketua divisi mereka.

Terakhir, Hyunjae melihat divisi paling normal yaitu divisi Penyerang Ketiga milik Haruto. Disana juga ada Jeno yang bergabung mengobrol. Mereka terlihat menghadap pada sungai dan membicarakan hal serius. Dari jarak sejauh ini, tentu Hyunjae tak bisa dengar tapi melihat orang-orang di divisi Haruto.

Dibandingkan dengan divisi Jaemin, divisi Haruto mungkin adalah kebalikannya. Di mata Hyunjae, divisi Penyerang Ketiga isinya lebih didominasi orang-orang yang susah diajak bercanda dan cenderung selalu serius.

"Cuma divisi Haruto doang yang normal," komentarnya lalu menyandarkan kepala pada bahu Juyeon.

"Cuma divisi Haruto doang yang normal," komentarnya lalu menyandarkan kepala pada bahu Juyeon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karena kaget, Juyeon refleks menegakkan badan dan membiarkan Hyunjae menyender padanya. Ia menoleh ke kanan kiri untuk mencari dimana keberadaan ketuanya. Yang ternyata sekarang ini Younghoon berjalan menuju divisi Jaemin untuk berbicara dengan Changmin.

Faire La Bise ✦ JumilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang