Dari bangku nya Vanya memperhatikan Ken yg kembali menghadiri kelas. Kemarin, Vanya menantangnya, jika memang bukan karena dirinya, Ken harus mau menghadiri kelas. Dan ternyata, cowok itu benar-benar melakukannya.
Vanya kembali meluruskan pandangan, saat bangku di depannya berdecit. Tiara dan Ana datang membawa makanan mereka. Mereka duduk melingkar, di susul Resti yg sudah menenteng dua bungkus siomay. Dengan mulut penuh, mengunyah.
"Va !"
Vanya menatap Tiara. Temannya itu menunjukkan wajah yg tidak biasa. Vanya mengernyit heran.
"Kenapa, Ra ?""Lo kemarin jalan sama Ken, kan ?"
Pertanyaan Tiara sontak membuat Resti menyemburkan makanan di mulutnya. Ia langsung terbatuk. Tangannya merayap mencari minuman di meja. Setelah mendapatkan apa yg ia mau, ia segera meminumnya rakus.
Tak memperdulikan reaksi Resti. Tiara masih memandang Vanya penuh intimidasi. Ana yg kaget mendengar apa yg dikatakan Tiara, ikut memperhatikan penuh rasa penasaran.
"Beneran, Va ?" tanya Ana
Vanya menggigit bibir bawahnya. Ia mengangguk pelan.
"SUMPEH LO DEMI APA ?!" Pekik Resti tak percaya.
Tiara merutuki sikap Resti yg berlebihan. Ia berhasil membuat perhatian orang-orang yg ada di kelas. Termasuk si Ken dan Yudist. Untungnya hanya sebentar, karena kedua nya kembali larut dalam obrolan mereka.
Tiara menarik Resti agar temannya itu kembali duduk di tempatnya.
"Lo bisa kecilin dikit gak sih volume suara lo, hah ?!" tanya Tiara geram
Resti meringis kecil, "Sorry"
Mereka kembali menaruh perhatian pada Vanya. Vanya sudah gelisah di tempat. Teman-temannya pasti salah mengira jika Vanya memiliki hubungan lebih dengan Ken.
"Kalian pacaran ?"
Tuh kan
"Nggak" Vanya menyangkal
"Jangan bohong, Va !" Mata Tiara menyalang. Ia tidak suka dibohongi.
"Nggak, aku gak bohong. Beneran aku gak pacaran sama Ken" Vanya berusaha meyakinkan. Namun pandangan ketiga temannya masih sama, memincing curiga ke arahnya.
Vanya mendengus kecil, "Kalo gak percaya tanya aja ama Ken, dia-"
"KEN LO PACARAN AMA VANYA ?"
Lagi-lagi Resti membuat Vanya, Tiara, dan Ana merutuki sifatnya. Semua mata kini memandang mereka penuh minat.
Nathan bahkan terlihat kaget mendengar pertanyaan Resti. Semua mata terpusat pada Ken saat ini. Menunggu jawaban dari cowok itu.
Ken menatap tanpa ekspresi ke arah empat cewek itu. Tidak, lebih tepat nya pada Vanya yg menunduk menghindari pandangannya.
"Gak" jawab Ken singkat, ia membuang muka seolah tidak terlalu peduli pada topik mereka.
"Ken juga bilang nggak'" Cetus Resti. Tapi dia langsung mengatupkan mulutnya saat menemukan Tiara yg melotot padanya.
"Lo-be-go !" geram Tiara penuh penekanan
Resty cemberut. Ia tahu ia memang salah. Meski terlambat menyadari. Tapi Tiara tak perlu mengatai dia bego juga kan. Temannya itu jahat sekali.
"Va, lo mending jauh-jauh dech dari si Ken" Tiara bicara dengan nada serius pada Vanya.
Vanya menatapnya bingung,
"Emang kenapa ?"Yang Vanya tahu, Ken itu baik. Meski sering mengusili Vanya dengan menggoda nya. Tapi secara pribadi, cowok itu termasuk salah satu siswa yg diam menyimak materi pelajaran dengan baik setiap kelas berlangsung.
"Lo emang terlalu polos, tahu gak" decak Tiara kesal.
"Si Ken itu, udah pernah masuk penjara""Hah ?!" Vanya tak bisa menyembunyikan kekagetannya.
Bagaimana bisa ? Cowok yg ia kenal baik, ternyata memiliki coret hitam. Bahkan pernah masuk daftar hitam kepolisian.
"Kok bisa ? Kamu bohong kan, Ra !" Vanya rasanya tak ingin percaya. Tapi Tiara seperti tidak main-main dengan ucapannya.
"Gue serius, Vanya. Dia di penjara karena nghamilin anak orang"
Seketika Vanya seperti kehabisan nafasnya. Dan lanjutan ucapan Tiara bahkan lebih mengerikan lagi.
"Dan dia gak tanggung jawab sama sekali"
"Bukannya gak mau tanggung jawab" Ana menyela. Ia meralat penjelasan Tiara yg menurutnya salah. Kini giliran Ana yg menatap Vanya, berusaha memberitahu kabar yg mungkin temannya itu belum tahu. "Tapi nyokapnya yg nolak cewek nya sebagai menantu"
Ana berdehem singkat. Topik yg mereka bawa agak berat. Apalagi orang yg mereka gunjingkan saat ini, berada dalam satu ruangan dengan mereka.
"Nyokapnya gak mau Ken nikahin tuh cewek. Alasannya, katanya .. karena cewek itu jelek"Vanya tak habis pikir. Kenapa kehidupan Ken sedrama ini. Dan lagi, ibu Ken itu, apa dia antagonis dalam sinetron ? Tega-tega nya lebih memilih anaknya dilempar ke penjara dari pada bertanggung jawab menikahi cewek yg telah dihamili nya itu.
Tidak waras
"Nyokapnya bilang itu secara langsung sama keluarga ceweknya. Gila banget kan ?!"
Tiara dan Resty menggelengkan kepala mereka kompak, "Parah-parah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku (tak) Berbeda
Teen FictionVanya awalnya tidak menyukai Ken, karena cowok itu sering menggodanya. Namun perlahan perasaan Vanya mulai berubah. Di saat dirinya menaruh hati pada Ken, Vanya malah ditampar oleh kenyataan yang membuatnya meragu. "Vanya gak pantes dapet cowok mant...