Ch 15

1.5K 120 1
                                    

"Sekarang kamu ngomong, mau kamu apa ?"

Alis Vanya bertaut, "Kok aku sih ? Kamu yg salah juga"

Ken mengusap belakang kepalanya. Masalahnya jadi berputar-putar seperti ini. Jujur, Ken bingung menyikapi Vanya saat ini.
"Iya, oke aku yg salah. Gara-gara cium kamu kemaren. Tapi kan aku udah minta maaf, Vanya"

"Kamu bikin kesalahan begitu mudah. Tapi gak segampang itu buat aku maafin kamu" ucap Vanya jujur

"Ya mau kamu apa ? Kamu mau aku tanggung jawab ? Oke aku nikahin kamu sekarang"

Vanya melotot, memukul bahu Ken sebal, "Gak gitu juga. Ken ih !"

"Aku gak ngerti, sebenernya mau kamu gimana sih ? Susah banget dapat maaf dari kamu"

Tahu gini gue cium bibir nya aja sekalian. Rugi banget, cium pipi doank, ngambek nya naudzubillah. Ngerepotin !

Vanya menghela nafas pelan. Sepertinya memang dirinya yg berlebihan. Tapi Vanya memang jujur, ia tidak bisa begitu mudah menerima saat Ken seenaknya saja mencuri ciuman dari nya.

Sebelumnya Vanya tidak pernah dekat dengan lelaki mana pun. Bahkan pengalaman pacaran sebelum-sebelumnya, Vanya hanya lewat chat saja. Tidak pernah secara langsung.

Sekarang, saat Ken memperlakukannya sejauh itu. Vanya tidak bisa melupakannya.

Tapi karena masalahnya malah memanjang, jika Vanya terus keukeuh dengan sikapnya. Vanya memutuskan untuk menepikan ego nya kali ini.

"Ya udah iya. Aku maafin"

"Bener ?" tanya Ken, memastikan

"Iya, beneran" jawab Vanya.
"Udah kan ? Udah beres masalahnya ? Aku pergi"

"Gak segampang itu, by" Ken menarik Vanya kembali ke tempatnya. Bersandar di tembok belakang sekolah.

Vanya memutar bola matanya malas,
"Apalagi sih ?"

"Kamu bener mau maafin aku gitu aja ? Gak mau aku tanggung jawab ?"

"Tanggung jawab apa sih !" Vanya menukik alisnya, tak suka "Itu cuma cium pipi. Gak usah pake tanggung jawab segala"

"Aku padahal udah siap lho nikahin kamu" Ken menyeringai usil

Lagi-lagi Vanya menemukan tingkah Ken yg seperti ini lagi. Sudah cukup lama ia tidak melihat nya. Rasanya lega melihat Ken kembali seperti di awal pertemuan mereka.

"Gak ! makasih" jawab Vanya singkat. Ia melengos begitu saja. Meninggalkan Ken disana sendirian. Namun tak lama, cowok itu mengambil langkah cepat menyusul Vanya.

Saat tepat disisi nya, Ken berbisik.
"Coklat nya jangan di kasih siapapun ya. Ketahuan di kasih orang, aku cium lagi di bibir"

Sekujur tubuh Vanya menegang. Ken malah seenak jidat langsung berlari meninggalkan Vanya.

🍀

Vanya bisa sedikit bernafas, karena masalahnya dengan Ken sudah selesai. Ia sekarang sedang berjalan bersama dengan tiga temannya, setelah kelas baru saja usai.

Vanya membuka bungkus coklat yg Ken berikan tadi pagi. Dalam hati, Vanya senang mendapat makanan manis itu.

Ken ternyata romantis juga

Saat makanan itu sampai di mulutnya, Vanya merasakan rasa manis yg melumer. Vanya menyukai rasa yg ia rasakan saat ini.

"Wih, Vanya dapet coklat mahal. Bagi donk !"

Vanya terkecat, saat satu per satu temannya ikut mencicipi coklat yg di pegang nya. Mereka memotong sendiri tanpa meminta ijin pada Vanya lebih dulu.

Tiga teman Vanya itu asik merasakan makanan yg baru mereka curi dari Vanya. Sampai tidak sadar Vanya masih mematung karena tindakan mereka.

Vanya berharap, Ken tidak melihat.

"Satu, dua, tiga"

Vanya menoleh, melihat Ken yg telah berada disisinya entah sejak kapan. Sekujur tubuh Vanya meremang.

Kiamat sudah !

"Tiga ya ?!" Ken menolehkan pandangan pada Vanya. Sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman miring.
"Siap-siap ya by ! Cium tiga kali, ntar"

Ken mengerling nakal pada Vanya yg masih terpaku. Lalu pergi begitu saja.

Sekuat tenaga Ken berusaha menahan tawa nya melihat ekspresi Vanya barusan. Sepertinya Vanya menganggap serius ucapan Ken.

Padahal Ken hanya bergurau. Tidak sepenuhnya sih. Ya, jika ada kesempatan. Kenapa tidak ?

Vanya masih menatap kepergian Ken. Ia meneguk saliva nya berat.

"Mama ! Help !"

Aku (tak) BerbedaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang