Ken sampai di rumah nya. Ia menggeser gerbang rumahnya untuk bisa masuk kedalam. Namun seseorang yg memanggilnya membuat Ken mengurungkan niatnya.
"Ken !"
Ken menoleh, ia langsung terkejut.
"Dhea ?!"
Ken melihat cewek yg bersembunyi di balik pohon sedang, depan rumahnya. Dia segera mendekati cewek itu, setelah melihat kondisi sekitar.
"Lo ngapain disini ?"
Ken tidak bisa tidak cemas melihat keberadaan Dhea di sekitar rumahnya. Jika sampai cewek itu bertemu ibu nya. Sesuatu yg buruk akan terjadi.
Dhea meraih tangan Ken,
"Aku kangen sama kamu"Ken mengusap belakang kepalanya gusar. Apa ini waktu yg tepat untuk cewek itu menemuinya dengan alasan semacam itu ?
"Dhe, pliss pergi ! Gue gak mau lo ribut lagi ama nyokap""Tapi kita udah lama gak ketemu, Ken. Emang kamu gak kangen sama aku ?"
Ken diam tak menjawab
Ia gelisah, matanya tak bisa diam. Ia terus melirik ke semua arah, memastikan jika ibunya tidak melihat kebersamaan mereka.
"Kamu gak perlu cemas ibu kamu dateng"
Ken mengalihkan pandangannya pada Dhea. Ia menaikkan sebelah alisnya, "Maksud lo ?"
"Ibu kamu barusan pergi buat ngirim barang ke luar kota"
Ken memandangi Dhea lama,
"Lo, tahu dari mana ?" tanya nya penuh keraguanDhea mendesah pelan, saat Ken memandangi nya curiga seperti itu. Ia tahu Ken tidak akan percaya begitu saja pada perkataannya.
"Aku denger sendiri. Sewaktu ibu kamu mau pergi, pas tetangga nanya, dia jawabnya kayak gitu" jelas Dhea
Ken diam tak menjawab. Sedikit percaya atas apa yg dikatakan cewek itu.
Langkah Dhea mendekat membuat jarak mereka semakin intim. Pandangan mereka beradu.
Dhea mengalungkan kedua tangannya di leher Ken. Hawa tubuh mereka terasa berbeda. Apalagi saat Dhea mulai mengikis jarak diantara mereka.
Matanya fokus memandangi bibir Ken. Sedikit lagi bibir mereka bersentuhan, Ken menahan.
Dhea menatap cowok itu bingung.
"Jangan disini"
Ucapan Ken membuat Dhea kembali dengan senyumnya. Karena Ken ternyata tidak menolak.
"Oke, dimana pun mau kamu. Aku turutin"
🍀
Katakan dirinya brengsek, karena tanpa ragu memasukan seorang perempuan ke dalam rumahnya untuk menjadi pelampiasan hasrat.
Ken sudah cukup menahan diri selama ini. Sejak dirinya berpisah dari Dhea, Ken kehilangan penuntas hasratnya.
Kini perempuan itu kembali melempar dirinya pada Ken. Sama-sama rindu akan belaian dan sentuhan yg dulu sering mereka dapatkan.
Saling menghangatkan dengan tubuh satu sama lain.
Ken terus mengecupi tubuh Dhea tanpa henti. Menyikap kemeja yg bagian atas kancingnya telah ia buka beberapa. Memudahkan Ken untuk menikmati kulit nya yg telanjang.
Keadaan rumah yg sepi membuat Dhea bebas mengeluarkan suara rintihannya. Desah nikmat yg mengalun memancing gairah Ken agar semakin membuas.
Mereka kembali berpandangan. Mata sayu yg diselimuti hawa nafsu.
Bibir mereka kembali berpangutan. Melumat liar menumpahkan rasa yg terpendam.
Ken merasa puas dengan hidangan lezat yg dinikmatinya saat ini. Setelah lama berpuasa, ia kini bisa kembali mendapatkan kenikmatan yg menyesatkan ini.
Kegiatan panas mereka terhenti karena bunyi sesuatu yg terjatuh. Kedua nya menoleh bersamaan ke asal suara.
Mata Ken membola, "Vanya ?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku (tak) Berbeda
Teen FictionVanya awalnya tidak menyukai Ken, karena cowok itu sering menggodanya. Namun perlahan perasaan Vanya mulai berubah. Di saat dirinya menaruh hati pada Ken, Vanya malah ditampar oleh kenyataan yang membuatnya meragu. "Vanya gak pantes dapet cowok mant...