Chapter XI

3.3K 506 83
                                    

"Haruto?" Doyoung menepuk bahu pemuda tegap yang sedang duduk didepan kelasnya dengan santai, tidak tahu sedang menunggu siapa padahal anak mipa-3 sedang berada di lab.

Haruto lantas cepat cepat bangkit dari tempat duduknya "Eh, Jeongwoo mana ya gue liat dari kemarin dia ga masuk, sakit apa gimana?"

Junghwan dan Doyoung saling berpandangan, ini orang didepan mereka ngelindur apa gimana. "Eh, Jongu sape yang lu maksud?"

Pemuda Jepang itu menujuk kelas Doyoung, "Park Jeongwoo"

"Yakan dia udah pindah dari minggu lalu gablak" seru Doyoung kemudian berjalan cuek ke dalam kelasnya membuat otak Haruto berhenti bekerja sesaat.

Dilihatnya bangku Jeongwoo yang kosong, pemuda itu tidak pamit apapun dengannya bahkan menelpon saja tidak.

"Jeongwoo.. Kemana?"

Junghwan dengan kedua tangan yang dimasukkan ke saku celana lantas mengendikkan bahu, "Lo siapanya lagian pake nanya nanya segala?"

[ I Don't Love You ]

Hari ini Haruto berjanji untuk mengantar Wonyoung pulang sekaligus jalan jalan sebentar, mumpung besok weekend.

Tapi pikiran Haruto justru terpusat pada Jeongwoo. Seharian ini saja saat mengikuti bimbingan untuk Olimpiade, dia malah mencoret-coret Kertas soal dengan nama Jeongwoo.

Haruto memukulkan kepalanya ke tembok dibelakangnya, merasa bodoh sekali diwaktu yang bersamaan.

"Jeongwoo.. lo dimana?"

Haruto mengadah, menatap awan cerah sore ini seolah membuat harapan agar Jeongwoo kembali. "Gue sayang sama lo.."

"Ayo pulang" ajak Wonyoung begitu melihat pacarnya itu sudah duduk dikoridor, tempat menunggu dirinya seperti biasa.

Haruto mengangguk lantas menggandeng tangan Wonyoung untuk berjalan ke parkiran bersama.

"Apasih yang Jeongwoo harapin dari seorang cowok sempurna, yang suka sama cewek kaya Haruto?" monolog Yedam sesaat sambil memeluk gitarnya setelah melihat pasangan itu lewat didepannya.

Kalau dipikir-pikir kok apes sekali hidup Yedam yang selalu dilingkupi oleh Haruto dan Wonyoung, bahkan dua kali melihat mereka bermesraan seperti tadi.

Ditempat lain dan di waktu yang sama, Jeongwoo pulang dari sekolahnya dengan naik bus, sangat berbeda saat ia berada di Seoul.

Hidupnya sepi dan makin sepi kala ia jauh dari Tim Futsal dan.. Haruto.

Sambil menyandarkan kepala di kursi bus, Jeongwoo tertawa samar, ia rindu Haruto tetapi pemuda itu saat ini sedang sangat bahagia dengan kekasihnya, Yedam yang memberitahu nyanya tadi.

"Semoga lo selalu bahagia, tapi jangan sebahagia kayak saat sama gue, ya?"

Perlahan pula, Haruto menyadari betapa berharganya Jeongwoo meski ia tak dapat lagi menemukan sosok itu dimanapun.

Jeongwoo itu semestanya Haruto.

Tetapi, masihkah Tuhan berbaik hati padanya?

[ I Don't Love You ]

Hari Kelulusan telah ditentukan. Dengan sisa hari membosankan disekolah karena masih harus mengurus ini itu, ada Haruto yang perasaannya melebur sebab selama setahun ini Jeongwoo tidak menghubunginya, bahkan menanyakan kabarnya.

Beberapa kali Haruto mencoba menanyakan Jeongwoo pada Tim Futsal, Kak Ji bahkan Junghwan, tetapi nihil yang ia dapatkan.

Jangankan menjawab, menoleh padanya saat dipanggil saja tidak. Sekalinya dijawab, pasti langsung dibalas dengan sindiran.

"Gue ga cinta sama dia, tapi kenapa rasanya kosong banget gaada dia?"

Alex yang saat itu mendengar Haruto bermonolog di bangkunya lantas menceletuk, "Ya itu artinya lo cinta sama dia."

"Gue ga suka dia. Tapi gue lebih gak suka dia deket sama orang lain." balas Haruto, masih ngeyel.

"Eh denger, Sekali goblok bakalan tetep goblok." Jawab Keum di bangku pojok depan kelas.

[ I Don't Love You ]

"Lagi ngapain?" suara lembut yang berasal dari Seoul, menyapa indra pendengar Jeongwoo.

Pemuda itu duduk di tepi jendela dengan menekuk kedua lututnya. Sudah pukul sebelas lebih seperempat namun netranya enggan terpejam, justru malah memencet kontak adik kelasnya itu untuk diajak bicara.

"Ya diem aja, ngeliatin bintang mumpung langit iksan lagi cerah. Kalau lo?"

"Mikirin orang yang sekarang lagi ngeliatin bintang di Iksan." balasnya dengan ceria.

Jeongwoo tertawa kecil, "Tumben ga latihan taekwondo?"

"Sengaja bolos. Biar bisa telponan sama Kak Jongu sampe pagi"

Dalam hati, Jeongwoo berjanji pada diri sendiri saat ia lulus nanti, ia akan kembali ke Seoul, menemui Junghwan dan teman-temannya. Mungkin Haruto tidak termasuk didalamnya.

"Gue kemarin tampil di wisudanya angkatan Tim Futsal. Nyanyi lagu sama anak kelasan"

"Ih, bagus doooong. Pasti sekarang lo banyak degemnya?" seru Jeongwoo dengan excited.

Terdengar kekehan ringan diseberang, "Ga juga sih, tapi kemarin emang ada yang ngasih buket bunga gede abis tampil,"

"Anjir. Gue cemburu." balas Jeongwoo. Junghwan tertawa gemas setelahnya.

"Kemarin, Kak Doyoung sama Keum nitip salam. Kenapa ganti nomor nggak bilang?"

Hening sesaat. Jeongwoo merindukan teman-teman nya. Sangat Rindu.

"Haruto tau nomor gue, jadi terpaksa ganti. Tapi, tunggu gue, ya? gue janji bakalan balik."

"Balik ke siapa? gue apa Haruto?"

Dan timbul lah tawa diantara keduanya. Setelahnya telepon ditutup karena Junghwan terus menguap, tanda ia sudah mengantuk.

Jeongwoo menatap layar kunci ponselnya, disana ada fotonya dan Haruto yang tak pernah ingin ia ganti. Tetapi, perlu beberapa timbangan sampai akhirnya, tangannya terulur untuk mengganti tampilan layar kunci itu dengan fotonya dan Junghwan.

"Gue harap ngelupain lo, dan ngijinin orang baru buat ngegantiin posisi lo, bukan keputusan yang salah, Haruto."

.
.

Chapter XI : Final Feeling.

[ ... ]

kalem, belum selesai kok♡´・ᴗ・'♡

I DON'T LOVE YOU | HAJEONGWOO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang