I Have Never Been Disappointed In Praying To You, God

104 1 0
                                    




Aku tidak tau bagaimana sebenarnya hubungan bersama gisel. Ia memang temanku, tapi terkadang aku menyayanginya begitu banyak sekaligus membenci. Aku tidak bisa memungkiri bahwa gisel adalah teman tersabar bagiku. Tapi di balik itu, ia juga masih menjadi alasan di balik rasa sedihku selain ayu. Sifat gisel selalu saja membuatku muak. Ia hanya bisa bersembunyi di balik kata "ya, aku emang begini. Kek mana?"

Aku dan gisel terbilang sering terlibat masalah. Orang mengiranya mungkin kita selalu baik-baik saja sebab konten yang ku posting di sosmed memang hal-hal baik saja antara aku dan gisel. Apapun masalah yang kita lalui, aku benar-benar tidak menyukai cara gisel dalam mencari jalan keluar yang menurutku akan selalu menggantung bukannya selesai. Aku merasa belum terlalu menunjukkan amarahku padanya selama ini. Aku masih orang yang mengikuti saja pola yang ia buat, semampuku. Aku belum berusaha merubahnya karena aku ingin mengenal gisel lebih jauh. Seperti apa ia ketika kita di timpa masalah atau sekedar tau apa yang ada di pikirannya ketika hal-hal buruk terjadi pada kita.

Bagiku gisel sama pasrahnya seperti vaelis. Gisel lebih memilih untuk menunggu waktu yang akan menyelesaikan ini semua. Jika pun ia berusaha menjelaskan, maka yang kutangkap hanyalah ia meminta maaf dan berkata tidak akan mengulangi. Lalu beberapa hari kemudian, ia mengulanginya. Aku masih cukup bisa menahan ini semua sendiri untuk terus mengikuti polanya. Aku tidak bercerita apapun mengenai gisel pada orang lain bahkan vaelis. Vaelis masih mengira aku dan gisel selalu dalam keadaan baik karena kita yang tidak pernah putus kontak. Aku juga tidak tau kenapa semenjak bersama gisel, aku lebih nyaman untuk menyimpan semuanya sendiri mengenai sedihku. Mungkin juga karena aku tlah belajar banyak dari pengalaman-pengalaman sebelumnya hingga memutuskan untuk keep it secret.

15 November 2020 adalah pertama kali aku bertemu dengan gisel. Sudah tidak tau lagi berapa banyak masalah yang kita lalui selama LDR. Masalah-masalah itu selalu saja berhubungan dengan overthink, masa lalu, ketidakpercayaan, careless, jealousy, dll. Sebenarnya, masalah-masalah ini sudah sering kuhadapi sebelumnya dengan orang yang berbeda. Harusnya aku sudah terlatih. Tapi percayalah, gisel bukan orang yang tepat untuk terlibat masalah bersamaku. Aku selalu saja tidak bisa mengerti isi kepalanya. Di atas menyebalkan, maka itu adalah gisel. Dia super super menyebalkan. Aku pernah berkata jujur padanya bahwa aku benci dengan isi hati dan pikirannya. Aku selalu merasa gagal untuk mengimbanginya. Dia sama sekali bukan partnerku dalam menyelesaikan masalah apapun. Dari sebab itulah, masalah yang kita hadapi tidak pernah ada yang selesai melainkan di biarkan menggantung saja dengan perasaanku yang masih ngebatin. Di titik itupun, aku masih saja menyimpan itu sendiri. Seringkali aku meminta Tuhan saja yang menolongku. Di dalam doa lah aku mengungkapkan semuanya...

Tuhan, kau pertemukan aku dengannya bukan secara kebetulan. Aku yakin gisel adalah tempatku untuk belajar. Tapi kenapa? Rasanya sakit sekali. Kenapa sulit untuk mengerti mau gisel. Kenapa ia tidak pernah cocok dengan sifatku. Apa yang kau rencanakan di balik pertemanan ini Tuhan? Aku bahkan tidak yakin akan ada teman yang bertahan pada gisel jika ia seperti ini. Ntahlah apa ini hanya kesombonganku saja tapi buktikanlah bahwa gisel memang seseorang yang tepat dalam mendampingi perjalananku. Jika tidak, maka lepaskanlah kesakitan ini dengan caramu Tuhan. Tapi jangan lupa untuk kuatkanlah lagi diriku dalam menghadapi rasa kehilangan.

Akan ku coba sabar sekuatku. Tidak akan kutinggalkan dia Tuhan, karena engkau yang menitipkannya. Tapi jika kau ambil lagi gisel dari hidupku, maka berilah ganti dengan seseorang yang dengannya aku akan hidup lebih bahagia. Seseorang yang dengannya, aku akan melewati perjalanan berbeda dari sekarang. Seseorang yang dengannya aku akan tumbuh dengan sebaik-baiknya diriku. Bukan berarti tanpa permasalahan sama sekali tapi setidaknya bersama dia, aku tau kita sanggup melalui apapun hanya berdua tanpa keluhan. Maaf karena aku harus terus meminta padamu Tuhan. Maaf, bukannya aku tak mensyukuri hadirnya gisel. Tapi kau pun tau apa yang selama ini kulewati setiap kali cobaan bersama gisel datang. Itu menyulitkanku. Itu menyakitkanku. Jangan marah padaku Tuhan karena aku sempat menyayangi gisel lebih besar daripada aku menyayangimu. Kini, aku lebih takut kehilangan empaty mu Tuhan. Lebih baik aku kehilangan seseorang daripada aku tidak bisa lagi bertawakal padamu. Aku masih bersedia untuk berdoa, meminta semua yang kuinginkan kepadamu Tuhan. Maka perihal gisel, kupasrahkan saja apa yang terjadi pada kita nanti. Aku percaya dalam pertemanan pun memiliki jodohnya sendiri-sendiri. Orang baik untuk yang baik. Orang buruk akan di bersamakan dengan seseorang yang pintar memperbaiki. Jika aku dan gisel tidak termasuk dalam keduanya, maka tunjukkan saja jalan keluar paling bijak darimu Tuhan. Aku sudah tidak ingin lagi menghentikan apa yang memang bukan untukku. Dan, hari dimana aku kehilangan gisel adalah hari dimana aku akan terus menyayanginya. That's my promise.

REVEALSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang