Jangan Sia-siakan wanita yang mencintaimu

219 8 0
                                    

"eomma! Mengapa kau datang kemari! Ah buat malu aku saja" gertuk Jisung kesal pada wanita setengah baya dengan pakaian kisut dan lesuh.

"eomma tahu setelah pulang sekolah kau langsung pergi kerja para waktu jadi eomma kemari untuk mengantarkan makanan siangmu Jisung-ah" terlihat Jisung sangat marah dengan kehadiran eommanya itu.

"ahh! Pergilah. Mengapa Eomma mengantarkannya di sini, eomma sengaja ingin mempermalukan aku?!" Jisung membanting kotak bekal makan siangnya hingga makanannya terjatuh ketanah namun tidak tumpah karena Eommanya mengunci rapat kotak bekal itu.

Jeno yang melihat hal itu mengepalkan tangan namun ia paling tidak suka ikut campur dalam urusan orang lain, ia hanya melihati mereka sampai Jisung pergi meninggalkan eommanya yang menangis.

Jeno sangat kesal karena disaat ia sedang membutuhkan kasih sayang seorang ibu dan ingin tahu wajah ibunya, ada saja manusia yang tidak pernah bersyukur dan menyia-nyiakan wanita yang melahirkannya itu.

Jeno melihat airmata wanita itu tumpah sambil memegang dadanya yang terlihat sesak atas perlakuan kasar anaknya.

Jeno bisa melihat dengan jelas butir airmata yang menyucur jatuh membasahi kedua pipi wanita setengah baya itu.

Hingga satu tetes yang lain jatuh ketanah, tangan Jeno hendak menghapus butiran airmata yang berharga itu namun wanita setengah baya itu memalingkan wajahnya dan berjalan berpergi kearah yang berlawaan dengan arah Jisung tadi. Jeno memegang dada bagian kirinya, ia terluka melihat wanita itu.

"Eomma" ucapnya sambil meneteskan airmata. Wanita itu semakin jauh melangkah Jeno hendak mengejarnya dan memeluknya namun punggung wanita itu sudah tak terlihat lagi.

Jeno menundukkan wajahnya melihat ketanah, ia melihat kotak bekal makanan yang di banting Jisung tadi, airmatanya terjatuh diatasnya, ia menuduk dan mengambil kotak bekal makanan itu memeluknya erat sambil menangis, seakan kotak bekal makanan itu adalah barang paling berharga yang harus ia lindungi.

Yang Jeno sesalkan adalah mengapa Chanyeol dan Baekhyun tidak memberikannya Pengasuh anak yang berkerja di rumah agar ia bisa merasakan hangatnya kasih sayang seorang Eomma walau hanya pengasuh.

Jeno duduk di sebuah tangga-tangga sambil memakan makanan buatan eommanya Jisung itu dengan lahap seperti tak makan belasan tahun.

Saat memakan makanan itu ia tidak bisa membayangkan wajah Eommanyadan hal itu membuatnya menumpahkan lagi airmatanya, yang ia bayangkan adalah wajah Baekhyun dan Chanyeol yang tengah sangat puas melihatnya Makan, ia berteriak dengan mulutnya yang penuh

"EOMMAAAAA!!!" semua orang melihatinya heran.

==\

Jaemin sedang menonton TV dan tertawa, tiba-tiba Jeno pulang.

" Wasseo?(Sudah pulang?)" sapanya.

"Dadda Deddy belum pulang?" Jaemin menatap tak percaya pada Jeno yang menanyakan Dadda dan deddy mereka.

Ia tak bisa berkata apa-apa dan hanya bisa menggelengkan kepala untuk menjawab.

Jeno langsung pergi, ke ruang kerja Dadda dan Deddynya. Ia membongkar laci-laci tempat meletakkan berkas-berkas. Jeno mencari-cari dengan teliti berharap apa yang di carinya ketemu.

Setelah beberapa saat mencari dan ia mulai berpeluh, berkas yang ingin ia baca adalah akta kelahirannya ia berharap bisa menemukan nama eommanya disana dan data-data yang lain.

Kapan dia di adopsi dan dimana Baekhyun dan Chanyeol mendapatinya.

Ia membaca berkas itu berulang-ulang, ia hanya menemukan keterangan si A, B dan C. Si C tidak di tulis dalam keterangan. Dimana di C pasti seorang wanita dan itu adalah eommanya.

"aniya!" airmata Jeno menetes lagi ia terlihat kecewa. Ia adalah anak kandung dari Baekhyun dan Jaemin adalah anak kandung dari Chanyeol. Ia tak menemukan, siapa eommanya.

Berkas ini sepertinya rekayasa, Jeno tidak mempercayainya. Ia tak akan pernah bisa mengetahui siapa Ibu kandungnya jika begini.

Ia keluar dengan marah dan menyuruh pembantu rumah tangga membereskan berkas-berkas yang ia berantakin.

Wajah Jeno terlihat berantakan namun ketampanannya masih tercampar, Jaemin menatapnya kalem.

"Hyung ada apa?" tanyanya dengan lembut, ia tak mau menambah beban Jeno yang ia pikul semenjak beberapa tahun lalu.

Melihat Jaemin di depannya dan adalah memang saudara kembarnya, ia langsung memeluk erat Jaemin.

"aku hanya bisa mempercayaimu Jaemin-ah" ucap Jeno dengan tulus. Jaemin sedikit binggung dengan Jeno kali ini.

"aku akan menemukan dimana Eomma kita berada" .

Jaemin membalas pelukan Jeno. Baekhyun dan Chanyeol yang baru saja pulang melihat pemandangan indah itu, ingin sekali ia bersama Chanyeol menghampiri mereka berdua dan memeluk erat kedua buah cintanya itu. Namun, ia takut merusak suasana.

Chanyeol hendak menarik Baekhyun kesana, dan melakukan seperti apa yang di pikirkan Baekhyun namun Baekhyun tidak membuat suasana sahyu itu hancur karena mereka berdua.

Baekhyun menggelengkan kepala dan menarik tangan Chanyeol untuk tidak perlu menganggu saudara kembar itu.

"Biarkan mereka menghabiskan waktu mereka bersama, aku tidak mau menjadi hal yang merusak suasana" Ujar Baekhyun mencegat Chanyeol.

Chanyeol dengan penuh Cinta ia memegang lembut wajah Pasangan tercintanya itu.

"Aku Mencintaimu Baekhyun" Baekhyun tersenyum bahagia mendengar itu.

Mereka sudah menikah 19 tahun lalu, Chanyeol dan Baekhyun masih saling mencintai, walau rasa cinta mereka tidak pernah hilang, mungkin hanya berkurang karena kehadiran kedua anak mereka.

Jaemin dan Jeno saling melepaskan pelukan mereka dan menyadari bahwa Chanyeol dan Baekhyun sedang memerhatikan mereka. Jaemin tersenyum pada kedua orang tuanya yang selama ini merawat mereka, sementara Jeno membuang wajah kearah lain sambil mengepalkan tangan.

"bolehkah kami memeluk kalian anak-anakku" Kata Baekhyun. Jaemin mengangguk sementara Jeno tidak berbalik dan melihat Chanyeol dan Baekhyun ia lansung enyah dari sana. Dan itu layaknya tombak yang menujam kearah hatinya, dimana putranya sampai sekarang membencinya.

"Jeno-ya! Dadda sangat merindukanmu, kau berada dekat dengan Dadda dan Deddy tapi kami tidak bisa menyentuhmu" ujar Baekhyun tertahan dengan airmatanya yang hendak menetes.

Saat itu Jeno terhenti dari langkah kakinya namun hatinya begitu keras sehingga dengan berat dan matanya yang berkaca-kaca ia melanjutkan langkah kakinya walau berat.

Tobe countinue

Nanti kan keselanjutannya ya semoga kalian suka jangan lupa vote ya

My Our Parents Are GayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang