Mas pacar: keluar sekarang!
Gak mau
Mas pacar: cepet keluar liv!
Gak mau!!
Mas pacar: kenapa?
Males
Mas pacar: keluar atau aku rusak pintu kamu sekarang juga.
Lah kamu di rumah aku?!
Mas pacar: menurut kamu?
Kenapa gak bilang?!
Mas pacar : bukain cepetan, sebelum aku berubah pikiran mau balik lagi.
Mau gak mau akhirnya Livia bukain pintu, meskipun dengan langkah berat dengan kaki di hentak-hentak, Livia tetap tidak tega melihat pacar nya di luar.
"Tck lama !" gerutu Ten
Dia masuk meninggalkan tuan rumah nya yang melotot tidak percaya.
Livia mendengus kesal "suruh siapa gak jelas"
"kamu yang gak jelas." bantah nya
"kalau kesini cuma buat marah-marah balik deh mending apaan coba, sana balik mumpung aku belum tutup pintu" kesel Livia
"pacar dateng kasih senyum kek, nih katanya laper, lain kali kalau laper bilang ke aku bukan bilang di status" kata Ten ngasihin kantong kresek warna hitam ke Livia.
"kan lagi marahan ! Gengsi lah" jawab Livia masih dengan kekesalan nya.
"makan noh gengsi sampe kenyang, dah aku balik dulu"
Ten bilang mau balik tapi badan nya masih diem gak gerak menuju pintu.
"katanya mau balik?! " sindir Livia kesel
Ten menghela nafasnya, ia tau kalau pacar nya ini tengah marah karena dirinya, Livia tidak sengaja melihat Ten kekasihnya ini Tengah berpelukan dengan wanita yang tidak lain adalah sepupu nya Ten.
Tapi Livia malah lari begitu saja, dan Ten melihat itu, dia geleng-geleng kepala dan berakhirlah seperti ini.
"masih marah? " tanya Ten lembut
Livia cuma mendengus pelan "menurut kamu? " jawab nya singkat
"jangan marah lagi, besok aku beliin eskrim yang banyak, sekarang senyum dulu biar aku pulang bahagia" Kata Ten natap Livia lembut.
"tck.. Pulang mah pulang aja gak usah banyak alesan" cibir Livia
Ten malah ketawa pelan "yaudah kalau masih marah, aku pulang yah makan yang banyak"
Ten ngusak rambut nya sayang.
"Kak!.." panggil Livia
"kenapa? Hmm ?" Ten mengulum senyum nya gemas, ia tau kalau Livia ini sangatlah lucu, gengsi nya yang selangit bikin Ten jadi makin gencar buat menggoda kekasihnya itu.
"mm--" Livia masih diam dan menarik-narik bajunya sendiri dengan kepala menunduk.
"gak jadi deh, kalau mau pulang gih aja sana" ucap Livia dia meninggalkan Ten.
Tapi tangan Ten langsung menahan tangan Livia dan membawanya untuk mendudukan nya di kursi, dia tersenyum tampan dengan tangan membelai rambut serta pipinya lembut.
"aku tadi peluk Shellin sepupu aku dari keluarga papa, kamu pasti belum tau karena dia emang baru dateng dan dia langsung ke kantor aku, dan secara gak sengaja ternyata cewek bawel aku ini ngeliat aku lagi pelukan--
--tanpa nanya siapa dan langsung tiba-tiba pergi gitu aja dan ngambek kaya gini, lain kali jangan kaya gini ya sayang, kalau ada masalah jangan lari, coba kalau ada hati yang bikin kamu ngeganjel ke aku diomongin baik-baik ok"
Livia tersenyum dan mengangguk "maaf, tapi tetep aku masih marah udah sana pulang"
Ten hanya menggelengkan kepalanya "Livia emang Livia, gue lupa kalau pacaran sama anak kecil di bawah umur" gerutu Ten
"Aku denger ya kak! Aku cuma beda 2 tahun doang loh kak mana ada dibawah umur udah ah sana katanya mau pulang"
"masih ngambek nih?"
Livia mendengus dan memilih diam sambil melipat tangan nya di dada.
"yaudah deh, Kakak pulang ya" pamit Ten
"Kak!" panggil Livia yang membuat Ten menoleh lagi ke belakang
"kenapa?" tanya Ten
"besok bawain eskrim yang wadahnya diember yah, aku maafin kalau kamu bawa itu, dah sana pergi babay~"
Ten makin tertawa melihat tingkah gemas pacar nya itu, andai saja dia bisa menginap disini sudah ia terkam gadisnya saat ini juga.
Mas pacar.
Hai!? Lagi merasa bucin sekali dengan Mas satu ini meskipun aku gatau ini cerita bakalan rame apa nggak, gatau deh tapi semoga aja rame sih.
Dan juga semoga aja cerita nya bisa kalian suka. Thanks!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Pacar
Short Story"Kak!.."- Livia "besok bawain eskrim yang wadahnya diember yah, aku maafin kalau kamu bawa itu"- Livia