I'll Be Your Biggest Fan

38 1 0
                                    

Menjalani hari-hari bersama vaelis lagi, membuatku sedikit bisa bernafas. Ia selalu menemaniku kapan saja aku butuh seorang teman. Vaelis tidak terlalu banyak berubah pasca kita putus. Aku merasa sangat beruntung karna mantanku masih sangat peduli padaku dan tidak pernah memaksa keadaan agar kita kembali bersama sebagai kekasih. Lagipula, vaelis sedang di masa terpuruknya kali ini. Aku akan selalu menemaninya sebagai seseorang yang pernah bercita-cita hidup bersamanya di masa depan. Aku akan selalu menjadi penggemar berat untuk vaelis selama hidupku. Tak pernah aku menemukan pria sebaik dan seburuk vaelis dalam menjagaku. Kelak, jika memang jodohku adalah orang lain, maka aku akan menceritakan kisah cinta penuh liku ini pada suamiku. Bukan bermaksud untuk membuatnya cemburu, tapi aku ingin mengenalkannya pada seseorang yang tlah menjagaku dengan layak hingga aku bertemu dengan "kamu". Namun jika vaelis justru berniat serius dan menikahiku, maka kisah ini akan menjadi petualangan panjang yang akan ku kenang dan ku ceritakan pada dunia. Aku tentu saja akan merasa bangga tlah melalui badai ini satu per satu.

Dan pelajaran yang ku dapati dari banyaknya hal yang di lewati bersama vaelis adalah "ternyata aku sama sekali tidak dapat mengubahnya. Tapi karna ia mencintaiku, ia sendirilah yang justru berubah untukku". Vaelis masih orang yang sama, ada beberapa hal darinya yang membuatku masih ingin mengeluh pada karakter atau sifatnya di usia kebersamaan kita yang ke 7 tahun ini. Kemarin, aku terlalu percaya diri mengatakan bahwa aku bisa mengubah vaelis untuk menjadi apa yang ku inginkan. Kenyataannya, hingga kini aku masih melihat beberapa kesamaan karakter dirinya sejak awal kami kenal dekat, jadian, pacaran hingga putus. Dan mungkin itu pula yang menjadi salah satu alasanku untuk menjadi sahabat dan penggemarnya saja. Aku khawatir, karakter dan sifat itu yang nantinya membuatku tidak bisa menerima vaelis seutuhnya. Aku akan belajar dari sekarang untuk terbiasa dengan segala bentuk kekurangan yang vaelis miliki. Sebab, pernikahan bukan urusan sederhana. Aku juga belum sedewasa itu untuk menerima seseorang secara apa adanya. Aku orang yang penuh ambisi. Aku ingin segalanya berjalan sesuai apa yang ada di dalam pikiranku. Aku juga tidak ingin mengulang sejarah kedua orangtuaku sebelumnya dan memilih laki-laki yang tidak bisa bekerja sama denganku dalam mempertahankan sebuah pernikahan nantinya. Andai sebelumnya vaelis tidak berusaha untuk mengucapkan kata putus, mungkin pikiranku tidak akan sejauh ini dalam menilai dirinya. Aku hanya merasa bahwa, aku tidak bisa percaya vaelis seutuhnya lagi bahkan untuk seumur hidupku. Meski suatu hari aku sudah mencintainya dengan utuh, aku tetap tidak akan mempercayainya seperti keutuhan cinta itu sendiri. Ibaratnya ketika vaelis mengatakan bahwa "ia sangat mencintaiku" maka aku hanya percaya 1 dari 3 kata tersebut yaitu "mencintaiku". Mau sesempurna apapun seseorang di mata orang lain, ia tetap memiliki celah pada akhirnya. Tidak ada orang baik di dunia ini. Yang ada hanyalah seseorang yang memilih menjadi baik dan memilih menjadi tidak baik. Semua itu bisa berubah kapan saja tergantung apa yang ia ingin pilih di hari ini dan apa yang ingin ia pilih untuk hari esok. Kita semua punya topengnya sendiri-sendiri. Hanya saja, pada seseorang yang benar-benar kita cintai, kita cenderung menunjukkan warna asli dari diri kita hingga memutuskan untuk tidak mengenakan topeng kehidupan itu.

Tapi anehnya, seburuk apapun vaelis di mataku, aku tidak pernah merasa bahwa aku bisa mendapatkan sosok sepertinya lagi di kehidupan selanjutnya. Aku selalu takut jika ia benar-benar pergi dariku. Vaelis benar-benar tlah membuatku ketergantungan akan dirinya juga kehadirannya. Itu sangat positive jika pada akhirnya kita akan bersama. Dan akan jadi negative, jika yang terjadi adalah kebalikannya.

Kini aku lebih banyak menghabiskan waktu untuk hal-hal yang kurasa baik. Aku masih menutup hati untuk orang-orang yang mencoba masuk dalam hidupku. Sesekali aku hanya hangout bersama vaelis ataupun teman laki-lakiku yang lain. Aku masih tidak ingin bertemu teman wanita saat itu karna kondisiku belum cukup kuat untuk menghadapi pertanyaan atau kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Aku merasa masih sanggup untuk hidup dengan cara seperti ini. Terbukti, sudah 8 bulan lamanya aku menghilang dari peredaran. Aku tidak tahu sampai kapan aku akan bertahan. Aku bahkan sudah lupa bagaimana caranya tertawa ngakak seperti saat aku berkumpul bersama teman-teman. Aku lupa bagaimana rasanya membuat kegilaan saat sedang di luar. Teman-teman adalah salah satu sumber kehidupanku dulunya. Kini, aku harus merelakan mereka untuk sementara waktu dan focus pada diriku.

REVEALSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang