Hurting Each Other

366 10 1
                                    


Berkat kelulusan SD yang memuaskan bagiku, aku akhirnya masuk di SMP negeri yang orangtuaku inginkan. Tidak jauh dari rumah, hanya berjarak sekitar 100 meter. Guess what ? Nur masuk di sekolah yang sama denganku. Hanya saja kita beda kelas.

But we've done!!

Aku dan nur sudah saling mengerti bagaimana keadaan sekarang. Tanpa perlu alasan, kita memang tlah memilih jalan berbeda dan menutup rapat apa yang pernah terjadi semasa SD. Namun, aku dan nur tetap saling support satu sama lain untuk kebahagiaan masing-masing.

Dan di sinilah pertama kali aku melihat sosok wanita cantik bak barbie hidup. Poninya, bibir tipisnya, hidung mancungnya juga matanya benar-benar menunjukkan kesempurnaan. Bisa di katakan, dia salah satu yang tercantik di kelas ini. Ada yang lebih cantik darinya tapi ntahlah, aku merasa gadis barbie ini berbeda. Dia bernama ola. Ola ku.

Awalnya, aku bahkan tidak menyadari keberadaan ola di kelas ini karena aku duduk paling depan dan belum memiliki teman kecuali beberapa teman SD ku yang duduk berjauhan, karena aku datang kesiangan hingga mendapatkan bangku sisa. Saat itu pelajaran MTK dan ternyata ola yang mengoreksi buku tugasku. Tiba-tiba dia memanggilku dan mengatakan bahwa aku mendapat nilai 90. Aku pun tersenyum dan mengangguk kearahnya tidak lupa mengucapkan terimakasih. Kebetulan ola duduk di bagian belakang saat itu.

Setelah percakapan yang sangat sebentar itu, aku tersenyum dan membayangkan lucunya kejadian tadi. Berarti dia hafal nama dan diriku bahkan dia berteriak kearahku hanya untuk memberitahu nilai yang kudapatkan. Atau mungkin saja dia bertanya kepada teman lain, siapa pemilik buku tugas yang di koreksinya itu?

Semenjak ola mengoreksi tugasku, semenjak itu juga kita menjadi teman. Aku tidak begitu ingat bagaimana bisa aku dan ola justru duduk berdekatan di bagian belakang. Kita tidak duduk sebangku tapi setidaknya jarak kita sangatlah dekat sekarang. Ini merupakan awal yang baik buatku. Sekolah baru bersama orang baru yang bikin nyaman itu rasanya, uwu banget!!

Sebenarnya aku malu untuk di bilang dekat dengan ola. Karena ola adalah anak dari orang yang berada dan mungkin bisa di bilang bahagia. Sedangkan aku hanyalah gadis biasa yang justru mencari kebahagiaan di luar dari keluarga. Aku minder dan selalu memikirkan statusku. Bagaimana mungkin aku selalu dekat dengan orang-orang cantik dan juga berada? Tapi aku mencoba meyakinkan diri bahwa "segala sesuatu yang terjadi adalah karena sebuah alasan. Ntah akan menjadi teman hidup atau pelajaran hidup".

Hari demi hari, aku dan ola semakin erat. Waktu itu kami di beri tugas rumah membuat sebuah puisi bebas. Untuk pertama kalinya aku menulis puisi untuk ola. Yaaa, aku membuatnya karena aku belum mengenal google saat itu. Hp yang kumiliki hanya bisa untuk mengirim pesan. Judul puisi pertamaku adalah "TERUNTUK SAHABATKU".

Keesokan harinya, ola ingin melihat puisiku. Dia tahu kalau aku tidak mengcopy puisi itu darimanapun. Ola tertawa sekencang-kencangnya sambil membacakan puisi yang kubuat di hadapan teman kelas. Dia mengolok-olokku. Akupun sangat malu mengingat puisi yang dia olok-olok itu adalah khusus aku buat untuknya. Tapi, aku mencoba bersikap santai dan ikut tertawa untuk mengatasi rasa canggungku.

Proses pembuatan puisi pertamaku ini begitu menyenangkan karena ola lah yang menjadi object ku dalam menulis. Aku membayangkan sosok ola dan mengingat hal-hal manis selama perkenalan kita dan terciptalah hasil karya ini. Aku begitu bangga melihat tulisanku. Puisi yang indah untuk seseorang yang berharga.

Aku tidak begitu berniat melihat puisi milik ola karena ia mencopy itu dari google. Tapi seingatku, judul puisinya adalah tentang seorang ibu. Aku pikir, dia anak yang manis. Aku bahagia sekali mengenal ola. Setiap harinya, aku selalu bersemangat kesekolah hanya untuk bertemu ola dan kawan-kawan yang lain. Aku terbilang cukup di kenal waktu sekolah dulu.

REVEALSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang