Sirkel B - 08

1.1K 183 8
                                    

"PRAS! JANGAN DICOPOTIN LAGI YA TUHAN! PERGI NGGA LO?!"

Pras memberikan cengiran kuda andalannya, jari telunjuk dan tengahnya terangkat membentuk tanda peace yang ditujukan pada siswi berkacamata di depannya. Cowok itu berlari saat siswi tadi akan melemparnya dengan buku ditangan.

"SUNNY! JANGAN GALAK-GALAK. NGGA LAKU LO NTAR." Teriak Pras dari jarak yang sudah lumayan jauh dari Sunny.

"BODOAMAT PERGI LO SETAN!" balas Sunny si siswi berkacamata tadi dengan emosi.

Hari ini sedang ada persiapan pentas seni sekaligus bazar semua kelas dari SMA Nusa Bangsa. Di akhir pekan persiapan hanya tinggal sedikit lagi, semua mengerjakan bagian masing-masing dengan cepat dan teliti mengingat hari Senin pensi dan bazar sudah dimulai. Tiket juga sudah di jual melalui online serta offline. Kabarnya sih sudah 80% terjual hanya dalam waktu satu hari.

Senja mengipasi dirinya dengan sobekan kardus, dia ada di stand kelasnya sekarang yang masih ditata oleh beberapa siswi yang menurut Senja terlalu rajin. Kelasnya, 11 IPA 5 menjual printilan gantungan kunci yang terbuat dari boneka kecil hasil buatan anak kelas. Senja juga membuat 3 dengan bentuk berbeda, ada kepala kodok, kepala kelinci, dan bentuk jari.

Senja melirik kelas Davin 11 IPA 3 yang hanya terhalang satu stand dari kelas 11 IPA 4, Senja nenyipit tidak melihat apapun di meja panjang. Cowok itu beranjak dan berjalan ke arah Stand kelas Davin.

"Nyari apa sen?" tanya seorang siswa yang Senja kenal bernama Seno.

"Davin mana no?"

Padahal Senja hanya kepo apa yang akan dijual kelas Davin, kelasnya tidak mau kalah ya dari kelas lain. Tapi stand kelas Davin masih benar-benar kosong.

"Tuh si Davin." Tunjuk Seno ke dekat area panggung di sekitaran tengah lapangan.

Senja berdecih, Davin sedang bernyanyi sekarang di kelilingi banyak siswi. Pandangannya beralih pada Pras yang sedang berlari lalu berhenti dan berteriak pada gadis didekat panggung. Senja hanya mendengar sayup-sayup teriakan Pras. Lapangan sedang berisik-berisiknya sekarang. Anggota band sekolah juga sedang latihan diatas panggung.

Senja memilih menghampiri Davin yang masih asik menyanyi.

"PRAS KAMPRET! LATIAN BEGO. BALIK KE RUANG LATIAN CEPET!"

Senja meringis, Rama berteriak tepat di depan telinganya. Belum juga dia protes cowok itu sudah berjalan mendahuluinya ke arah Pras dan menggeretnya meninggalkan lapangan.

"LO KETUA ANJIR, KELAYABAN MULU!"

Semua orang sibuk sekarang. Senja menghela nafas, kenapa semua orang benar-benar ambis. Bahkan Rama yang suka leha-leha. Arka juga tidak terlihat sama sekali, kalau Afkar dan Geo sudah pasti sibuk mempersiapkan acara terakhir mereka sebagai anggota osis.

Davin melambaikan tangan pada siswi-siswi yang sudah bubar, cowok itu beralih pada Senja dan merangkulnya untuk berjalan bersama.

"Hoo, udah tebar pesonanya?"

Davin tertawa, mengusak puncak kepala Senja. "Cuma tes suara, udah lama ngga nyanyi."

Senja cemberut, cowok itu tidak membalas lagi perkataan Davin. Entahlah, moodnya hanya sedang kurang baik.

Bibirnya disentil Davin pelan, "Jangan cemberut mulu, mau susu pisang?"

Mata bulat kesukaan Davin itu berbinar, "Sama satu pocky, deal?"

Tertawa lagi, Davin mengangguk pasti. "Deal," katanya dengan senyum merekah. Membuat beberapa siswi yang dilewati mereka menahan nafas, Davin terlalu ganteng untuk dilewatkan.

Senyum Davin hanya untuk Senja, yang dilewati iri melihatnya. Tukeran posisi yuk Sen?

Ada juga yang iri pada Davin, bisa membuat pout dibibir Senja berubah menjadi senyum semanis gula.

"SENJA! DAVIN!"

Keduanya menoleh, mendapati Arumi si ketua eskul musik sedang berlari kepayahan ke arah mereka.

"Sen.. heh.. Dav.."

Davin mengipasi cewek didepannya dengan tangan, "nafas dulu rum."

Mengangguk, Arumi berusaha menstabilkan nafasnya. Setelah lebih tenang, dia meminta Senja dan Davin untuk minggir melihat beberapa murid yang lewat.

"Gini, anggota gue si Adrian sama Yudha yang bawain lagu we don't talk anymore ngga bisa. Adrian sakit tenggorokan, si Yudha barusan kecelakaan motor."

"Oh yang katanya nyungsep ke got itu ya." Potong Davin membuat Arumi memerah malu.

Yudha kan pacarnya, kenapa Davin ini blak-blakan sekali sih. Kan dia jadi ikutan malu.

"Iya itu, nah gua disaranin Afkar katanya Senja sering nyanyi berdua sama Pras itu lagu. Tapi karena Pras juga tampil bareng anak dance, Afkar bilang Davin juga bagus. Nah dari itu gua mau minta bantuan kalian, mau ya gantiin Adrian sama Yudha."

Senja sudah akan menolak, tapi mulutnya dibekap Davin. "Oke, kita latian sendiri apa gimana- AW SENJA JANGAN DIGIGIT DONG TANGAN GUA."

Arumi meringis nyilu melihat bekas gigitan Senja di tangan Davin. Lumayan dalam, pasti sakit.

"YA LO! IYA IYA AJA SETAN. LATIHAN DUA HARI DOANG DIPIKIR LAMA?!"

Davin memutar bola mata malas, "lo bisa nyanyi kan nyet! yaudah tinggal nyanyi doang gampang!"

"Ga gitu dong ih! kan banyak yang liat! lo pikir nyiapin diri diliatin orang sebanyak itu gampang? lo sih iya pede!" Senja bersedekap, Arumi rasa andai bisa mungkin saja sudah ada tanduk yang keluar dari kepala adik kelas imutnya ini.

"Ya kan ada gua Senjaaa, ngapain malu anjir."

"IH LO NGGA NGERTI!"

Nah lho, dua siswa famous dari Sirkel yang sama malah ribut di tengah koridor. Padahal baru manis-manisan, sebentar lagi gosip akan menyebar.

Arumi memijit keningnya, sabar-sabar.

■ SIRKEL B ■


udah ngga error kayanya nih

Sirkel B [BTS Lokal] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang