Vicious Circle

62 4 8
                                    


Kepulanganku kali ini menjadi ajang melepas rindu antara aku dan moli. Mulanya moli sangat sangat marah padaku karena foto-foto yang ku posting terakhir kali. Ucapan manis yang menjadi pelengkap dari gift yang ku dapatkan dari ayu dan kak bo menjadi bumerang. Aku tahu akan resiko memposting apa saja mengenai hal yang tidak ada moli di dalamnya, akan berdampak buruk bagi persahabatan kami. Namun aku tetap melakukannya saja karena beberapa orang merasa di hargai jika kita berani melakukan hal-hal di luar ekspektasi. Ayu dan kak bo tahu persis bahwa aku begitu berpikir panjang melakukan hal-hal yang moli tidak sukai. Dan ketika aku sudah melanggar itu, artinya aku akan dalam sedikit masalah. Serumit itu memang hidup bersama moli. Namun dialah satu-satunya orang yang menjadi kelemahanku.

Selama hampir satu minggu moli marah padaku karena hal itu, ia mengirim kalimat-kalimat perpisahan seperti biasanya. Kami bahkan belum bertemu semenjak kepulanganku. Aku terus membujuknya, membiarkan ia memblock dan membuka lagi semua kontakku, membiarkan ia melakukan apa saja hingga ia lelah dan merindukanku. Ya, aku selalu berhasil dalam hal itu. Kini kami memutuskan untuk bertemu setelah aku memberinya beberapa kalimat penenang. Di malam hari, kami berada di sebuah caffe. Aku sengaja membawa tari karena aku tidak ingin berada dalam situasi canggung bersama moli. Kami melepas rindu satu sama lain, tak lupa aku memberi mereka sedikit oleh-oleh. Moli terlihat sangat merindukanku. Ia tak bisa lagi menatapku nanar. Ia bahkan tak bisa marah lagi padaku setelah bertemu. Ia terus saja menatapku dengan penuh sayang. Ia tak melepaskan tanganku setiap kali aku berusaha untuk mencoba menggenggamnya. Di tengah hangatnya situasi kami, tiba-tiba muncul notice wa dari ayu. Ayu mengirimku pesan berkali-kali. Ayu hanya mengingatkanku untuk makan atau sekedar memberi perhatian-perhatian kecil lainnya. Moli melihat itu semua dan membuang muka di hadapanku. Ia menjadi dingin lagi. Tentu saja notice wa dari ayu sangat mengganggunya. Ia sangat tidak menyukai perhatian yang ayu berikan padaku karena ia sadar ia tidak bisa sepeduli itu padaku. Karena selama ini, akulah yang "mengurus" moli.

Aku pun mematikan hp karena tidak ingin terganggu. Aku baru saja berbaikan, rasanya lucu saja jika harus bertengkar lagi. Tak lama kami pun pulang. Ketika di mobil, moli hanya diam padaku. Saat aku membuka suara, ia langsung memarahiku. Cemburunya tak tertandingi memang. Ia bahkan lebih pencemburu di banding kekasihku. Ia teman yang posesif. But I like it hehe.

Aku hanya bisa menangis di marahi olehnya dan segera meminta maaf. Sesampainya di depan rumah moli, aku terus saja menunggu kata maaf darinya. Moli memaafkanku and then kami melepas rindu di ranjang kamarnya. Yaaa ketika itu, sex adalah obat bagi kami. Sebesar apapun masalah akan terselamatkan saat kami mulai bersentuhan satu sama lain. Aku baru sadar akan hal itu ketika moli yang mengatakannya. Moli pernah bilang padaku bahwa ia menyukai cara seperti ini sebab ia semakin menyayangiku setelah aksi-aksi di ranjang. Dan sex adalah penolong buatku di saat moli begitu marah.

Setelah melakukan hal berdosa, aku segera pulang karena tlah larut malam. Di perjalanan aku mencoba manghubungi ayu. Aku meminta maaf karena mengabaikan pesannya. Aku harap ayu mengerti karena aku sedang bersama moli. Ayu tentu saja mengerti dan tak masalah, tapi ayu memintaku untuk memberi tahu apapun seluruh kegiatanku. Jika aku sedang bersama moli, maka aku harus memberi tahu ayu sebelumnya terlebih dulu. Secara tidak sadar, kini aku mulai mempunyai tanggung jawab untuk menjaga perasaan ayu. Aku dan ayu kini mempunyai aturan-aturan yang kami buat untuk menjaga hubungan baik ini selama kita jauh. Setidaknya ini lebih baik karena ayu sama sekali tidak mengekang hidupku. Kami jarang memiliki masalah yang berarti karena ia yang terus mengerti diriku dan aku berlaku semauku. Seegois itu namun aku selalu ingin berusaha menjaga ayu agar tidak kehilangannya. Berbohong pada moli bahwa aku tidak akan lagi berkomunikasi dengan ayu adalah hal licik yang bisa ku lakukan untuk menjaga keduanya. Di depan moli, aku memang tak lagi berkomunikasi dengan ayu. Semua pesan penting dari ayu, kalimat-kalimat indahnya tlah ku hapus sebelum bertemu moli. Tidak seutuhnya di hapus. Aku tlah memindahkan itu di laptopku karena aku tidak suka menghapus hal-hal baik, kalimat-kalimat indah, apapun yang menurutku berharga untuk di simpan dan di kenang. Termasuk foto-foto kami selama bersama yang pasti akan di hapus moli jika ia melihatnya. Aku tidak tahu kenapa aku memikirkan hal-hal itu, padahal ayu bukan siapa-siapa bagiku. Aku hanya terikat komitmen ingin menjaganya dan merubahnya menjadi yang ku inginkan. Di banding moli, posisi ayu sangatlah jauh dari hatiku. Ia sebatas teman senangku.

REVEALSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang