Chapter VIII

3.2K 515 115
                                    

"Pisang coklatnya abis apa gimana dah ini?"

Jeongwoo tidak jadi pulang dan malah memilih untuk ke kantin, membeli makanan ringan dan menghibur diri.

"Masih digoreng, kalau sabar tunggu aja bentar" jawab Ibu Kantin dibalas anggukan Jeongwoo.

Sedang asik asik menunggu pesanannya sambil diving di instagram, beberapa anak kelas satu duduk bergerombol tak jauh dari tempat Jeongwoo.

"Bisa bisanya kak Haruto ngejedor kak Wony ditengah pensi kaya gitu"

"Gimana rasanya digebet kak Haruto ya?"

"Tau tuh, dibucinin orang ganteng"

Jeongwoo tertegun, tidak tahu harus bereaksi apa setelahnya. Jujur, untuk bangkit dari tempat duduknya saja lemasnya bukan main.

"Siapa jedoran?" tanya Jeongwoo, sudah tahu sebenarnya tapi tetap saja mencoba mencari penyakit lagi.

Salah seorang dari mereka menoleh "Kak Haruto sama Kak Wony, Mas Jeongwoo harus lihat, rame banget di lapangan"

Ogah, batin Jeongwoo.

"Ya oke, ntar juga diposting di instagram sekolah" jawab Jeongwoo seadanya.

[ I Don't Love You ]

"Wah gabener!" Doyoung menggebrak meja juri dilapangan dengan gak santai setelah mendengar kabar buruk itu dari Junghwan.

Lantas pemuda kim itu mengedarkan pandangan ke sekitar lapangan. "Jeongwoo udah pulang kan?"

Yedam dan Junghwan kompak mengangguk, "Gue tadi liat dia jalan ke parkiran kok"

Padahal Jeongwoo sedang anteng memakan Pisang coklatnya di kantin.

Sedang asik gibah, Haruto dan Wonyoung berjalan melewati mereka bertiga dengan tangan saling bertaut membuat Yedam membanting botol airnya dengan emosi.

"Cowok gak tau malu!"

Junghwan menepuk bahu Yedam, mengisyaratkan untuk diam karena justru ia akan memancing masalah.

Doyoung yang menjadi wasit malah tidak fokus ke pertandingan karena jujur, dia sangat mencemaskan sahabatnya itu.

"Gue kasian liat Jeongwoo" ujar Yedam lirih.

Yang paling muda mengetik sesuatu di ponselnya, wajahnya memucat lantas menoleh ke arah Doyoung dan Yedam "Jeongwoo masih dikantin, lagi makan.."

[ I Don't Love You ]

Sampai di rumah, niat hati ingin langsung mandi dan tidur, Jeongwoo malah menemukan Haruto sedang duduk santai di teras rumahnya.

"Dih, ga bilang bilang lu mau kesini, ke atas aja dah ada temen abang lagi kerkom soalnya" ujar Jeongwoo sambil mempersilahkan Haruto masuk ke dalam rumahnya.

Saat masuk ke dalam kamar Jeongwoo, semuanya masih nampak sama seperti terakhir kali ia datang kemari, hanya saja, Foto kenangan mereka berdua telah dilepas dari dinding diganti dengan senyum cerah tim futsalnya.

"Eh, gue diterima." Kata Haruto sambil rebahan di kasur Jeongwoo.

"Iya? bagus dong, pajak jadiannya mana nih?" jawab Jeongwoo sambil membuka lemari bajunya. Sebenarnya, mati-matian menahan air mata.

Haruto menoleh pada Jeongwoo, "Lo kayanya ga seneng gitu dah?"

Jeongwoo yang telah mengganti bajunya dengan kaos oblong lalu mendekat dan menyusul rebahan di samping Haruto.

"Gue? ga seneng? ngapain? Ya gue seneng lah liat sahabat gue bahagia, aneh lu."

Atau lebih tepatnya, Mantan. ㅡ Jeongwoo membatin.

Tok! tok! tok! tok!

Jeongwoo berdecak, menebak-nebak siapa yang mengetuk pintu kamarnya dengan anarkis.

"GUE BAWA DONㅡTu anjing ngapain disini?" omel Dohyon saat melihat Haruto sedang santuy di kamar Jeongwoo.

Yang ditanyai hanya dapat menggaruk tengkuknya dengan bingung, "Ya dia.."

"Gak punya malu si bangsat, idih" cibir Keum, mengolok Haruto.

"Lo ngapain sih kemari?" seru Haruto tak mau kalah membuat Dohyon dan Keum semakin naik pitam.

"Eh ngaca dongㅡ"

Jeongwoo menghela nafas, "Eh udah udah, ya. Ini Haruto kesini cuma main doang, dia udah nunggu gue dari pulang sekolah. dan lo, Haruto, Ini temen temen gue kesini gatau mau ngapain tapi kayanya mau gibah. oke ya, udah. Sini dah mending kita gibah bareng aje"

Haruto menggeleng kemudian mengambil tas nya, "Gue pulang aja, besok kesini lagi dah"

"Ya sono, gue juga males kali kalau ada orang yang suka ngejadiin temen gue taruhan" usir Keum dengan menekankan kata terakhir sebelum Haruto keluar dari kamar Jeongwoo untuk pulang.

"Ga guna banget idupnya" ujar Dohyon dengan enteng.

Jeongwoo hanya diam, karena ia sendiri tidak mengerti bagaimana perasaannya sekarang. Hancur iya, sakit juga iya.

"Cari pacar lagi aja woo, niat lurus gitu lurus!" tekan Keum sambil mengunyah donatnya.

Gelengan justru Jeongwoo berikan sebagai jawaban, "Gimana bisa gue berkali-kali jatuh cinta ke orang yang sama,"

.
.
Chapter XI : Sun & Moon.

[ ... ]

I DON'T LOVE YOU | HAJEONGWOO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang