Sirkel B bubar, hal yang masih menjadi gosip hangat bahkan saat minggu sudah berganti. Pras tidak masalah sih, terserah orang yang melihat mau menganggap bagaimana. Lagian dia masih berteman dengan mereka, hanya saja tanpa berkumpul seperti biasa.
Sesuai keputusan yang mereka ambil beberapa hari lalu, setelah Arka pergi dari apartemennya dan hanya mengatakan maaf. Bukan bermaksud memperumit keadaan, hanya saja mereka pikir berjalan di jalan masing-masing mungkin lebih baik. Dari pada Sirkel B hanya berlima.
"Sirkel B itu 7." Itu kata-kata Davin yang tidak bisa diganggu gugat.
Meski begitu, Pras meyakinkan diri bahwa mereka tidak akan bubar. Hanya menunggu waktu sampai bisa bertujuh kembali.
"Pras, diem atau gua tendang."
Pras tertawa lebar dengan mata tertutup seperti biasa, Julian teman sekelasnya sedang fokus bermain catur dengan anak kelas sebelah, tapi Pras ini memang tidak ada jiwa supportivenya. Sejak tadi tidak berhenti menganggu kawannya sendiri.
"Lo kalo mau gangguin, gangguin Gemma aja anying." Teriak Julian melepas tangan Pras dari pundaknya.
"Sekata-kata lo." Gemma ikutan sensi.
Keduanya kembali fokus bermain, Pras yang sudah melihat tanduk tak kasat mata Julian keluar memilih jadi anak baik yang menonton permainan keduanya dengan anteng.
"Gemma!"
Ketiganya menoleh ke sumber suara, ada Remmi yang memanggil Gemma tadi, ada Rean juga, dan yang terakhir Senja.
"Apaan." jawabnya sembari kembali fokus.
"Main basket ayo, ditantang kakak kelas nih."
Gemma menoleh, "lah, tim kita kan ada kakak kelasnya ege. Lagian ini istirahat pada kaga tau kemana."
"Kalem, ini gua bawa Senja sama satu lagi si Leon. Anaknya lagi ngantin dulu bentar."
Setelah mengakhiri permainan catur sepihak yang membuat Julian misuh-misuh, Gemma akhirnya bergabung dengan tim basketnya, minus Senja sih karena anak itu hanya ikutan.
"Cie punya temen baru."
Senja tertawa kecil, menendang kaki Pras dan kembali berjalan menyusul yang lain.
Satu hal positif yang bisa Pras simpulkan sekarang, Senja sudah bisa bergaul dengan yang lain. Setidaknya teman Senja bukan hanya mereka.
'Teman ya?' batin Pras tidak mau mengakui keiriannya melihat Senja bersama yang lain.
"Jul, dari pada lo darah tinggi marah-marah mulu mending ngantin."
Keduanya jalan bersisian menyusuri koridor, Pras bahkan sempat menggoda beberapa siswi yang dilewatinya. Julian yang jarang-jarang bersama Pras saja stress, apalagi mereka sahabatnya.
Kantin sudah tidak terlalu ramai, Pras berlari ke stand mie ayam. Rasa laparnya meningkat mencium aroma makanan yang bermacam-macam di kantin.
Karena tidak fokus pada sekitar, lengannya menabrak lengan seseorang yang juga tengah fokus pada bawaannya sendiri.
"Sorry."
"Sorry ju.. ga."
Keduanya tertawa setelah melihat satu sama lain, Pras hanya mengerling jahil dan melanjutkan jalannya dengan bernyanyi kecil. Afkar, yang tadi bertabrakan dengannya juga kembali menoleh kesana kemari, mencari tempat yang pas untuknya makan dengan tenang. Ada Davin di pojok kantin yang tengah melihat pada satu layar ponsel dengan teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sirkel B [BTS Lokal] ✔
Fiksi PenggemarSepenggal kisah 7 pemuda yang sering murid SMA Nusa Bangsa sebut 'Sirkel B' Mereka berisik, mereka tidak bisa diam, mereka baik. Penilaian setiap orang tentu berbeda-beda. Bagi mereka, pertemanan menjadi penghilang sepi, pelipur lara, atau sekedar...