┇ seize

461 68 31
                                    

HYUNJAE yang sudah gelap mata setelah mendengar penuturan Sunwoo, lekas saja menangis dengan mengerahkan seluruh tenaganya. Ia berlari menuju ke depan, dimana Changmin dan Eric menunggunya dan Juyeon keluar.

"Hyunjae, tenang dulu, Jae!" Juyeon mencoba menahan langkah yang tercinta tetapi Hyunjae dengan segala upaya terus mendorongnya, meninggalkan Sunwoo yang hanya tersenyum remeh memandang teman satu gengnya pergi.

Lelaki manis itu sampai pada Eric dan Changmin yang menunggu di luar, tepat di samping gerbang sedang merokok berdua sambil berjongkok memandang pada ramainya jalanan. Keduanya tidak siap saat harus melihat Hyunjae dengan tangis dan amarahnya yang bercampur aduk, berdiri dan langsung memberikan tendangan keras pada wajah Eric sampai anak itu terbanting ke aspal.

"HYUNJAE!" Changmin dan Juyeon berteriak bersamaan. Keduanya berusaha menahan Hyunjae namun yang bertubuh pendek malah terkena pukulan keras yang tak ditahan sama sekali dari Hyunjae.

"Lo apa-apaan anjing!" Changmin yang tidak terima, mendorong bahu Hyunjae sampai lelaki itu mundur beberapa langkah. Raut wajah Changmin yang menegang lantas mengendur saat melihat wajah Hyunjae berderai air mata. Merah padam, bercampur antara marah besar dan kesedihan.

Namun sekali lagi, Hyunjae tidak peduli mau bagaimana teman-teman barunya menatapnya kali ini. Dadanya sangat sakit. Rasanya sesak bahkan untuk bernafas sekalipun. Ia marah dan terus menangis. Seolah air matanya tidak akan bisa habis.

Hyunjae masih mencoba menyerang Eric. Yang lebih muda sibuk mengaduh terkapar di jalan karena tendangan yang tidak main-main dari Hyunjae. Kembaran Lee Jeno itu kini tidak bisa bergerak. Hal yang dilakukan Hyunjae yang sudah lepas dari Juyeon juga Changmin yang menahannya, adalah mencekik Eric dengan sekuat tenaga.

"Hyunjae!" Juyeon memeluk lelakinya itu dari belakang, sangat erat, memohon agar Eric dilepaskan. "Hyunjae, sayang please jangan kaya gini. Ayo kita selesain baik-baik."

Tidak ada yang bisa Hyunjae dengar selain degup jantungnya sendiri dan dengungan keras yang mengisi gendang telinganya. Ia teringat bagaimana kabar sedih di masa lalu diucapkan padanya. Bagaimana hari-hari pedihnya dimulai setelah kedua orang tua direnggut paksa darinya.

Jika disuruh memilih, Hyunjae tidak mau menjadi pencuri, tidak mau terlibat dalam dunia kriminal, tidak mau berurusan dengan geng-gengan Seoul dan bahkan menjadi anggota salah satu geng terkuat di Korea. Hanya karena Eric yang menyetir tanpa rasa tanggung jawab, ia harus kehilangan kedua orang tua.

Menjadikannya Hyunjae sebagai pencuri di masa depan. Kehilangan segala-galanya mulai dari kasih sayang dan kehidupan yang ia punya. Tidak ada yang tersisa dari Hyunjae. Hidupnya hancur setelah orang tuanya meninggal dan Eric lah yang menjadi sumber penderitaannya selama ini.

"Arkkhh!! Lep-lepasin gu—akh!" Eric meronta, memegang kedua tangan Hyunjae yang sudah mencekiknya tak mau dilepaskan. Sekuat tenaga mencoba menyingkirkan namun kemarahan dan kesedihan Hyunjae saat ini bisa mengalahkan apapun.

Bahkan Juyeon yang mengisi hati dan pikirannya, seketika menguap dari ingatannya.

Changmin yang memang anggota divisi Penyerang Pertama, yang memiliki sifat sebelas duabelas dengan Jaemin, tidak mau repot-repot memikirkan cara membujuk Hyunjae. Jika kondisi sudah genting seperti ini, jalan satu-satunya adalah dengan kekerasan.

Seperti kata ketua divisinya, Na Jaemin, kekerasan adalah cara terbaik untuk menghentikan amarah seseorang. Jika kau tak cukup kuat untuk membuat situasi menjadi kondusif, maka kau harus terus berlatih lebih giat agar bisa mendisiplinkan mereka yang tidak mau mendengarkan, baik itu kawan maupun lawan.

Dengan satu kali tarikan nafas kuat, Changmin menarik kerah belakang Juyeon agar menyingkir dari Hyunjae. Sesaat setelah Juyeon berhasil menyingkir dari sana, Changmin melancarkan tendangan terbaiknya tanpa ia tahan-tahan, tepat kepada wajah Hyunjae.

Faire La Bise ✦ JumilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang