Part 12 Jaehyun

42 5 0
                                    

Part 12

(Jaehyun)

Sudah 7 hari Jisung dan Naeun pulang balik mengenguk Jaehyun namun remaja tampan itu belum kunjung sadar. Naeun terlihat sedih karena Jaehyun belum sadar-sadar juga.

“Jisung-ah mengapa jaehyun belum sadar-sadar juga?” Tanya Naeun terlihat cemberut.

“dia harus memulihkan tubuhnya dengan baik, makanya dia harus beristirahat dengan lama” jelas Jisung berpikir positif.

Jisung tahu Naeun mulai ragu dengan sikap positifnya, apalagi Naeun belum sama sekali cerita padanya tentang apa yang terjadi pada Jaehyun sehingga Jaehyun seperti ini. Ia tahu Naeun merasa bersalah atas keadaan Jaehyun. Jisung tidak patut menanyakan apa dan mengapa.

“Dokter mengatakan Jaehyun akan segera sadar namun Jaehyun sama sekali tidak memberikan respon pada keadaannya! Ini semua salahku! Sebenarnya disitulah tempatku bukan Jaehyun” Naeun terduduk lemas di kursi dudukya dan meneteskan airmata.

“Jisung baik-baik saja” ucap Jisung menepuk pundak Naeun agar membuat Naeun sedikit lebih ringan dengan beban yang beberapa hari ini ia pikul tanpa menceritakannya pada siapa-siapa.

Jari tengah Jaehyun bergerak namun sayang Jisung dan Naeun tidak melihatnya.
Jisung sedang keluar membeli cemilan, Naeun kini yang menjaga Jaehyun. Ia duduk disamping Jaehyun yang terbaring kaku dan pucat itu. Ia melihat tangan lemas Jaehyun, tangan itu masih dingin Naeun memegangnya lembut.

“Mengapa kau mau mengorbankan nyawamu untukku?”. “Mengapa Jaehyun-ah disaat aku berpikir buruk tentangmu saat itu” ia mengangkat tangan itu dan menempelkan pada pipi basahnya.

“harusnya aku yang terbaring disini bukan kau, maafkan aku”.

“setiap hari aku berpikir positif namun kau belum juga sadar dari komamu, Jaehyun-ah kumohon bangunlah demi aku Naeun”. “..aku ingin meminta maaf secara langsung padamu” tangis Naeun.

Flashback

“Paman hentikan ini!!” bentak Jaehyun pada Pria yang wajahnya hampir mirip dengan ayahnya.  Itu terlihat seperti saudara dari ayah Jaehyun.

“Kau sebenarnya anaknya bukan!!” bentak Jihwan paman Jaehyun.

“Hyungku mereka bunuh dengan sadis secara berencana apa kau tidak merasakan kemarahan dan kebencian pada mereka?!!”.

“aku marah dan aku menbenci mereka tapi bukan begini caranya!! Aku punya cara tersendiri membalas dendam pada mereka!” Plak bunyi tamparan mengenai pipi Jaehun , pipi kirinya terlihat merah lebam, saking kerasnya tamparan itu sudut bibir Jaehyun terluka.

“aku tidak bisa tinggal diam saat mereka membunuh sadis Hyungku, darah balas darah!”
Semenjak kejadian itu Paman Jaehyun berubah total, ia haus akan menyusun rencana membunuh orang-orang yang tersangkut paut telah membunuh kakak yang sangat ia sayangi itu. Ia kadang berlaku kasar pada Jaehyun dan saat mulai kesetanan melihat penolakan Jaehyun ia sering mengancam menyuruh Jaehyun untuk juga membunuh.

Kehilangan orang tersayangnya pamannya mulia sedikit tidak waras, ia hidup dengan recana pembalasan dendamnya. Pamannya kadang akan membunuh orang yang tak bersalah juga, ia benar-benar telah gila.
Ia menyuruh  Jaehyun membunuh eunseol dan mengancam Jaehyun jika tidak orang yang ia telpon itu akan jadi target selanjutnya.  Tangan Jaehyun bergetar hebat.

Tuhan selamatkan aku!

Karena terlalu lama Jihwan menari pelatuk dan menembak mati eunseol. Ia melihat kejadian sadis itu di depan matanya ia terkujur lemas, dimana orang tak bersalah mati di depan matanya. Darah orang itu menyemburnya mengenai wajah penuh rasa bersalah itu. Ia berlutut kaku melihat mayat eunseol dan suara Naeun di telpon.

My Our Parents Are GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang