Chapter II

4.3K 588 55
                                    

Jrengg~~

And i see you (Oh)
The way i breath you in (In)
It's the texture of your skin~

Seperti biasa, pagi ini Bang Yedam beserta jajarannya sudah nongkrong ganteng di Koridor sekolah sambil menyajikan suara merdu nan gratis plus tebar pesona.

Jaehyuk bertugas sebagai akang beatbox, Jeongwoo pemain Gitar dan Yedam.. ya ini tidak perlu dijelaskan karena sudah pasti dia merupakan Vokalis nya.

I wanna wrap my arms around you, baby.
Never let you go, Oh~

Penampilan geng ngamen abal abal itu selesai di iringi tepuk tangan meriah dari siswa siswi disana, ada yang kebetulan lewat, tepuk tangan didalam kelas sampai yang sengaja datang untuk menyaksikan mereka bernyanyi.

"Udah udah, besok lagi, seret ni tenggorokan" kata Yedam sambil kipas kipas menggunakan tangan.

"Bye, mau ngadem ke UKS" Jaehyuk meninggalkan Jeongwoo dan Yedam berdua di Koridor, kebiasaan.

Jeongwoo meletakkan gitarnya kemudian menoleh ke arah Yedam, "Mau ikut ga? ke perpus, ngadem"

"Ga, gue laper" tolaknya membuat pemuda park itu memutar bola mata malas. "tau gitu kaga nawarin dah gua."

"Oy, kalo liat Junghwan, suruh bawain ni gitar ke kelas gue ya." pesan Jeongwoo pada seorang gadis bertagname Shim Jayoon yang seperti baru saja datang.

Gadis tersebut memberikan isyarat tangan 'ok' kemudian masuk ke dalam kelasnya sementara Jeongwoo juga pergi dari Koridor utama, berniat menghampiri Haruto ke kelasnya.

Belum sampai ke kelas yang dicarinya, Jeongwoo justru menemukan Haruto sedang bermain ponsel didepan lab ipa lama.

"Ruto," panggil Jeongwoo, Haruto menoleh kemudian menggeser tempat duduknya, memudahkan pacarnya itu duduk disampingnya.

"Udah sarapan belum?" tanyanya tanpa mengalihkan atensi dari Ponsel.

"Udah, kamu?" Jeongwoo balik bertanya. Haruto mengangguk singkat, "Tadi beli roti di toko depan."

Brak!

"Bilang sama gue siapa yang ngaduin gue ke bokap gue kemaren?"

"Cupu amat lu ngaduin orang"

"Gue pastiin lo ga bakal tampil di acara pensi besok."

Haruto dan Jeongwoo saling berpandangan kemudian Jeongwoo menepuk pundak pacarnya itu, "Pergi aja dah kita daripada ntar malah kena."

Alih-alih pergi dari tempat itu, Haruto justru mendekati suara ribut tadi dan melabrak beberapa siswi yang sedang merundung salah satu temannya.

"ni lab udah kaga dipake, lu pada ngapain disini?"

Haruto menunjuk salah satu gadis dengan rambut ash grey yang terlihat 'paling jagoan' disana. "lu anak kelas satu, nggak usah nyari masalah sama temennya. lu juga, kalo dijahatin, ya lawan, jangan diem aja."

Jeongwoo bersandar di dinding tepat dibelakang Haruto dengan tangan yang disilangkan didepan dada. Lumayan ada tontonan daripada masuk ke kelas.

"Lo daripada ngebully orang disini mending pulang deh sono, mumpung lagi ada pertemuan guru." Jeongwoo akhirnya membuka suara.

Siswi tadi membubarkan diri, entah merubah tempat untuk merundung atau mengikuti saran Jeongwoo tadi.

"Kak Haruto sama Kak Jeongwoo ganteng ya, sayang jomblo" ucap salah seorang dari mereka sambil berjalan menjauh.

"Jomblo matamu" —Park Jeongwoo, sedikit murka.

"Ayo ke kelas," Haruto menarik pergelangan tangan Jeongwoo begitu saja. "Lah kelas kita beda gablak."

"Lagi pengen ke kelasnya pacar, emang ga boleh?"

Haruto selalu punya cara agar Jeongwoo selalu tersenyum dan merasa aman di waktu yang sama.

***

"A—anu kak Haruto," seorang anak kelas satu berdiri didepan Haruto secara tiba-tiba.

Haruto lantas menghentikan langkahnya meskipun ia tau apa yang akan dikatakan gadis itu, "Aku suka—"

"Gue ngga. permisi ya,"

***

"Cieee abis dijedor anak kelas satu" ejek Alex begitu melihat Haruto duduk di bangkunya.

Haruto tidak membalas, dia lebih memilih untuk menelungkupkan kepala diatas meja. iya, Haruto tidur.

"nasib orang ganteng ya, sampe sekarang jomblo gegara bingung milih pacar," Jinwoo ikut menimpali.

"Ya gimana ga bingung orang cewe satu sekolahan nembak dia" balas Noa.

Yedam yang baru datang setelah beberapa menit mengisi perut lantas ikut nimbrung dengan geng Haruto, "eh ada apesi, baru dari kantin nih ketinggalan berita."

"Itu tuh, Haruto dijedor anak kelas satu" balas Jihan yang juga duduk tak jauh dari mereka.

"hAH—WIDIHHH"

"lumayan, bahan gibah bareng Jeongwoo"—Bang Yedam, membatin.

tok! tok! tok! tok! tok!

Yedam mengetuk brutal pintu kelas Jeongwoo. Baru dibuka sedikit oleh Juhyeon, pemuda itu langsung menerobos masuk dan mencari Jeongwoo.

"Ada. berita. penting." Yedam menetralkan nafasnya kemudian duduk tepat di depan orang yang dicarinya sedari tadi.

"Haruto dijedor anak kelas satu"

Doyoung meregangkan tangannya, "Gue dari tadi pagi mode alim nih, yuk, main."

Jeongwoo berdiri dari tempat duduknya kemudian melepas blazer berwarna mustard yang ia kenakan, setelan seragamnya hari ini, dan menyisakan kemeja putih umum yang biasa dipakai. "Siapa namanya?"

"Kim Serim."

***

"Serim anaknya yang mana?" Tatapan mengintimidasi Jeongwoo berhasil membuat Junghwan bergidik ngeri.

Ia lantas menunjuk seorang gadis yang sedang duduk sendirian dengan buku dipangkuan tak jauh dari mereka berdiri.

"Dih, Haruto mana demen sama modelan begitu?"

Yedam melirik aneh Jeongwoo, "Ya kan demennya ama lo."

"JIAKKHH NAIS!" Doyoung terpingkal di samping Yedam, ia kemudian merangkul sahabatnya itu. "Ayo muter ke kantin, mau beli makan, laper~"

***

??? : "Lo yakin modelan Jeongwoo sama Haruto pacaran?"

??? : "duarius dah, gue liat mereka gandengan tadi didepan lab."

??? : "mata lo bermasalah kali, mereka tu pasti normal. N O R M A L. gue aja otw menel ke Haruto nih."

??? : "dah mo ngejable dulu, bye."

***
Chapter II : Cover

[  ...  ]

nb. mending up seminggu sekali atau seminggu dua kali ya?

I DON'T LOVE YOU | HAJEONGWOO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang