Sirkel B - 26

799 135 3
                                    

"Nja."

"Apa?"

"Nja."

"Apa?"

"Nja."

"Sekali lagi lo manggil, gua pukul nih!"

Davin tertawa, menganggu Senja saat serius mengerjakan tugas asik juga. Dia sedang ada di kelas Senja, menghabiskan waktu gabut diistirahat keduanya hanya untuk duduk dan memperhatikan kelucuan sahabatnya.

"Nja, ngga sholat dhuhur lo?"

Bisa Davin lihat senyuman setengah meringis itu menandakan anak itu bolong lagi sholat dhuhurnya kali ini.

"Hayolo masuk neraka lo nja."

"Ish! ntar gua seret lo lah."

"Kok gitu?"

"Lo kan hobi ngintilin gua." Senja memeletkan lidahnya pada Davin yang sudah tertawa.

"Bisa-bisanya. Kan beda Tuhan kita nja."

Davin mengulas senyum, kembali teringat kali terakhir dia menjahili Senja minggu lalu. Ini sudah hari senin, tapi Senja belum terlihat masuk sekolah.

Apapun kesalahan yang mereka buat, Davin hanya ingin cepat-cepat menyelesaikannya. Berada dalam situasi seperti ini, Davin benar-benar tidak bisa.

Setelah memberanikan diri untuk lepas dari ayahnya, Davin pikir semua beban pikirannya akan berkurang. Tapi sepertinya Tuhan masih belum mengijinkannya untuk menjalani hari yang lebih tenang.

Salah satu sumber bahagianya belum lengkap kembali.

Bagi Davin, Sirkel B itu 7 dan itu mutlak.

BUGGH

Suara bola beradu dengan kepala terdengar keras, Davin meringis memegang pipinya sendiri. Kepalanya juga jadi pening.

"Davin sorry ya Tuhan aduh ini gimana."

Davin tertawa melihat reaksi berlebihan Elsa, teman satu kelasnya yang tadi salah melempar bola.

"Kalem kalem, gua ngga papa."

"Davin beneran ngga papa?"

Davin mengangguk menjawab pertanyaan dari pak Rey, guru olahraganya. Pak Rey ini bisa dibilang guru idaman para siswi, masih muda, berabs, dan jangan lupakan ganteng juga.

"Ya sudah pemanasan 2 menit, sekarang giliran kelompok kamu."

Davin berjalan ke arah lapangan, dia menyugar poninya ke belakang membuat anak kelas sebelah yang jarang-jarang melihat menahan teriakan mereka. Davin terlalu ganteng untuk dilewatkan.

Davin memberikan smirknya saat melihat siapa salah satu lawannya di sebelah sana, sahabat rusuhnya, Pras.

Yang ditatap memutar bola mata malas dan menarik kulit pipi bawah matanya, tanda ia tidak peduli dan peperangan akan segera dimulai.

Kelas 11 IPA 3 dan 11 IPS 1 disatukan olahraganya hari ini. sebenarnya minggu ini Pak Rey memang sedang melakukan penilaian pada pelajaran voli, dan sengaja menjadikan 2 kelas dijadikan satu.

Davin menjadi Middle Blocker di timnya, sedangkan Pras Wing Spiker. Anak itu tidak sabar berhadapan dengan Pras nantinya saat rotasi dilakukan.

Pertandingan awal, kelompok Davin sudah mendapat satu poin dari servis meleset anggota kelompok Pras.

Davin tersenyum meledek pada Pras yang mendelikkan mata padanya. Mereka saling meledek satu sama lain dengar ekspresi setiap tim keduanya mencetak poin.

Sirkel B [BTS Lokal] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang