┇ dix-neuf

526 64 27
                                    

MELIHAT wajah Jaehyun yang menatap sedih dan bersalah padanya, Hyunjae sudah tidak mampu lagi menahan amarah yang mendesak dada. Ia mengeraskan rahang, mengepalkan kedua tangan dan langsung berlari memukul ketua dari geng SENA itu. Telak. Sampai Jaehyun terjengkang ke belakang akibat tidak melakukan perlawanan.

Taeyong yang melihat aksi itu hanya bisa membelalakkan mata dan membulatkan bibirnya. Ia saling pandang dengan Yuta yang malah bertepuk tangan seolah baru saja diberi hiburan. Para tuan rumah tidak menunjukkan keterkejutan sama sekali. Berbeda dengan reaksi yang diberikan oleh Jaemin.

"LO APA-APAAN ANJING!" Ia yang sangat menghormati ketuanya, segera saja melayangkan pukulan pada wajah Hyunjae, berniat membalas serangan yang diberikan lelaki manis itu pada sang ketua.

Namun Hyunjae bisa menangkis pukulan-pukulan Jaemin sampai hitungan ke empat. Hingga ketika Jaemin memutar tubuh di udara, tendangan dari ketua divisi Penyerang Pertama SENA itu tidak bisa ditepis lagi oleh Hyunjae. Ia jatuh ke tanah sambil memegangi dadanya.

Tak selesai sampai disitu, Jaemin berjalan cepat lalu menarik kerah Hyunjae, tangan yang lain memukul wajahnya sampai Hyunjae harus melangkah cepat mundur ke belakang memegangi rahangnya. Sakit sekali. Pukulan Jaemin tidak pernah main-main padanya. Bahkan sejak pertama kali mereka berjumpa.

"LO SEMUA BRENGSEK!" seru Hyunjae tak kuasa lagi meneteskan air matanya.

Ia merasa sendirian. Sejak dulu hingga sekarang. Hidup tanpa orang tua bukanlah hal yang bisa dibanggakan. Bukan hal menyenangkan dan tidak pernah Hyunjae harapkan. Lelaki itu pikir, sejak mengenal Juyeon dan kembali bertemu dengan Jaehyun serta teman-teman di Seoul Narada, pada akhirnya ia sudah menemukan sebuah keluarga.

Namun kenyataan menampar setelah pertemuannya dengan Sunwoo di penjara. Entah karena alasan apa Jaehyun teman kecilnya itu memenjarakan Sunwoo, yang jelas Hyunjae sudah tidak mengenalnya lagi sekarang ini. Apalagi fakta menyedihkan yang selama ini mereka semua sembunyikan. Bahwa salah satu petingi SENA lah, Eric Lee yang sudah merenggut kedua orang tua Hyunjae di masa lalu.

Menjadikannya hidup dalam kesepian dan kesendirian. Sampai harus mencuri hanya untuk sekedar menyambung nyawa.

"KENAPA NGGAK ADA YANG BILANG KE GUE KALO SELAMA INI ERIC LEE YANG UDAH BUNUH KEDUA ORANG TUA GUE?!" Hyunjae meraung dengan wajah berderai air mata.

Jaemin yang sudah bersiap memukulnya lagi akhirnya tertahan di tempatnya berdiri. Ia melihat Hyunjae benar-benar tidak berdaya, menangis sambil berlutut setelah terkena tendangan dari ketua divisi Penyerang Pertama SENA.

Sebuah cengkeraman kuat dirasakan Jaemin sebelum ia sempat membalas raungan penuh rasa sakit dari Hyunjae. Ditolehkan kepalanya pada bagian dimana bahunya dicengkeram. Hyungnim sang ketua sudah berdiri dan kini berjalan melewatinya.

Yang Jaemin dan Taeyong lihat hanya punggung Jaehyun saja. Ia berjalan pelan pada Hyunjae dan berlutut menyamakan posisi mereka, perlahan, salah satu tangannya memegang bahu Hyunjae tetapi ditepis kuat-kuat oleh teman masa kecilnya itu.

"Maaf Hyunjae. Gue nggak bermaksud ngerahasiain semua ini dari lo," ucap Jaehyun dengan penuh ketulusan.

Memang kematian orang tua Hyunjae bukan salahnya sama sekali. Namun sebagai ketua, ia merasa harus bertanggung jawab atas ulah yang dilakukan oleh salah satu anggotanya. Meski saat itu Jaehyun dan Eric juga belum saling mengenal dan bergabung dengan SENA.

Eric masih sangat kecil. Jeno yang ikut berada di dalam mobil juga sama kecilnya. Meski perbedaan umur mereka hanya terpaut satu tahun jaraknya, Jaehyun menganggap semua anggota SENA adalah orang-orang yang harus ia jaga. Semua beban dan masalah para anggota akan ia pikul seutuhnya.

Faire La Bise ✦ JumilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang